Laporan tersebut mengatakan emisi karbon dioksida (CO2) global akan mencapai 41,6 miliar metrik ton pada 2024, naik dari 40,6 miliar ton pada tahun lalu.
Indonesia harus memiliki komitmen yang kuat agar kebijakan penurunan emisi karbon dari sektor hutan dan lahan dengan kebijakan energi berjalan selaras.
Hingga kuartal tiga (Januari - September) 2024, inisiatif Environmental, Social & Governance (ESG) dekarbonisasi Pertamina telah berhasil mencapai reduksi emisi karbon sebesar 1.289.703 Ton CO2eq.
Penambahan kapasitas nikel 530 ribu ton pada 2028 akan berdampak signifikan pada lingkungan jika perusahaan nikel masih terus bergantung pada pembangkit listrik berbahan bakar fosil.