Puasa Ramadhan bukan hanya waktu untuk menahan diri dari lapar dan dahaga, tetapi juga momen istimewa untuk memperdalam ilmu agama dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat. Salah satu kegiatan yang bermanfaat saat bulan puasa adalah ceramah ramadhan setelah shalat subuh.
Ceramah subuh Ramadhan biasanya disampaikan ustadz setelah shalat berjamaah. Adapun tujuan dari penyampaian ceramah ini yaitu untuk mengingatkan umat Islam akan nilai-nilai agama, menginspirasi untuk berbuat kebaikan, dan memberikan pemahaman tentang memperbanyak ibadah di bulan suci.
Tentunya, ceramah subuh Ramadhan harus dibuat semenarik mungkin, agar para jama'ah tidak bosan. Berikut ini beberapa contoh ceramah subuh Ramadhan yang singkat dengan berbagai tema menarik yang dapat disimak sebagai referensi.
Ceramah Subuh Ramadhan
Berikut contoh ceramah subuh Ramadhan 2025 yang singkat dengan berbagai tema menarik yang dapat disimak sebagai referensi:
1. Ceramah Subuh Ramadhan: Berbuat Baik di Bulan Ramadhan
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Hadirin yang saya hormati, bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh keberkahan dan ampunan dari Allah SWT. Di bulan yang mulia ini, kita diwajibkan untuk meningkatkan kualitas ibadah dan memperbaiki akhlak kita sebagai seorang Muslim.
Salah satu akhlak yang sangat ditekankan dalam Islam adalah berbuat baik.
Berbuat baik merupakan tindakan yang sangat ditekankan dalam Islam. Allah SWT telah menegaskan pentingnya berbuat baik dalam Al-Quran, seperti yang terdapat dalam Surah Al-Baqarah ayat 195, yang artinya: "Dan berbuat baiklah, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik."
Dari ayat tersebut, kita dapat memahami bahwa Allah SWT sangat menyukai orang yang berbuat baik. Berbuat baik juga merupakan tindakan yang sangat mulia dan bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain. Ketika kita berbuat baik, kita tidak hanya meraih kebahagiaan di dunia, tetapi juga mendapatkan pahala dan keberkahan dari Allah SWT di akhirat kelak.
Di bulan Ramadhan ini, marilah kita bersungguh-sungguh untuk meningkatkan tindakan berbuat baik dalam diri kita. Kita bisa berbuat baik dengan membantu orang lain yang membutuhkan, menyumbang kebaikan, atau melakukan tindakan positif lainnya. Dengan berusaha untuk menjadi pribadi yang berbuat baik, Insya Allah kita akan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT dan meraih kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.
Terima kasih atas perhatiannya. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
2. Ceramah Subuh Ramadhan: Memperbaiki Diri di Bulan Ramadhan
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Saudara-saudariku yang dirahmati Allah,
Ramadhan bukan sekadar menahan lapar dan haus. Bulan suci ini adalah waktu yang tepat untuk bermuhasabah, merenungkan diri, dan memperbaiki akhlak.
Allah berfirman, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri." (QS. Ar-Ra'd: 11). Inilah waktu yang tepat untuk bertobat dan memperbaiki diri.
Banyak dari kita yang terlena dengan kehidupan dunia. Sering kali kita lebih sibuk mengejar harta, jabatan, dan popularitas, tetapi melupakan hakikat kehidupan yang sesungguhnya, yaitu mencari rida Allah.
Ramadhan datang sebagai pengingat untuk kembali kepada jalan yang benar. Mulailah dengan memperbanyak ibadah, memperbaiki sholat, membaca Al Quran, serta menjaga lisan dari perkataan yang menyakitkan.
Tinggalkan sifat-sifat buruk seperti iri, dengki, dan gibah. Hiasi diri dengan kesabaran, keikhlasan, dan ketaatan kepada Allah.
Jadikan Ramadhan sebagai momen untuk memperbaiki hubungan dengan sesama, memaafkan kesalahan, dan menjalin silaturahmi. Semoga Ramadhan ini membawa kita menjadi pribadi yang lebih baik dan mendapatkan ampunan serta rahmat dari Allah. Aamiin.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
3. Ceramah Subuh Ramadhan: Membaca Al-Qur'an di Bulan Ramadhan
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Pertama-tama marilah kita sampaikan rasa puji dan syukur kita kehadirat Allah SWT sehingga kita dapat berkumpul dalam kondisi sehat walafiat.
Shalawat serta salam senantiasa tidak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAW.
Hadirin yang saya hormati, bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah bagi kita umat muslim. Salah satu amalan yang sangat dianjurkan untuk dilakukan di bulan Ramadhan adalah membaca Al-Quran.
Membaca Al-Quran merupakan ibadah yang sangat mulia dan bermanfaat bagi kita. Selain sebagai amalan yang diharapkan mendatangkan keberkahan, membaca Al-Quran juga dapat menjadi sarana untuk mengingatkan diri kita tentang ajaran-ajaran agama Islam, serta mendapatkan kebaikan yang banyak dari Allah SWT.
Salah satu dalil tentang pentingnya membaca Al-Quran di bulan Ramadhan terdapat dalam Surat Al-Baqarah ayat 185, yang berbunyi, "Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)."
Dari ayat ini, kita bisa memahami bahwa Al-Quran adalah petunjuk bagi manusia, yang memberikan penjelasan dan pembeda antara yang benar dan yang salah. Oleh karena itu, membaca Al-Quran di bulan Ramadhan sangatlah penting, karena kita bisa mendapatkan keberkahan dan pahala yang berlipat ganda.
Selain itu, membaca Al-Quran juga dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, serta membantu kita untuk lebih memahami agama Islam dan meningkatkan kualitas hidup kita.
Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan bulan Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya, dengan rajin membaca Al-Quran dan mengambil manfaat dari setiap ayat yang kita baca. Semoga kita semua mendapatkan keberkahan dan pahala yang banyak dari Allah SWT.
Terima kasih atas perhatiannya. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
4.Ceramah Subuh Ramadhan: Menahan Diri di Media Sosial
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman, Islam, dan kesempatan untuk kembali bertemu dengan bulan suci Ramadhan. Shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Puasa tidak hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari segala hal yang dapat mengurangi nilai ibadah kita. Salah satu yang sering luput dari perhatian adalah menjaga lisan, termasuk dalam dunia digital saat ini-media sosial. Rasulullah SAW telah mengingatkan kita dalam sabdanya:
إِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ، وَلَا يَصْخَبْ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ: إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ.
Artinya: "Apabila seseorang di antara kamu berpuasa, janganlah berkata kotor dan menghina. Apabila ada orang yang mencaci makinya atau mengajak bertengkar, katakanlah, 'Sesungguhnya aku sedang berpuasa'." (HR Muslim).
Jamaah sekalian,
Di zaman digital ini, media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan kita. Namun, sering kali kita melihat kolom komentar dipenuhi dengan kata-kata kasar, fitnah, dan caci maki. Padahal, sebagai seorang Muslim, kita diperintahkan untuk menjaga lisan dan perkataan. Rasulullah SAW bersabda:
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ.
Artinya: "Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia berkata baik atau diam." (HR Al-Bukhari).
Ketika kita menulis komentar di media sosial, kita harus bertanya pada diri sendiri: Apakah kata-kata ini bermanfaat? Apakah ini akan membawa kedamaian atau justru menimbulkan kebencian? Sebab, komentar negatif tidak hanya menyakiti orang lain, tetapi juga dapat menurunkan kualitas ibadah kita.
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Puasa Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk melatih diri agar lebih berhati-hati dalam berucap, baik secara langsung maupun di media sosial. Mari manfaatkan media sosial untuk menyebarkan kebaikan, berbagi ilmu, dan mempererat ukhuwah Islamiyah. Jangan sampai jari-jari kita menuliskan hal-hal yang kelak akan kita sesali di hadapan Allah SWT.
Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan untuk menjaga lisan, baik dalam kehidupan nyata maupun di dunia maya. Semoga puasa kita diterima, dan kita menjadi pribadi yang lebih baik setelah Ramadhan ini. Aamiin ya Rabbal 'alamin.
5. Ceramah Subuh Ramadhan: Mempererat Hubungan dengan Allah melalui I'tikaf
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam, serta mempertemukan kita kembali dengan bulan suci Ramadhan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Ramadhan adalah bulan penuh berkah, bulan di mana kita diberi kesempatan untuk semakin dekat kepada Allah SWT. Salah satu amalan utama yang dianjurkan, terutama pada sepuluh malam terakhir, adalah i'tikaf.
Secara bahasa, i'tikaf berarti berdiam diri atau mengabdikan diri di suatu tempat. Dalam ajaran Islam, i'tikaf berarti berdiam diri di masjid dengan niat khusus untuk beribadah kepada Allah SWT. Dalam kitab Al-Bayan fi Mazhab al-Imam Asy-Syafi'i, Imam Syafi'i menyebutkan bahwa:
والاعتكاف لزومُ المَرْءِ شيئاً ، وحَبْسُ نفسه عليه ، براً كان أوإثماً
Artinya: "I'tikaf adalah seseorang yang berdiam diri di suatu tempat, dan mengurung dirinya di sana, baik untuk kebaikan maupun keburukan."
Jamaah sekalian,
Mengapa i'tikaf sangat dianjurkan di sepuluh malam terakhir Ramadhan? Salah satu alasannya adalah karena di malam-malam tersebut terdapat Lailatul Qadar, malam yang lebih mulia daripada seribu bulan. Rasulullah SAW selalu menjalankan i'tikaf di sepuluh malam terakhir Ramadhan, sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Aisyah RA:
أنَّ النبيَّ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ كانَ يَعْتَكِفُ العَشْرَ الأوَاخِرَ مِن رَمَضَانَ، حتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِن بَعْدِهِ
Artinya: "Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW beri'tikaf pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan sampai beliau wafat. Kemudian para istrinya mengikuti i'tikaf setelah beliau wafat." (HR. Bukhari dan Muslim)
Jamaah yang dirahmati Allah,
I'tikaf bukan sekadar berdiam diri di masjid, tetapi merupakan sarana untuk memperdalam hubungan spiritual dengan Allah SWT. Dengan berdiam di masjid, kita terhindar dari kesibukan dunia, sehingga bisa lebih fokus dalam ibadah, membaca Al-Quran, berdzikir, serta memperbanyak doa dan introspeksi diri.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:
وَلَا تُبَاشِرُوْهُنَّ وَاَنْتُمْ عٰكِفُوْنَۙ فِى الْمَسٰجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا تَقْرَبُوْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ
Artinya: "Janganlah kamu mencampuri mereka (istri-istri kalian) ketika kamu dalam keadaan beri'tikaf di masjid. Itulah batas-batas (ketentuan) Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 187)
Melalui i'tikaf, kita dilatih untuk menahan diri dari segala bentuk godaan dunia, memperbanyak ibadah, serta merenungkan makna hidup. I'tikaf memberikan ketenangan hati dan kejernihan pikiran, sehingga setelah Ramadhan usai, kita bisa menjadi pribadi yang lebih bertakwa.
Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan momen Ramadhan ini untuk semakin dekat kepada Allah SWT dengan menjalankan i'tikaf, terutama di sepuluh malam terakhir. Semoga Allah memberikan kita kemudahan dan kekuatan untuk menjalankannya serta menerima segala amal ibadah kita.
Aamiin ya Rabbal 'alamin.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
6. Ceramah Subuh Ramadhan: Hakikat Berpuasa
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Innalhamdalillah washolatu wasalamu ala rosulillah sayyidina Muhammad ibni abdilah waala alihi wasohbihi wamawalah (amma ba'du).Jemaah masjid yang semoga Allah muliakan dunia dan akhirat.
Alhamdulillah, dengan izin Allah kita bisa berkumpul di masjid ini untuk menjalankan perintah-Nya. Mudah-mudahan kita dapat meraih pahala dan pengampunan dari Allah SWT di bulan penuh rahmat ini.
Jamaah yang dirahmati Allah SWT,
Ibadah puasa disyariatkan kepada umat Nabi Muhammad saw. Ibadah puasa diwajibkan bagi umat Islam selama bulan Ramadhan pada setiap tahunnya. Ibadah puasa sejatinya bukan syariat baru. Ibadah puasa telah disyariatkan kepada umat-umat terdahulu sebelum umat Nabi Muhammad saw.
Ibadah puasa mengandung banyak manfaat dan keutamaan bagi umat manusia baik secara jasmani maupun secara rohani. Oleh karena itu, ibadah puasa tidak hanya disyariatkan kepada umat terdahulu, tetapi juga umat Nabi Muhammad saw, umat akhir zaman.
Ibadah puasa sendiri cukup unik. Ibadah puasa berbeda dari jenis ibadah lainnya. Pada ibadah puasa, umat Islam diperintahkan untuk menahan dan meninggalkan sesuatu (takhalli), bukan diperintahkan untuk melakukan sesuatu. Karena sifatnya yang takhalli, ibadah puasa tidak terlihat secara kasat mata. Sifat takhalli ini menempatkan ibadah puasa menjadi istimewa.
Imam Al-Ghazali menjelaskan keistimewaan ibadah puasa. Imam Al-Ghazali dalam karyanya yang terkenal Ihya Ulumiddin menjelaskan hakikat puasa. Imam Al-Ghazali menyebut secara singkat dan tepat perihal hakikat puasa sebagaimana berikut:
أن الصوم كف وترك وهو في نفسه سر ليس فيه عمل يشاهد وجميع أعمال الطاعات بمشهد من الخلق ومرأى والصوم لا يراه إلا الله عز و جل فإنه عمل في الباطن بالصبر المجرد
Artinya: "Puasa itu menahan diri dan meninggalkan (larangan puasa). Puasa pada hakikatnya sebuah rahasia. Tidak ada amal yang tampak padanya. Kalau semua ibadah disaksikan dan dilihat oleh makhluk, ibadah puasa hanya dilihat oleh Allah saw. Puasa adalah amal batin, murni kesabaran," (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz I, halaman 293).
Dari penjelasan ini, kita dapat mengerti bahwa keutamaan dan inti ibadah puasa adalah kesabaran dengan ganjaran tiada tara. Kita dapat mengerti mengapa hadits qudsi selalu mengatakan, "Ibadah puasa (dipersembahkan) untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya."
Puasa mengambil seperempat bagian dari keseluruhan keimanan karena "Puasa itu setengah dari kesabaran," (HR At-Tirmidzi). Sedangkan, "Kesabaran mengambil setengah bagian dari keimanan," (HR Abu Nu'aim dan Al-Khatib).
Adapun manfaat dari puasa adalah menurunkan keinginan-keinginan syahwat yang menjadi lahan subur setan. Dengan lapar dan haus puasa, lahan subur dan medan pacu setan menyempit dan terbatas.
Ibadah puasa bermanfaat untuk menaklukkan setan karena syahwat-syahwat itu merupakan jalan masuk setan, "musuh" Allah. Sedangkan syahwat pada manusia itu menguat oleh sebab makan dan minum.
Dari sini kemudian, ibadah puasa menjadi pintu ibadah dan tameng atau perisai bagi mereka yang berpuasa. Ibadah puasa mempersempit ruang gerak setan di dalam tubuh orang yang berpuasa.
قال صلى الله عليه وسلم إِنَّ الشَّيْطَانَ لَيَجْرِي مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ فَضَيِّقُوْا مَجَارِيَهُ بِالجُوْعِ
Artinya, "Rasulullah saw bersabda, 'Sungguh, setan itu berjalan pada anak Adam melalui aliran darah. Oleh karena itu, hendaklah kalian mempersempit aliran darah itu dengan rasa lapar,' (HR. Muttafaq alaihi)," (Al-Ghazali, 2018 M: I/293).
Ketika puasa membatasi, mempersempit ruang gerak, dan menutup jalan bagi setan, maka orang yang berpuasa layak diistimewakan oleh Allah dengan ganjaran yang tak terduga baik kuantitas maupun kualitasnya. Wallahu a'lam.
Demikianlah ceramah yang dapat saya sampaikan, lebih dan kurangnya mohon dimaafkan. Saya akhiri dengan ucapan wabillahi taufik wal hidayah wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
7. Ceramah Subuh Ramadhan: Hikmah dan Manfaat Puasa
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan dan kenikmatan untuk bisa berkumpul dan menjemput ilmu pada detik ini. Semoga kita semua disini diberkahi oleh Allah SWT, amin.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, suri teladan terbaik sepanjang masa yang sangat mencintai umat hingga keluar dari zaman jahiliah dan bisa menikmati iman dan Islam hingga saat ini.
