Meditasi Makin Marak, jadi Sarana Healing Masyarakat Kota dari Stres

Pexels
Panduan Meditasi Dasar
21/12/2024, 18.32 WIB

Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menetapkan setiap 21 Desember sebagai Hari Meditasi Sedunia. Kini meditasi semakin dikenal masyarakat perkotaan dalam meredakan stres dan menjaga kesehatan mental.

Bahkan, rutinitas ini semakin marak dilakukan di Indonesia. Salah satu karyawan swasta di Jakarta, Yolanda Fanny (26), mencoba bermeditasi untuk mengatasi tekanan kerja.

“Aku pulang-pergi hampir setiap hari, dan selain terasa lelah secara fisik, secara mental pun cukup terpengaruh,” kata Yolanda kepada Katadata.co.id, beberapa waktu lalu.

Yolanda merasa tekanan yang dirasakannya masih di tahap yang tidak begitu serius, tetapi ia ingin keluar dari perasaan tersebut sebelum semakin tenggelam di dalamnya. "Saya mencoba mengatasi stres dengan bermeditasi, meditasi ini membuat saya bisa relaks," kata Yolanda.

Dian Ariani, seorang jurnalis dari sebuah media mengatakan mengalami stres dari berbagai beban pekerjaan yang menciptakan perasaan negatif dan kecemasan. "Meditasi membantu kita melepaskan rasa cemas itu dan bisa menjalani pekerjaan dengan lebih positif,” kata Dian.

Baik Yolanda dan Dian merupakan karyawan yang bekerja di Jakarta yang masuk dalam 10 kota dengan tingkat stress tertinggi di dunia, menurut laporan The Least and Most Stressful Cities Index 2021.

Jakarta berada di posisi sembilan terbawah dengan skor akhir 41,8 dari skala 0-100 poin. Semakin rendah skornya, maka tingkat stres di kota tersebut kian tinggi.

Skor tingkat stres di Jakarta tersebut merupakan akumulasi dari berbagai faktor, seperti keselamatan dan keamanan, kestabilan sosial politik, dan kesetaraan gender dan minoritas. Bahkan, tingginya kepadatan penduduk, kemacetan lalu lintas, dan polusi suara juga turut menjadi penyumbang utama stres.

Jakarta Kota Stres

Pakar meditasi spiritual dan energi, Bunda Arsaningsih, menyebut radiasi energi stres Jakarta termasuk tinggi. Berdasarkan pengukuran radiasi energi menggunakan Soul Meter, Arsaningsih mengukur tingkat stres Jakarta mencapai 9,3 dari skala 0-10.

“Ketika seseorang datang ke Jakarta, stres dari lingkungan kota ini dapat ‘menular’ kepada mereka,” kata Arsaningsih di acara Bedah Karma Indonesia, di Jakarta Convention Center, beberapa waktu lalu.

Dampaknya, orang yang datang dari luar Jakarta sering merasakan kelelahan dan stres setelah beraktivitas di kota ini. Ia mengatakan hal ini menunjukkan bahwa pola energi negatif di suatu wilayah dapat memengaruhi energi individu.

“Oleh karena itu, penting untuk membersihkan tubuh energi agar tidak terus-menerus terbebani oleh stres yang berasal dari lingkungan sekitar,” ujar dia.

Bunda Arsaningsih juga sempat bekerja sama dengan Yayasan Cahaya Cinta Kasih untuk menggelar meditasi dan talkshow Bedah Karma Indonesia di Jakarta Convention Center pada Sabtu (14/12).

Bedah Karma mengusung konsep khusus untuk di Jakarta, yakni terkait kesehatan mental di Indonesia. Konsep ini dipilih karena Jakarta merupakan kota metropolitan dengan penduduk yang plural atau berasal dari berbagai latar belakang.

“Di Jakarta banyak kasus unik terkait kesehatan mental para pekerja di kota ini, karena tekanan dan kesehatan mental jadi isu utama yang menyebabkan tingginya tingkat stres,” tutur Bunda Arsaningsih.

Sesi meditasi dilakukan dengan pendekatan Bedah Karma, untuk memahami konsep karma atau takdir, serta mengenal jati diri dan realitas kehidupan saat ini. Ia menjelaskan, karma diyakini sebagai bagian dari proses kehidupan seseorang dalam interaksi sosial.

Meditasi dipandu Arsaningsih dengan metode Soul Reflection yakni meditasi pengenalan energi dalam diri dengan keterhubungan kepada Tuhan. “Semua ini berdasarkan hukum energi. Energi negatif bisa dibersihkan dengan energi yang lebih besar,” kata Bunda Arsaningsih.

Ia menjelaskan, proses meditasi ini tidak langsung dilakukan begitu saja, tetapi diawali dengan edukasi tentang bagaimana energi bekerja dan kenapa kita perlu mengenal masalah dalam diri.

Melalui Soul Reflection, peserta diajak untuk memahami sebab-akibat (karma) dari emosi yang dirasakan. Proses ini membantu mereka mengidentifikasi pola energi negatif, lalu menggantinya dengan energi positif dengan kekuatan Tuhan.

“Dengan meditasi Soul Reflection bersama-sama, kita berkontribusi memberikan pelayanan energi lewat pemurnian dan pembersihan rekaman buruk di Indonesia,” kata dia.