Protokol Kesehatan Demi Taklukan COVID-19

Penerapan 3T alias tracing, testing, treatment sama pentingnya dengan protokol kesehatan 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak). 3T yang dilakukan Satgas Penanganan Covid-19  bersama tenaga kesehatan, sedangkan 3M oleh masyarakat. Dua hal ini merupakan senjata untuk melawan Covid-19 yang saling melengkapi.

Testing alias pemeriksaan dini bertujuan agar bisa mendapatkan perawatan secepat mungkin dan dapat meminimalisir potensi penularan ke orang lain. Ada pula tracing atau pelacakan, ini dilakukan pada kontak-kontak terdekat pasien positif Covid-19. Setelah diidentifikasi oleh petugas kesehatan, kontak erat pasien harus melakukan isolasi atau mendapatkan perawatan lebih lanjut (treatment).

Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 diketahui, risiko penularan Covid-19 tanpa berperilaku 3M bisa mencapai seratus persen. Tapi, apabila teratur mencuci tangan maka risiko tertular turun jadi 35 persen. Ditambah memakai masker kain risikonya turun menjadi 45 persen. Lalu, dibarengi menjaga jarak 1 meter maka risiko penularan turun hingga 85 persen, alias potensinya menjadi tinggal 15 persen.                              

Efektivitas tersebut yang mendasari protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) sebagai upaya utama untuk dijalankan seluruh masyarakat. Setiap saat, pemerintah selalu mengimbau agar mentaati 3M karena masyarakat juga memiliki peranan penting dalam upaya menekan angka penularan Covid-19.

“Kita harus terus bersama-sama dengan pemerintah melakukan kewajiban 3T (Testing, Tracing, Treatment), dan masyarakat menjalankan 3M. Kita sama-sama ambil bagian sebagai subjek penanganan pandemi ini,” kata dr. Muhammad Fajri Adda’i, dokter relawan COVID-19 dan edukator kesehatan dalam diskusi yang diselenggarakan Komite penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), baru baru ini.