Osteoporosis masih menjadi ancaman nyata bagi kesehatan tulang masyarakat Asia, termasuk di Indonesia. Data Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) 2020 mencatat, prevalensi penyakit ini mencapai 28,8% pada pria dan 32,3% pada wanita.
Risiko meningkat signifikan pada wanita berusia di atas 50 tahun, terutama akibat penurunan hormon estrogen pascamenopause yang berperan penting dalam menjaga metabolisme tulang. Ketika kadar hormon ini menurun, laju pengeroposan tulang menjadi lebih cepat dibanding proses pembentukannya.
Namun, masalah tulang keropos tidak muncul tiba-tiba. Prosesnya bisa dimulai sejak usia muda. Kekurangan asupan kalsium dan vitamin D selama masa pertumbuhan dapat menghambat pembentukan massa tulang optimal, yang biasanya tercapai di usia 25–30 tahun. Akibatnya, tulang menjadi lebih rentan terhadap pengeroposan dini dan risiko fraktur, bahkan hanya karena benturan ringan.
Menjaga kesehatan tulang karenanya harus dilakukan sejak dini. Pola makan bergizi, aktivitas fisik teratur, dan konsumsi susu tinggi kalsium menjadi langkah sederhana namun efektif untuk memperlambat pengeroposan tulang.
Hasil Anlene™ Bone Scan selama 2024–2025 menegaskan pentingnya empat unsur utama penjaga kekuatan tulang: kalsium, vitamin D, protein, dan kolagen. Kekurangan salah satu unsur tersebut dapat menyebabkan tulang keropos, sendi kaku, dan penurunan massa otot.
Menariknya, hasil survei Anlene Indonesia menemukan bahwa mereka yang jarang berjalan kaki memiliki risiko pengeroposan tulang 1,4 kali lebih tinggi dibanding yang rutin berjalan kaki. Sementara itu, konsumsi susu Anlene secara rutin dapat menurunkan risiko osteoporosis hingga dua kali lipat.
Di tengah gaya hidup modern yang serba cepat dan minim aktivitas fisik, banyak orang lupa bahwa kesehatan tulang adalah fondasi utama untuk tetap aktif dan produktif hingga usia lanjut.
Tak hanya bagi lansia, kini generasi muda pun harus mulai menyadari pentingnya menjaga kekuatan tulang sejak dini. Melalui beberapa kampanye gaya hidup sehat, kesadaran tersebut juga menjadi salah satu yang diinisiasi oleh ajakan sederhana namun bermakna besar untuk mencegah osteoporosis sejak dini.
Menurut survei pemindaian tulang Anlene terhadap lebih dari 500.000 orang di 16 kota di Indonesia, risiko osteoporosis meningkat rata-rata 20% setiap 10 tahun pertambahan usia. Fakta ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk mulai menjaga kekuatan tulang sejak dini, bukan menunggu gejala muncul.
Selama lebih dari dua dekade, Anlene berkomitmen mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan tulang sejak dini melalui kampanye gaya hidup aktif dan pemenuhan nutrisi yang tepat. Karena menjaga tulang bukan hanya soal usia tua, melainkan investasi kesehatan jangka panjang agar tetap kuat, bebas bergerak, dan produktif di setiap tahap kehidupan.