Firma hukum Makes and Partners menggelar forum diskusi eksekutif terbatas bertajuk “Indonesia Economic & Strategic Update 2025: Navigating Uncertainties in a Borderless Era” .
Bertempat di Hutan Kota by Plataran, Jakarta, acara tersebut mempertemukan sekitar 100 tokoh dari dunia usaha, pemerintahan dan politik. Sejumlah nama besar yang diundang antara lain, Hashim S. Djojohadikusumo, Pandu Sjahrir, Dilhan Pillay Sandrasegara, Iman Rachman, Pahala Mansury, dan Antonius Santoso.
Diskusi terbatas ini membahas strategi dalam menghadapi dinamika geopolitik, perkembangan iklim investasi, serta prioritas strategis nasional tahun 2025, sekaligus menjadi gambaran optimisme di tengah ketidakpastian global akibat perang dagang, perubahan iklim, dan kebijakan ekonomi baru.
Yozua Makes, Managing Partner Makes & Partners, menegaskan pentingnya pendekatan hukum yang tidak sekadar normatif, tetapi strategis.
“Selama lebih dari tiga dekade, kami memandang layanan hukum korporasi dengan kacamata strategis. Saat ini, pelaku usaha memerlukan lebih dari sekadar jawaban hukum – mereka butuh antisipasi jangka panjang yang selaras dengan arah kebijakan nasional,” ujarnya.
Yozua menyoroti pentingnya sinergi antara visi dunia usaha dengan prioritas pemerintah, seperti penciptaan iklim investasi yang kondusif, hilirisasi ekonomi, penguatan BUMN, dan sektor keuangan.
Diskusi yang juga dipimpin oleh Iwan Margono dari EY Indonesia ini memperkaya perspektif peserta dari sisi internal dan eksternal. Pemerintah, misalnya, tengah mendorong agenda ekonomi hijau dan penguatan entitas seperti Danantara Indonesia, yang menurut CIO-nya, Pandu Sjahrir, siap menjadi jembatan kebutuhan investasi melalui konsolidasi strategis BUMN.
Sementara itu, Utusan Khusus Presiden untuk Energi dan Lingkungan, Hashim S. Djojohadikusumo, mengungkapkan bahwa Indonesia telah menyiapkan berbagai proyek energi baru dan terbarukan yang kini menanti kerja sama pembiayaan dari sektor publik dan swasta.
Forum ini juga menjadi ajang berbagi inisiatif dari pemangku kepentingan lain, seperti Bursa Efek Indonesia yang tengah memperkuat pasar modal sebagai fondasi pertumbuhan berkelanjutan. Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) turut mendukung agenda deregulasi demi menciptakan iklim bisnis yang kompetitif di tengah ketidakpastian global.
Diskusi juga diisi dengan pemaparan riset terbaru dari McKinsey & Company yang menegaskan pentingnya produktivitas penduduk sebagai penopang ketahanan ekonomi jangka panjang Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Makes & Partners juga mengumumkan penguatan Practice Group untuk bidang Strategic & Tactical Solutions. Inisiatif ini mencerminkan pendekatan firma hukum tersebut dalam memberikan solusi hukum yang tidak hanya sesuai aturan, tapi juga praktis dan relevan secara komersial dan regulatif.
Sebelumnya pada awal 2025, Makes & Partners telah merilis publikasi eksklusif bertajuk "Building a Resilient, Crisis-Ready Company", yang membahas strategi hukum untuk membangun perusahaan tangguh menghadapi krisis. Tiga fokus utama dalam publikasi tersebut adalah evaluasi kewajiban kontraktual, kepatuhan hukum, dan strategi restrukturisasi.
Dengan penyelenggaraan forum strategis ini, Makes & Partners berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam membantu pelaku usaha dan pemangku kepentingan menavigasi dinamika domestik maupun global secara lebih terarah dan adaptif.