Istilah dropship sudah tidak asing dalam bisnis daring atau online. Dropship termasuk cara populer menjual produk dalam dunia digital marketing. Peran dropship hampir sama dengan reseller.
Adanya dropship dan reseller ini membantu produsen atau supplier menjual lebih banyak barang. Selain itu, keberadaan bidang dropship ini juga membantu produk terjual di pangsa pasar lebih luas. Konsumen mudah untuk mendapatkan produk karena dijual di pasaran.
Pengertian Dropshipper
Mengutip dari buku Panduan Lengkap Manajemen Distribusi, dropship adalah teknik pemasaran dimana penjual tidak menyimpan barang. Sistem dropship ini dilakukan ketika penjual mendapatkan pesanan, kemudian meneruskan detail pesanan pada produsen atau supplier. Orang yang menjalankan kegiatan ini disebut dropshipper.
Dropship berbeda dengan reseller yang perlu menyimpan barang. Cara kerja dropship juga berbeda dengan reseller, yang harus membeli produk terlebih dahulu dengan harga murah. Sementara, dropship hanya meneruskan pengiriman pada supplier.
Cara Menjalankan Teknik Pemasaran Dropship
1. Memilih Produk
Langkah pertama menjalankan teknik dropship adalah memilih produk yang ingin dipasarkan. Sistem ini berbeda dengan yang digunakan oleh reseller, sehingga membutuhkan waktu untuk memilih produk.
Sistem dropship ini membutuhkan gambaran dan kriteria yang sesuai dari produk. Dropshipper pemula bisa mencoba memilih satu produk terlebih dahulu, contohnya menjual produk alat makan. Satu varian produk ini nantinya mudah dikenal dan bisa jadi ciri khas konsumen.
2. Melihat Pemasok Barang
Setelah memilih produk, langkah kedua menjalankan sistem dropship adalah melakukan riset yang mendalam. Anda bisa memulai riset dari pemasok barang atau supplier.
Mengutip dari gramedia.com, riset supplier tergolong penting untuk mengetahui jenis dan kualitas produk yang ingin dijual. Sehingga dropshipper mendapatkan gambaran produk dari supplier.
Oleh karena itu, Anda harus memastikan supplier dapat dipercaya dan harga yang ditawarkan sesuai di pasaran. Anda bisa menanyakan pada supplier terlebih dahulu untuk sistem pemasaran produk.
Pastikan juga supplier cepat merespon untuk ketersediaan barang. Komunikasi ini penting supaya pemesanan produk berjalan lancar.
3. Mendaftar Menjadi Dropshipper
Langkah Ketiga yaitu mendaftarkan diri menjadi dropshipper. Anda bisa mengunggah katalog produk, sistem pemesanan, dan proses pengiriman.
Pastikan informasi produk terus diperbarui, agar ketersediaan barang terjamin apabila ditanyakan konsumen. Anda juga menyertakan foto produk asli dan menarik minat konsumen.
4. Mempromosikan Produk
Tahap keempat yaitu mulai mempromosikan produk. Promosi memudahkan jangkauan konsumen lebih banyak. Anda bisa melakukan perubahan pada toko online terlebih dahulu seperti membuat nama toko, membuat logo, dan konten penjualan.
Pemasaran toko produk bisa dilakukan di media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan WhatsApp. Fitur di media sosial seperti foto dan video akan memudahkan anda untuk promosikan produk.
5. Analisis Pasar
Setelah berhasil menyiapkan toko online sebagai dropshipper, langkah selanjutnya yaitu analisis pasar. Langkah ini penting untuk mengetahui produk kompetitor dan strategi pemasaran.
Analisis pemasaran memudahkan Anda untuk mengevaluasi, mencari kelebihan, dan kekurangan produk.
Perbedaan Reseller dan Sistem Dropshipper
Dropshipper dan reseller bisa saling menguntungkan dalam bisnis online. Meski keduanya sama-sama menjual kembali produk, tetapi cara kerjanya berbeda.
Mengutip dari buku Step By Step Bisnis Dropshipping & Reseller, berikut perbedaan dropshipper dan reseller:
- Sistem Dropship tidak perlu melakukan pembelian produk. Sedangkan reseller perlu membeli produk sesuai dengan ketentuan
- Promosi yang digunakan berbeda, contohnya promosi pada sistem dropship hanya bermodalkan daftar produk. Sedangkan reseller perlu melakukan pendaftaran produk dan contoh yang sudah dibeli.
- Media promosi yang digunakan berupa banner dan gratis untuk dropship. Sementara, reseller bisa mendapatkan media promosi gratis atau dari website.
- Reseller menyimpan produk dalam bentuk fisik. Sedangkan, pada sistem dropship tidak perlu ada kegiatan penyimpanan barang. Seperti diketahui, cara kerja dropship adalah menjual informasi tentang produk saja. Sementara proses pemesanan akan menghubungi supplier.
- Sistem dropship tidak membutuhkan tempat penyimpanan barang. Fokus dropship yaitu memasarkan produk menggunakan marketplace. Berbeda dengan reseller yang harus melakukan stok barang.
Keuntungan Menjalankan Sistem Dropship
- Pemasok produk terbantu karena produknya dipasarkan lebih luas
- Menjadi seorang dropshipper menghasilkan uang lebih banyak
- Sistem dropship bisa menjual barang tanpa memasok
- Dropship dapat menentukan harga produk sehingga lebih menguntungkan
- Sistem dropship menambah kemampuan seseorang dalam bidang pemasaran atau marketing