Pembangunan ekosistem kesehatan yang mumpuni akan membantu meningkatkan kepercayaan masyarakat. Hal ini penting dilakukan di tengah banyaknya warga Indonesia yang saat ini berobat di luar negeri. Jumlahnya sekitar 2 juta orang.
Indonesia memiliki PT Pertamina Bina Medika, perusahaan yang membawahi holding rumah sakit (RS) pelat merah. Dengan brand Indonesia Healthcare Corporation, anak usaha PT Pertamina itu mengelola 36 RS milik badan usaha milik negara (BUMN), sekaligus berafiliasi dengan 39 rumah sakit swasta dan 172 klinik kesehatan.
Kementerian BUMN saat ini fokus mengerjakan proyek Bali International Hospital (BIH). Fasilitas itu dibangun di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan di kawasan Sanur, Kabupaten Badung, Bali.
“Inilah kenapa kita harapkan rumah sakit di KEK Kesehatan ini jadi sebuah tujuan wisata baru untuk masyarakat Indonesia,” ujar Menteri BUMN Erick Thohir dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (10/7).
Selain meningkatkan minat masyarakat untuk berobat di dalam negeri, BIH diharapkan bisa menarik dokter-dokter dari Indonesia yang bekerja di luar negeri untuk kembali ke Tanah Air. Sejauh ini, ada 10 diaspora yang mendaftar untuk bekerja di BIH.
Direktur Utama IHC Mira Dyah Wahyuni menyampaikan, BIH akan berkolaborasi dengan Mayo Clinis, serta ditunjang oleh dokter spesialis, subspesialis, perawat, serta tenaga penunjang medis yang berpengalaman. IHC telah menyiapkan 70 persen dokter dari total kebutuhan yang ada.
“Kami juga melakukan on job training dan fellowship bagi tenaga kesehatan yang akan bertugas di BIH,” katanya. Para tenaga medis itu sementara bertempat di beberapa RS, seperti RS Dharmais, RS Harapan Kita, RS Pusat Otak Nasional, serta beberapa RS di Singapura dan Malaysia.