Pencegahan stunting hingga capai 14% pada 2024 menjadi program prioritas pemerintah saat ini. Namun, pengentasan stunting tidak bisa dilakukan dengan mengandalkan pemerintah saja, tetapi juga pihak swasta. Danone Indonesia berupaya membantu pemerintah mencapai target penurunan angka stunting melalui program Isi Piringku.

Sustainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo menjelaskan, program ini untuk memperkuat pola arahan Kementerian Kesehatan dan WHO terkait keseimbangan gizi. Program Isi Piringku diharapkan dapat memberikan edukasi lebih lanjut ke masyarakat mengenai porsi yang tepat untuk kebutuhan sehari-hari.

"Danone terus berkomitmen mencegah upaya stunting, tidak hanya dengan produk sehat kami, seperti Aqua dan SGM, tetapi juga lewat program edukasi," kata Karyanto Senin (27/3).

Program Isi Piringku diluncurkan di beberapa sekolah Muhammadiyah di Klaten, Wonosobo, dan Surakarta, serta hasil kerja sama Danone Indonesia dengan Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Muhammadiyah.

Berdasarkan studi status gizi Indonesia 2022, kasus stunting dan gizi masih menimpa 21,6 persen populasi di Indonesia dan Jawa Tengah. Sementara, sebanyak 3,5% balita di Indonesia kelebihan berat badan, 17,1% kekurangan berat badan, dan 7,7% balita mengalami penurunan bobot tubuh secara berkelanjutan.

Ketua Majelis Pendidikan Dasar, Menengah dan Pendidikan non formal PP Muhammadiyah, Didik Suhardi mengungkap anak-anak yang terjangkit stunting akan terganggu produktivitasnya karena mengurangi daya serap dan pertumbuhan fisik.

Faktor penyebabnya bukan karena asupan gizi tidak seimbang atau masalah ekonomi saja, tetapi juga pola hidup dan infrastruktur yang buruk. "Kami harap program ini bisa diperluas di kabupaten/kota lain karena angka stunting di beberapa daerah cukup tinggi," katanya.

Dosen Peminatan Gizi Kesmas FIKES Universitas DR. HAMKA Jakarta, Nur Asiah menjelaskan, porsi pada program Isi Piringku terdiri dari komposisi 2/3 makanan pokok, 2/3 sayuran, 1/3 lauk pauk, dan 1/3 buah-buahan. Asupan makanan bergizi menjadi penentu tumbuh kembang anak di masa depan.

Stunting membuat anak gagal tumbuh baik dari sisi fisik, perkembangan kognitif hingga menimbulkan penyakit degeneratif di masa depan. Asupan gizi seimbang penting untuk memenuhi nutrisi mengingat anak sedang aktif dengan kegiatan sekolah, les, olahraga dan aktivitas lainnya. 

"Dan ini menjadi harapan kita karena kita akan menjadi bonus demografi. Tentu kualitas tetap harus dikedepankan di samping kuantitas,” tutupnya.