Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan Kamboja bisa menjadi salah satu pesaing Indonesia dalam menarik investasi asing di Asia Tenggara. Kamboja memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan.
(Baca: Modal Domestik Topang Investasi Kala Pandemi)
PDB Kamboja tumbuh di kisaran 7 persen selama periode 2014-2018. Permintaan dalam negeri pun tinggi, terlihat dari nilai impor yang meningkat pada semester I-2019. Misalnya, minyak bumi (91 persen), barang elektronik (88 persen), dan kendaraan bermotor (19 persen).
(Baca: Jalan Terjal Investasi Indonesia)
(Baca: Korupsi Penghambat Utama Investasi di Indonesia)
Kamboja juga memiliki proporsi penduduk muda yang besar. Median usia populasinya tercatat pada usia 26 tahun pada 2018. Karena itu, hanya 10,3 persen penduduknya yang berusia di atas 55 tahun.
(Baca: Investasi Asing di Perbankan Indonesia)
Kemudian, terjadi peningkatan investasi asing hingga dua kali lipat dari realisasi pada 2015 menjadi US$ 3,6 miliar pada 2019. Sejumlah perusahaan multinasional pun semakin tertarik memperluas lini bisnisnya di Kamboja. Perusahaan garmen Shenzou membangun pabrik US$ 150 juta yang akan rampung pada 2021. Toko ritel Circle K, Decathlon, dan Kinokuniya, juga berencana memperbanyak cabangnya.