Pengembangan komoditas pangan seperti jagung, gula, dan beras digalakkan dalam upaya pembangunan desa. Langkah tersebut menjadi harapan bagi desa-desa tertinggal untuk keluar dari lingkaran kemiskinan.
Di wilayah Halmahera Barat, Maluku Utara, misalnya, memiliki potensi komoditas pangan unggulan berupa jagung. Produksinya ditaksir bisa mencapai 100 ribu ton. Begitupun di wilayah Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, yang digadang mampu memproduksi lebih dari 500 ribu ton tebu.
Optimalisasi potensi tersebut antara lain melalui program Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades). Desa juga didorong untuk menjalin kerja sama dengan pihak-pihak swasta. Bahkan, kemitraan yang terjalin lebih dari 300 kerja sama dengan nilai investasi mencapai Rp 47 triliun.
Pengembangan komoditas pangan merupakan bagian dari upaya meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM). Sejak 2014, IPM di daerah tertinggal telah meningkat dari 59,2 menjadi 61,2 pada 2017.