Hitachi Energy telah membangun microgrid di Nusa Penida, Bali, yang dapat memenuhi kebutuhan 20% permintaan listrik selama KTT G20 yang baru saja digelar pada November 2022.
Microgrid 4MWp/3MW/3MWh merupakan bagian dari program dedieselisasi PLN untuk mengurangi emisi karbon dan mempercepat peralihan ke energi yang lebih hijau dengan mengganti 5.200 pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang saat ini masih beroperasi.
“Menjelang KTT G20, microgrid telah memasok listrik bersih ke Bali. Ini menunjukkan wujud komitmen nyata Indonesia dalam mendukung transisi energi sebagai poin pembahasan penting di KTT G20," ujar Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo.
Lebih lanjut, ia mengatakan pengoperasian PLTS ini menunjukkan kesiapan PLN dalam mengawasi transisi energi Indonesia dalam mencapai target bauran energi dan net zero emission di 2060. Demikia juga wujud komitmen perusahaan terhadap prinsip Environmental, Social and Governance (ESG).
Pengembangan proyek ini dibangun di atas lahan seluas 4,5 hektar oleh anak usaha PLN, yakni PT Indonesia Power. Proyek bertujuan untuk meningkatkan keandalan dan keberlanjutan pasokan listrik di Nusa Penida.
"Proyek ini dikerjakan dengan banyak tantangan selama delapan bulan. Dengan letak geografis pulau ini, PLTS harus dibangun di atas bukit kapur yang curam. Meski begitu, tim lapangan kami berhasil mengintegrasikan ladang surya dengan pembangkit listrik diesel dan sistem penyimpanan energi baterai,” ujar Country Managing Director, Hitachi Energy Indonesia Predrag Grupkovic.
Digarap melalui konsorsium dengan PT Surya Energi Indotama (SEI), Hitachi Energy memasok solusi tersebut termasuk: 3MW/3MWh e-meshTM PowerStoreTM Battery Energy Storage System (BESS) dan otomatisasi e-mesh dengan target pencapaian 6.779 MWh per tahun, dan mengurangi emisi karbon sebesar 3.200 ton CO2 per tahun.
Solusi gabungan menghasilkan pengoperasian BESS dan PV tenaga surya yang stabil dan terkoordinasi dengan PLTD yang ada. Pada siang hari, BESS menstabilkan fluktuasi dari pembangkit terbarukan dan memungkinkan pembagian beban untuk memastikan operasi genset yang efisien.
Lapisan kontrol e-mesh juga terus memantau anomali operasi daya, dan dapat dengan cepat mengirimkan energi dari BESS untuk melindungi jaringan listrik pulau.