Ancaman terorisme menjadi risiko berbisnis di Indonesia. Laporan dari World Economic Forum 2018 mencatat, kekhawatiran para pebisnis atas terorisme di Tanah Air merupakan yang tertinggi ketiga di Asia Tenggara, dengan skor 38 persen. Negara dengan tingkat kekhawatiran terorisme lebih tinggi ialah Singapura dan Filipina dengan skor lebih dari 40 persen.
Analisis dari Aon Risk Solution 2018 menunjukkan delapan persen serangan teroris di Asia Tenggara ditujukan ke pusat kegiatan bisnis. Selain itu laporan ini juga mencatat terdapat peningkatan serangan terorisme meningkat tiga kali per bulan. Terlebih, 74 persen dari kenaikan serangan tersebut memiliki relasi dengan jaringan ISIS.
Meski isu terorisme menjadi kekhawatiran para pelaku bisnis, performa pasar Indonesia masih terbilang aman. Pada peristiwa Bom Thamrin, Bom Solo, dan Bom Surabaya, pembukaan perdagangan dan IHSG memang sempat melemah namun kembali menguat. Langkah penanganan teror ditambah berbagai indikator ekonomi makro lain yang terjaga menjadi faktor penting masih amannya kegiatan ekonomi di Tanah Air.