Gencarnya pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur tak serta merta memicu penyaluran kredit perbankan, khususnya kredit kepada korporasi. Berdasarkan data Bank Indonesia, penyaluran kredit perbankan (termasuk Bank Perkreditan Rakyat) dalam rupiah dan valuta asing pada triwulan I-2016 melambat. Pada triwulan I-2016, total kredit perbankan mencapai Rp4.028 triliun atau turun 1,1 persen dari triwulan IV-2015 sebesar Rp4.083 triliun.
Survei Bank Indonesia terhadap 40 bank menunjukkan indikasi perlambatan kucuran kredit pada triwulan I-2016 tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) yang hanya tumbuh 31,3 persen atau lebih rendah dari triwulan sebelumnya 56,9 persen. Perlambatan pertumbuhan permintaan kredit baru terjadi pada kredit modal kerja dan kredit konsumsi, sedangkan permintaan kredit investasi semakin menguat.
Kecuali sektor jasa, penyaluran kredit perbankan kepada semua sektor menurun. Kredit ke sektor pertambangan dan penggalian turun paling tajam sebesar 11 persen yang disebabkan anjloknya harga energi dan penurunan ekspor komoditas tambang.
Berdasarkan survei BI itu, para bankir optimistis penyaluran kredit akan naik lagi pada triwulan II-2016.