Indeks Bisnis UMKM BRI Tunjukkan Optimisme Ekspansi Terus Berlanjut

BRI
Dalam menyambut Q2-2023, optimisme pelaku UMKM terhadap aktivitas usahanya diprediksi akan terus berlanjut. Pasalnya,BRI Research Institute mengungkapkan terjadi peningkatan ekspektasi indeks bisnis UMKM tiga bulan mendatang dari 130,1 menjadi 131,9.
3/5/2023, 13.37 WIB

Memasuki kuartal II 2023, pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia terus bergeliat. Hal ini tercermin dari hasil Indeks Bisnis UMKM Q1-2023 dan Ekspektasi Q2-2023 yang dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melalui BRI Research Institute.

Dalam data tersebut, Indeks Bisnis UMKM Q1-2023 tercatat pada level 105,1 yang berarti ekspansi bisnis UMKM akan terus berlanjut.

Adapun, faktor-faktor yang mendorong ekspansi tersebut antara lain kehidupan yang semakin normal pasca pandemi dan daya beli masyarakat semakin menguat yang berdampak pada permintaan terhadap barang dan jasa yang juga semakin meningkat.

Dalam menyambut Q2-2023, optimisme pelaku UMKM terhadap aktivitas usahanya diprediksi akan terus berlanjut. Pasalnya, terjadi peningkatan ekspektasi indeks bisnis UMKM tiga bulan mendatang dari 130,1 menjadi 131,9.

Peningkatan ekspektasi tersebut juga ditopang oleh perayaan Idul Fitri, sehingga mendorong permintaan dan harga barang dan jasa meningkat.

Di sisi lain, puncak panen raya tanaman bahan makanan diprediksi akan terjadi pada Q2-2023 dengan asumsi kondisi cuaca yang semakin kondusif bagi sektor pertambangan, konstruksi, pertanian, dan perikanan laut.

Hasil riset juga mengungkapkan mengenai ekspansi bisnis UMKM terjadi di sebagian besar sektor usaha UMKM. Mulai dari sektor pertanian hingga pertambangan.

Untuk sektor pertanian, menunjukkan hasil yang membaik dibandingkan kuartal sebelumnya, seiring dengan panen raya tanaman bahan makanan yang mulai berlangsung.

Namun begitu, ada produksi beberapa komoditas pertanian yang terganggu akibat curah hujan yang tinggi dan musim trek kelapa sawit serta pupuk yang masih mahal.

Begitu pun dengan sektor pertambangan yang terganggu akibat curah hujan yang tinggi serta berakhirnya perayaan Nataru membuat permintaan terhadap jasa pengangkutan (sewa mobil dan jasa transportasi lainnya) kembali normal.

Untuk sektor perdagangan, sektor hotel & resto/warung serta sektor jasa-jasa tetap ekspansi, namun sedikit melambat, yang antara lain disebabkan oleh normalisasi permintaan pasca Nataru.

Untuk sektor industri pengolahan, aktivitasnya sedikit meningkat lantaran mulai meningkatnya permintaan menjelang puasa dan lebaran. Pada Q2-2023, ekspansi bisnis UMKM diperkirakan akan semakin pesat, terutama sektor konstruksi, pengangkutan dan pertanian.

Sejalan dengan usahanya yang tetap ekspansif, sentimen pebisnis UMKM pada Q1-2023 tetap baik, dalam arti pelaku UMKM menilai kondisi ekonomi, sektor usaha dan usaha yang dikelolanya saat ini secara umum masih baik.

Hal ini tercermin pada Indeks Sentimen Bisnis UMKM yang tetap berada di atas 100, tepatnya berada di level 121,6. Namun, dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, penilaian tersebut menurun terutama disebabkan oleh menurunnya penilaian pelaku UMKM terhadap kondisi ekonomi dan bisnis saat ini.

Pola ini terlihat di sebagian besar sektor usaha UMKM, kecuali sektor industri pengolahan yang sentimennya relatif stabil dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Dengan usaha yang masih ekspansif, pelaku UMKM tetap memberikan penilaian yang tinggi terhadap kemampuan pemerintah dalam menjalankan tugas-tugas utamanya, dengan indeks 137,4, tapi turun tipis dari kuartal sebelumnya 138,3.

Pelaku UMKM memberikan penilaian tertinggi terhadap kemampuan pemerintah menciptakan rasa aman dan tenteram serta menyediakan dan merawat infrastruktur.

Hasil riset ini sesuai dengan pernyataan Direktur Utama BRI Sunarso saat pemaparan kinerja keuangan BRI Kuartal I 2023 pada 27 April 2023 yang lalu. Sunarso mengungkapkan bahwa UMKM masih memiliki prospek yang cerah ke depannya.

Prospek UMKM terdapat pada bisnis yang dekat dengan kebutuhan hidup, seperti makanan, makanan dan hulu hilirnya. Hulunya makanan adalah pertanian, terutama pertanian pangan itu tetap menarik bagi BRI.

“Jadi tetap yang menarik saya katakan adalah hal-hal yang terkait sama pangan termasuk hulu hilirnya. Hulu hilirnya di antaranya pertanian pangan kemudian produksi pangan itu sendiri, industri berbasis pangan, distribusi pangan, perdagangan pangan," kata Sunarso, dalam keterangan tertulis, Rabu (3/5).

Selain pangan, kata Sunarso, industri kesehatan juga tak kalah penting karena makan saja tidak cukup tetapi harus sehat juga.

"Kemudian baru makan saja tidak cukup, harus sehat, makanya yang terkait sama industri kesehatan itu yang kita support,” pungkas Sunarso.