Ma'asyiral muslimîn rahimakumullah,
Sebagai orang mukmin, kita harus percaya bahwa semua yang disyariatkan oleh Allah kepada manusia, pastilah mengan- dung hikmah dan manfaat di dalamnya. Walaupun hikmah ataupun manfaat tersebut belum semuanya dapat diungkap oleh akal manusia yang serba terbatas. Di antara syariat yang diwajibkan atas kita sekarang ini adalah menjalankan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan. Dalam ibadah puasa ini, tentunya terdapat berbagai hikmah dan manfaat yang banyak sekali. Baik secara spiritual, kesehatan, ataupun ekonomi sosial.
Di antara hikmah puasa secara spiritual adalah puasa menjadi salah satu sarana untuk mendekatkan diri kepada Rabbul 'alamin. Dengan berpuasa, seseorang meninggalkan berbagai kesenangan duniaeperti makan, minum, dan menggauli istri. Dengan kata lain, ia lebih mementingkan keinginan Rabbnya daripada kesenangan-kesenangan pribadinya. Puncaknya adalah untuk menggapai derajat takwa. Sebagaimana Allah jelaskan, "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa." (al-Baqarah: 183). Apabila seseorang mam- pu mencapai derajat takwa, maka dengan mudah ia akan men- jalankan perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya. Itulah sebabnya mengapa pada awal ayat perintah puasa ini dimulai dengan kalimat "Hai orang-orang yang beriman, hal ini menunjukkan bahwa hanya orang yang memiliki keimanan yang benar, yang akan mampu menjalankan perintah puasa Ramadhan dengan benar dan penuh ketakwaan.
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Dari segi kesehatan, sebagaimana telah diungkapkan oleh para ahli, puasa memiliki banyak hikmah dan manfaat untuk tubuh, ketenangan jiwa, dan kecantikan. Saat berpuasa, organ- organ tubuh dapat beristirahat dan miliaran sel dalam tubuh bisa menghimpun diri untuk bertahan hidup. Puasa berfungsi sebagai detoksifikasi untuk mengeluarkan kotoran, toksin atau racun dari dalam tubuh, meremajakan sel-sel tubuh, dan mengganti sel-sel tubuh yang sudah rusak dengan yang baru serta untuk memperbaiki fungsi hormon, menjadikan kulit sehat, dan meningkatkan daya tahan tubuh karena manusia mempunyai kemampuan terapi alamiah.
Di samping itu, dengan puasa, tubuh menjadi lebih energik. Karena pada saat berpuasa, sistem pencernaan beristirahat. Sehingga energi disimpan untuk menyembuhkan diri dan memperbaiki sel tubuh. Energi akan digunakan untuk membersihkan dan detoksifikasi usus, darah, serta menyembuhkan sel-sel tubuh dari berbagai penyakit. Puasa meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, serta meremajakan tubuh.
Hadirin dan hadirat yang dimuliakan Allah,
Adapun hikmah atau manfaat puasa secara sosial ekonomi, tentu sangat banyak. Antara lain, puasa dapat mendorong seseorang untuk saling membantu kepada sesama. Karena ketika seseorang berpuasa, ia akan merasakan bagaimana laparnya orang-orang yang tidak mampu makan dengan layak. Sehingga terdorong olehnya untuk berbagi dengan sesama. Sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah selama bulan Ramadhan. Dalam sebuah atsar sahih yang diriwayatkan oleh Ibnu 'Abbas , ia berkata, "Rasulullah adalah orang yang paling dermawan. Beliau lebih denawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al-Qur'an. Dan kedermawanan Rasulullah melebihi angin yang berhembus." (HR. Bukhari).
Secara ekonomi, manfaat puasa begitu jelas. Dengan datangnya bulan puasa, peredaran uang dan peningkatan perdagangan melonjak tinggi. Apalagi ketika menjelang hari raya. Namun yang patut disayangkan adalah bahwa manfaat puasa secara ekonomi ini ternyata belum bisa dimaksimalkan oleh orang-orang muslim. Karena mayoritas perdagangan yang ada masih banyak dikuasai oleh non muslim. Sedangkan kita, hanya sebatas penggembira atau penonton. Semoga Allah menolong kita semuanya.
Demikianlah berbagai hikmah dan manfaat puasa yang dapat kita sampaikan semoga dapat menambah keimanan dan keikhlasan kita dalam menjalankan perintah puasa Ramadhan.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Demikianlah beberapa contoh ceramah subuh Ramadhan singkat dengan berbagai tema menarik. Semoga bisa menjadi referensi dan inspirasi bagi kamu yang ingin mengisi ceramah di bulan Ramadhan ini.