Sejumlah program Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir yang memberi dampak ekonomi dan sosial bagi masyarakat menunjukkan performa apik di penghujung tahun 2022.
Penyaluran kredit PNM Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) tercatat sebesar Rp 61,4 triliun hingga Desember 2022. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dari tahun 2021 yang sebesar Rp 46,4 triliun dan tahun 2020 sebesar Rp 24,4 triliun.
Seiring dengan peningkatan realisasi pencairan dana, jangkauan nasabah juga semakin luas. Pada 2022 jumlah nasabah tercatat sebanyak 13,5 juta atau meningkat sekitar 20,5 persen dibandingkan tahun 2021 yang sebanyak 11,2 juta nasabah.
Sementara apabila pencapaian tahun 2022 dibandingkan dengan jumlah nasabah yang berhasil dijangkau pada tahun 2020 yakni 7,8 juta, jumlahnya meningkat sekitar 73,1 persen.
Mekaar merupakan layanan pinjaman modal yang dihadirkan PNM untuk perempuan prasejahtera pelaku usaha ultra mikro. Selain akses permodalan, program PNM Mekaar juga dikuatkan dengan aktivitas pendampingan usaha dan dilakukan secara berkelompok.
Dikutip dari Republika.co.id (15/10/2022), Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, BUMN mendorong program ibu-ibu Mekaar yang ada di desa dengan pinjaman Rp 1 juta-Rp 4 juta tanpa agunan.
“Supaya ekonomi di desa bisa menjaga pembangunan ekonomi keluarga dan menunjang pendidikan,” ujarnya.
Sementara program pemberdayaan masyarakat melalui KUR juga menunjukkan kinerja yang baik. Bank-bank BUMN yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) mencatatkan kontribusi mencapai 90 persen dalam penyaluran KUR tahun 2022. Jumlahnya mencapai Rp 328,2 triliun yang disalurkan kepada 7,2 juta nasabah hingga Desember 2022.
Mengutip Databoks, menurut data Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) Kementerian Keuangan, sejak 2014 sampai 26 Desember 2022 pemerintah telah menyalurkan KUR dengan total nilai akad Rp1.312,59 triliun.
Selama periode tersebut, bank penyalur KUR terbesar adalah BRI dengan nilai akad Rp 899,1 triliun. Selanjutnya adalah Bank Mandiri sebesar Rp 172,5 triliun, BNI sebesar Rp 141,4 triliun, dan Bank Syariah Indonesia sebesar Rp 23 triliun.