Pada ulang tahun ke-57, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. atau Telkom menghadirkan kesetaraan akses informasi hingga ke pelosok negeri. Ini dilakukan guna mengakselerasi mimpi-mimpi anak bangsa melalui digitalisasi untuk Indonesia yang lebih baik. Upaya ini dilakukan melalui infrastruktur, platform digital dan layanan digital.
Berdasarkan laporan tahunan Telkom 2021, infrastruktur Telkom sudah sampai ke pelosok Nusantara. Jaringan Fiber Optic (FO) backbone sepanjang 170.885 km, 109 transponder satelit, 251.116 BTS (Base Transceiver Station), 36.761 tower, 14,1 juta optical port dan 390.976 access point.
Masih dari laporan yang sama, platform digital sebanyak 26 data center, Telkom Cloud, Internet of Thing, Cyber Security, Big Data atau Artificial Intelligence dan payment atau blockchain.
Untuk memaksimalkan upaya digitalisasi di Tanah Air, Telkom menyediakan berbagai layanan digital di berbagai bidang. Ada Agree untuk pertanian, Logee untuk logistik, PaDi UMKM untuk pasar digital UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).
Layanan digital Telkom lainnya yaitu BigBox untuk pengelolaan data, Pijar Mahir untuk pendidikan, MySooltan untuk operasi bisnis secara digital, Antares sebagai solusi IoT pada bisnis dan PeduliLindungi pada bidang kesehatan.
Upaya Telkom mengakselerasi digitalisasi ikut mendorong ekonomi digital Indonesia. Berdasarkan laporan E-CONOMY SEA 2021, nilai ekonomi digital Indonesia mencapai Rp997 triliun.
Pada tahun yang sama, berdasarkan hasil survei dan kajian Katadata Insight Center (KIC) bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika, skor indeks literasi digital masyarakat Indonesia mencapai 3,49 pada 2021. Artinya, skor literasi digital negeri ini berada pada level sedang.
Pada awal 2022, pengguna internet di Indonesia telah mencapai 204,7 juta jiwa, meningkat sebanyak 2,1 juta dibanding 2021. Dengan penetrasi penggunaan internet yang terus meningkat, potensi ekonomi digital Indonesia diperkirakan bisa mencapai Rp5.718 triliun pada 2030.