Pertamina Gunakan CNG pada Moda Transportasi

Dok Pertamina
Penulis: Riri
28/12/2022, 17.58 WIB

Pertamina mendukung arahan Pemerintah untuk memanfaatkan DDF (Diesel Dual Fuel) sebagai Bahan Bakar Gas pada moda transportasi. DDF yang merupakan kombinasi solar dan Compressed Natural Gas (CNG) diluncurkan di Terminal Plumpang pada Selasa (27/12).

Penggunaan CNG merupakan sinergi dalam kerangka transisi energi yang dijalankan PT Pertamina Patra Niaga selaku pengelola Mobil Tangki Logistik dan PT Pertamina Gas Negara (PGN) Tbk selaku penyedia CNG. PGN menyediakan mobile SPBG serta LNG/CNG Trucking untuk mengakselerasi bauran energi dari gas, baik untuk transportasi maupun industri.

Penggunaan CNG untuk moda transportasi merupakan komitmen Pertamina untuk menurunkan emisi karbon, di mana emisi karbon gas alam lebih rendah 40% dibanding bahan bakar minyak. Di sisi lain, Indonesia memiliki potensi cadangan gas yang besar sehingga dapat mengakselerasi peningkatan bauran energi dari gas produksi dalam negeri.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Tutuka Ariadji mengatakan hal ini sejalan dengan program Pertamina terkait Net Zero Emission pada 2060. Ia berharap DDF dapat diimplementasikan di 89 mobil tangki Pertamina pada 2024.

“Pertamina telah berkontribusi besar dalam bidang ini, pemanfaatan gas bersama PGN dan Pertamina Patra Niaga dalam hal menyediakan dan mendistribusikan BBG. Ke depannya kami terus mendorong kontribusi terutama dengan DDF pada mobil tangki Pertamina ini.”

Implementasi DDF dapat mendorong efisiensi biaya operasional dan meningkatkan volume CNG sesuai dengan target Kepmen ESDM 47/2021. Adapun, PGN menargetkan perluasan pemanfaatan BBG untuk transportasi darat dalam lima tahun ke depan. Konversi ke BBG pada truk logistik BB  diharapkan bisa meningkatkan optimalisasi SPBG.

“Penggunaan DDF akan menghemat biaya bahan bakar pada truk dual fuel sampai dengan 30%. Secara teknis, DDF telah memenuhi standar keamanan di antaranya dari Kementerian ESDM Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian,” jelas Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan.

PGN menargetkan konversi 1.000 unit truk/ bus dalam lima tahun ke depan. Secara bertahap, konversi ke BBG akan dilakukan pada kendaraan kecil sekitar 18.000 unit. PGN menyiapkan 57 titik lokasi SPBG, termasuk Mobile Refueling Unit (MRU) untuk menyediakan serta mendistribusikan BBG.

Lokasi SPBG akan tersebar di Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan. Lokasi SPBG berada di jalur utama Sumatera Jawa dan jalur logistik nasional, sehingga akan mendorong Pertamina untuk mengonversi truk logistik menggunakan CNG.

Pada fase awal, penggunaan Gas Transport Module (GTM) dan Mobile Refueling Unit (MRU) untuk menyuplai CNG ke truk angkut BBM. Fase selanjutnya adalah revitalisasi SPBG Plumpang untuk suplai CNG ke truk angkut BBM dan kendaraan umum.