East Ventures, perusahaan venture capital (VC) pionir dan terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara, dan NalaGenetics, perusahaan bioteknologi yang berfokus pada pengobatan, diet, dan skrining yang dipersonalisasi, pada hari ini menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kerja sama tersebut merupakan bentuk komitmen East Ventures dalam mendukung analisa sampel genomik di Biomedical and Genome Science Initiative (BGSi) Indonesia.
Acara seremonial dari penandatangan nota kesepahaman ini berlangsung pada booth East Ventures pada acara Tech in Asia Conference 2023, di mana turut dihadiri oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin.
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Azhar Jaya, S.H., SKM, MARS, menuturkan, transformasi kesehatan yang dilakukan Pemerintah dan visi pihaknya untuk kesehatan di Indonesia diharapkan dapat menjadi solusi bagi masyarakat Indonesia untuk memperoleh akses yang baik, kualitas kesehatan yang baik, dan harga yang terjangkau.
Dengan reformasi ini, lanjutnya, pihaknya juga mengajak partisipasi publik terhadap inisiatif-inisiatif yang Pemerintah lakukan, seperti pengurutan genom (genome sequencing) melalui BGSi (Biomedical Genome Sequencing initiative) yang didukung oleh East Ventures.
“Ketika ada minat dan partisipasi pablik yang luas, hal ini memberikan sinyal kuat kepada pemerintah bahwa reformasi tersebut berjalan dengan baik. Oleh karena itu, semakin inklusif pendekatan kita, semakin lancar pula jalan menuju perubahan dan kemajuan” ungkap dr. Azhar Jaya.
Berdasarkan white paper: “Genomics: Leapfrogging into the Indonesian healthcare future,” yang dihadirkan East Ventures dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada Februari lalu, Indonesia memasuki tahap awal perjalanan genomiknya dan berada pada jalur yang tepat.
Seiring dengan berjalannya waktu, generasi muda Indonesia akan menua dan menghadapi risiko penyakit dan masalah kesehatan yang berpotensi infrastruktur kesehatan.
Untuk memitigasi potensi krisis kesehatan, genomik dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi pasien dengan memberikan upaya preventif, solusi perawatan dan pengobatan yang tepat yang dikenal dengan precision medicine.
Seiring berkembangnya genomik, hal ini berpotensi menghadirkan transformasi ekosistem layanan kesehatan dan berpotensi membuka manfaat ekonomi yang bernilai lebih dari 100 miliar dolar AS.
Kemitraan di antara ketiga pihak bertujuan untuk mempercepat perjalanan genomik di Indonesia. East Ventures menyediakan reagen dan bahan habis pakai (consumables) senilai Rp1.022.395.458, di mana barang-barang tersebut akan digunakan untuk proses sequencing di BGSi.
NalaGenetics akan bekerja sama dengan BGSi dengan transfer ilmu dan keahlian dalam melakukan sequencing. Kerja sama ini diharapkan dapat menciptakan inovasi produk baru berbasis data genetik lokal dalam memanfaatkan potensi dari data genomik populasi Indonesia.
“Kami menyambut baik komitmen East Ventures dan Nalagenetics dalam mendukung percepatan inisiatif genomic sequencing melalui BGSi ini. Dukungan East Ventures dan Nalagenetics ini menjadi dorongan kuat untuk Indonesia bisa memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat ke depannya,” ujar Azhar.
Ia menambahkan, berkaca dari negara-negara yang memiliki infrastruktur layanan kesehatan yang baik, pihaknya melihat adanya potensi yang sangat besar dan belum dimanfaatkan dalam industri layanan kesehatan Indonesia selama lima tahun ke depan.
“Potensi ini dapat dikategorikan ke dalam tiga sektor utama: rumah sakit, farmasi, dan aspek industri lainnya, termasuk peralatan medis. Potensi ini dapat menjadi peluang besar bagi para pelaku di sektor kesehatan, termasuk startup layanan kesehatan maupun investor,” imbuhnya.
Sementara itu, Willson Cuaca, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures, mengatakan, pihaknya senang dapat turut andil dalam mendukung perkembangan genomik di Indonesia.
Ia menambahkan, East Ventures selalu berkomitmen untuk mendukung inovasi yang berpotensi memberikan dampak signifikan di Indonesia, salah satunya genomik.
“Kami percaya kemitraan ini akan menjadi langkah yang signifikan dalam mewujudkan data entry genomik di Indonesia, guna membuka berbagai peluang kesehatan dari pengobatan preventif di Indonesia," kata Willson Cuaca.
Levana Laksmicitra Sani, Co-Founder dan Chief Executive Officer NalaGenetics, mengungkapkan, Nalagenetics telah berjuang di dunia preventif kesehatan di Indonesia, mulai dari pencegahan adverse drug reactions hingga pencegahan kanker dan penyakit kompleks yang lain.
Berdasarkan penelitian yang pihaknya lakukan, tes prediksi risiko kanker payudara yang kami kembangkan untuk populasi Indonesia dan berdasarkan data populasi Asia Tenggara, memiliki odds ratio 6x lebih tinggi dari kompetitor global yang tidak menggunakan data regional.
Ia menambahkan, dengan adanya data genomik populasi Indonesia, berbagai tes genetik dengan akurasi lebih tinggi akan dapat dikembangkan.
“Melalui kolaborasi dengan BGSI dan East Ventures, kami optimis proyek genomik ini dapat menjadi pendorong implementasi personalisasi kesehatan di Indonesia. Kami sangat senang bisa menjadi bagian dari proyek ini dan bisa memberikan kontribusi tenaga ahli sekuensing dan bioinformatika untuk proyek genomik ini,” kata Levana Laksmicitra Sani.
Pada kesempatan yang sama, East Ventures juga mengumumkan penutupan dana terbaru “Healthcare Fund” sebesar 30 juta dolar AS yang dialokasikan untuk memberikan investasi pada startup teknologi di bidang kesehatan.
East Ventures telah secara aktif mendukung perkembangan industri kesehatan Indonesia dan merebaknya startup teknologi kesehatan atau healthtech di Indonesia.
Sejak 2018, sebelum terjadinya pandemi Covid-19, East Ventures telah percaya akan potensi teknologi genomik dalam merevolusi sisten dan infrastruktur kesehatan Indonesia; di mana ditunjukan melalui investasi pada NalaGenetics, dan berbagai perusahaan lainnya.
Selain itu, East Ventures turut mendukung Kementerian Kesehatan dalam peluncuran Biomedical & Genome Science Initiative (BGSi) pada bulan Agustus 2022.
Dalam mendukung perkembangan ekosistem startup di bidang kesehatan, East Ventures turut terlibat dalam program inkubasi Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan, “Health Innovation Sprint Accelerator 2023 in collaboration with East Ventures”, yang telah rampung pada Mei lalu.