Erick Thohir: BUMN Dorong UMKM Naik Kelas

ANTARA FOTO/Budi Prasetiyo/wsj/aww.
Pengunjung melihat kain tenun yang dijual di Sarinah, Jakarta, Selasa (5/7/2022). Sarinah merupakan wadah bagi sejumlah produsen produk UMKM lokal yang sebagian besar telah lolos proses kurasi dan diharapkan mampu membawa UMKM lokal ke pasar internasional.
30/1/2023, 10.36 WIB

Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan bahwa berbagai program yang disiapkan oleh Kementerian BUMN dalam mendorong inklusi keuangan dan penguatan bisnis UMKM telah berhasil mengantarkan para pelaku usaha untuk naik kelas.

Salah satu Program tersebut adalah Program Pasar Digital atau PaDI UMKM. Program ini menjadi salah satu sarana mengarahkan bisnis UMKM pada kepastian dan keberlanjutan usaha. 

Program PaDI UMKM ini juga sejak awal mampu mendorong transformasi BUMN dalam membentuk ekosistem yang melibatkan UMKM.

Erick mengatakan, hingga saat ini sebanyak 40.000 UMKM sudah bergabung dalam program Pasar Digital UMKM. Sementara sebanyak 92 perusahaan dan anak perusahaan BUMN sudah menyalurkan pembiayaan Rp 24,4 triliun sepanjang tahun 2022. 

“Target tahun 2023 Insya Allah mencapai Rp 50 triliun,” ujar Erick saat memberi sambutan pada acara BRI Microfinance Outlook 2023 di Jakarta (26/1), dikutip dari keterangan tertulis.

Erick menambahkan, transformasi kolaboran dalam Program PaDI tidak hanya membantu menyerap produk dari UMKM tetapi juga menjaga agar BUMN tidak bersikap sebagai menara gading yang tak tersentuh oleh rakyat.

“BUMN bukan menara gading yang tidak tersentuh oleh rakyat. PaDI UMKM juga menjaga agar dapat membantu perjalanan kita menuju Indonesia yang merdeka dan berdaulat,” ujarnya.

Erick mengungkapkan, dirinya lega dan gembira karena pembicaraan mengenai inklusi keuangan semakin mengarah dan menajam kepada UMKM. Itu penting karena UMKM merupakan arena kehidupan rakyat, arena perekonomian masyarakat, dan arena untuk mempercayakan harapan besar kala bertahan dengan usaha sendiri.

“(UMKM itu) bukan hanya untuk melompat jauh dengan inovasi. Seringkali, usaha rakyat ini dilakukan hanya untuk bertahan hidup sehari – hari,” ujarnya.

Untuk memperkuat inklusi keuangan pada UMKM ini, Erick menekankan peran BRI sebagai Holding Keuangan Ultra Mikro. Sebab BRI, sejak awal, telah konsisten berfokus pada pengembangan perekonomian dan keuangan rakyat.

“Terutama dalam menjalankan target kita dalam menyalurkan pembiayaan dan pendampingan hingga kini. BRI berhasil mengintegrasikan 34 juta nasabah dari target 50 juta nasabah melalui holding ultra mikro,” kata Erick.