Melihat Lagi Aksi ‘Bersih-Bersih’ Erick Thohir di BUMN

Kementerian BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir mengumpulkan 41 direksi dari lembaga - lembaga dana pensiun di lingkungan BUMN pada Rabu (11/1/2023) malam, di Jakarta. Pada kesempatan yang diberi tema “Pencegahan Korupsi dan Perbaikan Sistem” ini, Erick mengingatkan agar para direksi mewarisi kebaikan, bukan malah meninggalkan masalah, seperti yang telah terjadi dengan ASABRI dan Jiwasraya.
Penulis: Riri
21/2/2023, 08.04 WIB

Menteri BUMN Erick Thohir terus menggalakkan program ‘bersih-bersih’ di lingkup BUMN demi mendorong seluruh perusahaan pelat merah yang lebih transparan dan tidak mewariskan masalah. 

Upaya Erick untuk membenahi BUMN bukan tanpa alasan. Stigma negatif telah melekat di lingkungan BUMN akibat dua kasus megakorupsi dari PT Asuransi Jiwasraya dan PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri). 

Masing-masing telah merugikan negara sebesar Rp16,8 triliun dan Rp22,7 triliun. Kemudian, dugaan penyelewengan dana di BUMN lain, seperti PT Waskita Beton Precast dan Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Baru-baru ini, Erick juga mengungkap keresahannya terhadap defisit dana pensiun yang dikelola perusahaan BUMN sebesar Rp9,8 triliun. 

Dari hasil review komprehensif yang dilakukan ke seluruh lembaga dana pensiun di perusahaan pelat merah, ternyata hanya 35% yang mampu mengelola dana pensiun dengan baik. Sementara, sisanya 65% dilaporkan bermasalah.

“Membersihkan BUMN bukan tugas yang mudah. Ancaman dan cibiran datang silih berganti. Tapi ini harus jalan terus. BUMN harus sehat agar bisa memberikan banyak manfaat untuk masyarakat dan negara,” tutur Erick dalam laman Instagram pribadinya.

Berdasarkan hasil pemantauan Indonesia Corruption Watch (ICW) pada 2022, korupsi rawan tejadi di BUMN sektor keuangan. Pasalnya, kasus korupsi terbanyak yang terjadi pada periode 2016-2021 berasal dari sektor keuangan dengan 38 kasus. 

Halaman: