PT Telkomsat, anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk berhasil meluncurkan Satelit Merah Putih 2 pada Rabu, 21 Februari lalu pukul 03.11 WIB di Florida, Amerika Serikat. Satelit ini merupakan satelit ke-11 yang diluncurkan TelkomGroup, sekaligus satelit pertama TelkomGroup yang menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) atau broadband satellite.
Telkomsat bermitra dengan perusahaan asal Prancis Thales Alenia Space untuk memproduksi Satelit Merah Putih 2. Untuk peluncuran, Telkomsat bekerja sama dengan SpaceX milik Elon Musk. Sama seperti satelit pendahulunya yaitu Satelit Merah Putih 1 (Telkom 4), peluncuran Satelit Merah Putih 2 menggunakan roket Falcon 9 besutan SpaceX. Total investasi satelit ini mencapai Rp3,5 triliun.
Satelit Merah Putih 2 memiliki misi pemerataan akses konektivitas di Indonesia, khususnya daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) dan area laut. Berbeda dengan pendahulunya yang hanya menggunakan transponder aktif frekuensi C-band, Satelit Merah Putih 2 dilengkapi teknologi yang mengkombinasikan C-band dengan Ku-band, yang mana memiliki performa paling baik terhadap curah hujan.
Dengan kapasitas hingga 32 Gbps, satelit ini juga akan meningkatkan kapasitas internal satelit Indonesia yang telah beroperasi saat ini (Telkom 3S dan Merah Putih 1) dari 10 Gbps menjadi total 42,4 Gbps.
Satelit Merah Putih 2 akan mengorbit pada Maret 2024 di lokasi 113 Bujur Timur (BT) orbit geostasioner ketinggian 36.000 km di atas permukaan laut, tepatnya di atas Pulau Kalimantan. Diestimasikan satelit ini akan mulai beroperasi per April 2024 dengan durasi masa pakai hingga 16 tahun.
Target segmen pengguna satelit ini bukan hanya masyarakat konsumen Very Small Aperture Terminal (VSAT), tetapi juga menjangkau industri pertambangan dan area laut yang selama ini belum terjangkau layanan terestrial.