Di Asia Tenggara, Indonesia menjadi negara dengan jumlah perokok terbanyak dan angka kematian penyakit kardiovaskular tertinggi. Menurut World Health Organization, rokok menjadi penyebab utama tingginya angka kematian penyakit kardiovaskular setelah tekanan darah tinggi.
(Ekonografik: Puluhan Ribu Triliun, Biaya Stroke dan Jantung)
Menurut Tobacco Control Support Center (TCSC) IAKMI, yang dilansir dari cnnindonesia.com, terjadi 1,74 juta kematian akibat rokok pada 2013. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia menyatakan bahwa Indonesia mengalami darurat konsumsi rokok dengan jumlah perokok aktif tidak kurang dari 29,3% penduduk dan menjadi yang tertinggi ketiga di dunia setelah China dan India.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, dr HM Subuh, menjelaskan bahwa harga rokok yang murah menjadi salah satu penyebab meningkatnya angka perokok di Indonesia. Murahnya harga rokok dikhawatirkan dapat dijangkau remaja dan berimbas pada meningkatnya angka perokok usia 13-15 tahun.
(Baca: Pencegahan Sakit Kurangi Beban Ekonomi Rp 16.900 Triliun)
Kandungan nikotin pada rokok dapat memicu penyakit kardiovaskuler. Nikotin dapat merangsang produksi adrenalin dalam tubuh yang menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dan tekanan darah meningkat. Selain nikotin, rokok mengandung 200 zat berbahaya lainnya yang dapat menyulut berbagai macam penyakit.