Contoh Cerpen Persahabatan Sejati Sebagai Inspirasi Menulis

Pixabay.com/Michal Jarmoluk
Ilustrasi Buku
Editor: Intan
15/12/2022, 18.55 WIB

Cerpen singkatan dari cerita pendek. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cerpen artinya tuturan mengenai bagaimana sesuatu hal terjadi. Cerpen merupakan kisah pendek yang diceritakan kurang dari 10.000 kata.

Kisah pendek dalam cerpen ini umumnya memusatkan satu tokoh saja. Cerpen termasuk karya sastra yang isinya singkat, padat, dan langsung ke tujuan. Umumnya kisah cerpen menjelaskan karakter fiksi utama dalam situasi tertentu.

Ada berbagai jenis cerita tentang cerpen salah satunya persahabatan. Kisah tentang persahabatan ini dapat dibaca semua umur dan mudah dipahami. Dalam cerpen persahabatan menyajikan cerita menarik dan inspiratif. Berikut contoh cerpen persahabatan sejati mengutip dari buku Kumpulan cerpen Karya Anak Bangsa.

Cerpen Persahabatan Sejati

1. Me and My Best Friends

Contoh cerpen persahabatan ini dilansir dari buku Kumpulan Cerpen Karya Anak Bangsa oleh Afwan Sudrajat.

Bagiku sahabat adalah seseorang yang dapat menghiburku, seseorang yang sangat berarti dalam hidupku, karena sahabatlah orang yang selalu ada untukku. Aku memiliki banyak teman, hampir semua orang di kelasku, ingin berteman denganku, sayangnya mereka hanya memanfaatkan kepintaran dan kebaikanku, mereka berteman denganku untuk membantu mereka mengerjakan PR. Tetapi aku cukup beruntung karena masih memiliki 2 orang sahabat yaitu, Serlina dan Jean.

Perkenalkan, namaku Gwen Amanda, kelas 6 SD, aku merupakan anak yang cukup pintar, karena sering mendapat juara kelas, oleh karena hal itu, banyak temanku yang ingin bersahabat denganku.

"Gwen, aku boleh meminjam bukumu yang ensiklopedia tentang hewan?" tanya Jean, "Tentu," jawabku sambil mengeluarkan buku ensiklopedia yang berat dari dalam tasku. Saat ini adalah waktu istirahat, Jean dan Serlina duduk dan makan bersama aku.

"Kukembalikan 5 hari lagi, ya, hari Jumat," kata Jean "Iya, hari apa aja boleh asal jangan rusak, ya," kataku "Iyaa," jawab Jean, "Gwen, kamu mendapat buku itu dari mana?" tanya Serlina "Oh, aku mendapat dari ayahku, sebenarnya buku itu sudah agak lama," jelasku "Ooohh…," seru Serlina.

Sudah 1 minggu berlalu sejak Jean meminjam buku milikku. "Gwen, bukunya aku kembalikan waktu istirahat, ya," kata Jean, aku hanya mengangguk mengiyakan. "Jean, temani aku ke ruang guru sebentar, ya!" seruku saat istirahat, "Bagaimana dengan Serlina?" tanyanya "Dia lagi mengerjakan tugas yang belum selesai," jelasku, "Oh, ayo!" kata Jean.

Kami segera berjalan menuju ruang guru. "Ah…," seru Jean, "Ada apa?" tanyaku dan Serlina, "Bukumu hilang, Gwen!" seru Jean panik, "Kita cari sama-sama, yuk!" ajakku, "Ok," seru Jean dan Serlina. Tiba-tiba datanglah Jessica, "Serlina mungkin ada di dalam tas kamu, atau di dalam tas kamu Gwen," kata Jessica, aku segera mengecek tasku, tidak ada. "Ahh…, bukunya ada di dalam tasku," kata Serlina.

"Kamu mengambilnya?" tanya Jean, aku hanya diam terpaku tidak mungkin sahabat yang sangat aku percayai mencuri buku milikku, "Tidak, aku tidak mencurinya, buku ini tiba-tiba ada di dalam tasku," seru Serlina, "Bohong, buktinya sudah cukup bukan, sudah jelas ada buku itu di dalam tas milikmu, tidak mungkin tiba-tiba muncul secara sendirinya," seru Jessica.

"Kamu benar mencurinya?" tanyaku masih tidak percaya, Serlina menggeleng, aku sebenarnya berpikir tidak mungkin Serlina sahabatku tega melakukannya. "Gwen, sahabat pun dapat berkhianat, apalagi sahabat terdekat, masa kamu masih tidak percaya, sudah ada bukti nyatanya," seru Jessica.

Sejak saat itu, aku dan Jean menjauh dari Serlina, akhirnya ia dijauhi oleh teman-teman yang lain.

Suatu hari, ketika aku berjalan melewati ruang ganti putri, aku mendengar Jessica sedang berbicara dengan sahabatnya, Queency. "Sebenarnya, Queen, kalau buku itu yang mencurinya adalah Vera, aku yang memintanya untuk mengambil dan menaruh buku itu di dalam tas Serlina, aku hanya ingin membalas dendam, pada kejadian waktu itu," jelas Jessica.

"Jadi, bukan dia?" tanya Queency, "Bukan, tapi janji jangan beritahu siapa-siapa, ya!" pinta Jessica. "Balas dendam, kenapa?" tanya Queency, "Yah, waktu TK, dia pernah melaporkan pada guru kalau aku mendorong temanku," jelas Jessica, "Biarlah dia sekarang merasakannya," lanjut Jessica.

BRAK…, kubuka pintu ruang ganti, "Jadi, kamu memfitnah Serlina?" tanyaku pada Jessica "G…Gwenn…," seru Jessica kaget, "Aku tidak akan melaporkannya pada guru, tetapi kau harus, meminta maaf pada Serlina, dan menjelaskannya pada teman-teman yang lain," seruku kesal, "Ba…ba…iklah, tapi kau harus janji kalau tidak akan memberitahu kepada guru!" seru Jessica, "Janji," janjiku.

Sejak saat itu, Serlina kembali diterima oleh teman-temanku, semua teman meminta maaf atas kejadian itu, termasuk Jessica, aku dan Jean karena telah menyalahkannya.

Setelah kejadian itu, aku, Serlina dan Jean kembali bersahabat, dan ditambah Jessica dan Queency, "Aku ingin memberikan ini," kata Jessica sebagai permintaan maaf, ia memberikan sebuah gelang bertuliskan BFF. Dalam hati aku berjanji tidak akan asal menuduh sembarangan.

2. Rebutan Buku

Hari Senin minggu lalu cukup membuat Yunna bahagia, karena a mendapatkan sebuah hadiah berupa tulisan sederhana atau sebuah karya yang terlahir dari seorang laki-laki kreatif yang baru-baru in a kenal di sekolahnya.

"Hari ini sepertinya saat yang tepat untuk mengembalikan dan membalas isi tulisan itu." Pikir Yunna, kebetulan kemarin ia sengaja meminjam bukunya dan menyalin tulisannya. sengaja, agar menjadi kenang-kenangan.

Sudah menunjukan pukul 11.00 WIB Yunna sudah siap untuk berangkat ke sekolah.. Bremm.. bremm.. bremm!!! suara motor yang akan mengantarkannya menuju ke sekolah, sepanjang jalan hatinya bergerutu.

"Aku sudah tidak sabar ingin segera sampai ke sekolah, apa jadinya yah kalau aku kasih langsung buku ini ke pemiliknya?" Pikirnya.

Syuttt.. cekiiittt.. cekittt...

Suara rem motor yang mengantarkan Yunna ke sekolah, ia sudah sampai di sekolah seperti biasa ditemani Santi sahabat dekatnya Tanpa perasaan ragu ia mengambil langkah pertamanya berjalan masuk melalui pintu utama.. Fokus tanpa lirik kanan lirik kiri.

Sepanjang berjalan di koridor sekolah Yunna tak juga melihatnya, cukup lama Yunna berkeliling sekolah "Siapa sih yang kamu cari Yun, dari tadi bolak-balik keliling sekolah?!" sambung Santi sambil menatap Yunna yang kebingungan.

"Aku lagi nyari seseorang, buat balikin buku ini." sambil menunjukan buku yang dipegangnya kepada Santi

"What? Buku apaan tuh Yun?" Tanya Santi.

"Yaahh, masih nanya aja.. ya buku tulislah Ti masa buku utang." Jawab Yunna sambil bercanda.

"Ooh gitu, maksud aku isinya apa sih Yun, sampai sesibuk itu kamu pengen balikin buku itu!" Tanya Santi semakin penasaran. Belum juga pertanyaan, Santi terjawab Yunna berteriak "Itu dia orangnya!" sambil bergegas lari ke arah Dannis.

"Heyy!" teriak Yunna memanggil Dannis.

"Heyy!" balasnya sambil memberikan senyuman manis ke arah Yunna.. Dia hanya senyum-senyum gak jelas menatap Yunna dari kejauhan.

Seketika Dannis dan Yunna bertatapan lama, Santi menghampiri Yunna sambil berkata, "Oh, itu orangnya yun?" Ciee.. sambil menggoda Yunna yang tatapannya sedang fokus ke arah Dannis. Dari arah lain datang seorang laki-laki yaitu sahabat dannis, sebut saja namanya Adit? "Hey Yunna!" sambil berlari menghampiri Yunna dan mendahului dannis.. Dannis terdiam sejenak saat melihat adit sahabatnya menghampiri Yunna duluan.

"Eeh, kak Adit? ini aku mau balikin buku yang aku pinjam." Jawab Yunna sambil memberikan buku. Adit tersenyum dan langsung mengambil buku lalu perlahan membuka buku tersebut, "Oh ya kak di buku itu ada balasan dari aku buat kakak, Dannis sama teman-teman kakak yang lainnya." Sahut Yunna sebelum adit membuka lebar buku tersebut.