Kisah Nabi Yakup Ini Layak Dijadikan Teladan bagi Orang Tua

Freepik
Ilustrasi Kisah Nabi Yakup
Penulis: Tifani
Editor: Intan
16/3/2023, 14.47 WIB

Kisah Nabi Yakup menjadi salah satu kisah nabi dan rasul yang dapat menjadi teladan umat Muslim. Nabi Yakup AS merupakan putra Nabi Ishaq dan Ribka, cucu Nabi Ibrahim AS.

Dalam kisah nabi, Nabi Yakup memiliki saudara kembar bernama Ishu. Nabi Yakub meneruskan dakwah orang tuanya, Nabi Ishak AS dan kakeknya Nabi Ibrahim AS. Yakub juga mewariskan dakwahnya kepada sang anak, Nabi Yusuf AS.

Kisah Nabi Yakup

Ilustrasi Kisah Nabi Yakup (Freepik)

Mengutip buku Kisah 25 Nabi & Rasul (2013) oleh Lisdy Rahayu, Yakub besar bersama saudara kembarnya, Ishu. Mereka hidup rukun hingga muncul perselisihan dan Yakub diminta untuk menemui sang paman, Laban.

Ishak juga mengirimkan pesan agar Yakub belajar dan menikah dengan anak sang paman. Yakub menempuh perjalanan berat melewati gurun pasir disertai angin dan badai yang kencang.

Sepanjang perjalanan, Yakub selalu berzikir dan berharap perlindungan dari Allah SWT. Saat tiba di Fadan Aram, Yakub langsung mencari rumah paman Laban dan berhasil menemukannya setelah diminta mengikuti perempuan cantik yang ternyata anak Laban. Setelah sampai, Nabi Yakub pun disambut dengan hangat.

Saat berbincang, Yakub menyampaikan pesan ayahnya untuk dinikahkan dengan anak Laban. Laban memiliki dua anak perempuan yang cantik, Laiya dan Rahil. Laban menerima permintaan itu tapi dengan syarat, di mana mas kawin yang diajukan adalah bekerja selama tujuh tahun di peternakannya.

Setelah tujuh tahun bekerja, Yakub pun mengutarakan permintaannya untuk menikah dengan Rahil. Namun, Laban menyebut Yakub tak bisa menikahi Rahil karena memiliki kakak yang belum menikah.

Oleh karena itu, Yakub mesti menikahi Laiya terlebih dahulu. Yakub baru boleh menikahi Rahil jika dia bekerja tujuh tahun lagi di peternakan. Yakub pun mematuhi permintaan pamannya. Dia menikah dengan Laiya dan bekerja tujuh tahun lagi untuk menikah dengan Rahil.

Di masa itu, menikahi kakak dan adik masih diperbolehkan. Setelah menikah dengan Laiya dan Rahil, Nabi Yakub menikahi dua perempuan lain yakni budak Laiya dan Rahil. Dari keempat istrinya tersebut, Yakub dikarunia 12 anak.

Dari Rahil, lahir anak ke-11 yang diberi nama Yusuf. Setelah itu, lahir Bunyamin yang merupakan anak ke-12 Nabi Yakub..

Kisah Nabi Yakup: Bapak yang Adil

Ilustrasi Kisah Nabi Yakup (Freepik)

Dalam kisah Nabi Yakub AS, ia mendidik ke-12 putranya dengan penuh kasih sayang. Ia mengajarkan kepada anak-anaknya untuk berbuat baik dan beribadah kepada Allah SWT. Sebagaimana yang diwasiatkan oleh kakeknya, Nabi Ibrahim AS.

Allah berfirman dalam Q.S Al Baqarah ayat 132,

وَوَصَّىٰ بِهَآ إِبْرَٰهِۦمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَٰبَنِىَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصْطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

Artinya: "Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yaqub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam."

Nabi Yaqub AS juga selalu memberikan nasihat kepada putra-putranya. Sebagaimana yang berada dalam firman-Nya pada Q.S Yusuf ayat 67,

وَقَالَ يَٰبَنِىَّ لَا تَدْخُلُوا۟ مِنۢ بَابٍ وَٰحِدٍ وَٱدْخُلُوا۟ مِنْ أَبْوَٰبٍ مُّتَفَرِّقَةٍ ۖ وَمَآ أُغْنِى عَنكُم مِّنَ ٱللَّهِ مِن شَىْءٍ ۖ إِنِ ٱلْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَعَلَيْهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُتَوَكِّلُونَ

Artinya: " Dan Ya'qub berkata: "Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain; namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari pada (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah diri."

Dikisahkan pada suatu ketika, terjadi kecemburuan kesepuluh putranya terhadap Yusuf AS. Pada suatu perjalanan, mereka memasukkan Nabi Yusuf AS ke dalam sumur.

فَلَمَّا ذَهَبُوا۟ بِهِۦ وَأَجْمَعُوٓا۟ أَن يَجْعَلُوهُ فِى غَيَٰبَتِ ٱلْجُبِّ ۚ وَأَوْحَيْنَآ إِلَيْهِ لَتُنَبِّئَنَّهُم بِأَمْرِهِمْ هَٰذَا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ

Artinya:" Maka tatkala mereka membawanya dan sepakat memasukkannya ke dasar sumur (lalu mereka masukkan dia), dan (di waktu dia sudah dalam sumur) Kami wahyukan kepada Yusuf: "Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini, sedang mereka tiada ingat lagi." (Q.S Yusuf: 15)

Kakak-kakak Yusuf AS mengatakan kepada ayahnya, Yaqub bahwa adiknya telah diterkam binatang buas.

Ilustrasi Kisah Nabi Yakup (Freepik)

Allah berfirman dalam Q.S Yusuf ayat 17,

قَالُوا۟ يَٰٓأَبَانَآ إِنَّا ذَهَبْنَا نَسْتَبِقُ وَتَرَكْنَا يُوسُفَ عِندَ مَتَٰعِنَا فَأَكَلَهُ ٱلذِّئْبُ ۖ وَمَآ أَنتَ بِمُؤْمِنٍ لَّنَا وَلَوْ كُنَّا صَٰدِقِينَ

Artinya:" Mereka berkata: "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar."

Hingga pada suatu ketika kezaliman anak-anaknya terhadap saudaranya sendiri terungkap. Akhirnya Nabi Yaqub AS memohonkan ampun kepada Allah SWT atas perbuatan putranya. Hal ini disebutkan dalam Q.S Yusuf ayat 98,

قَالَ سَوْفَ أَسْتَغْفِرُ لَكُمْ رَبِّىٓ ۖ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ

Artinya: "Yaqub berkata: "Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Allah SWT menjadikan Nabi Yaqub AS sebagai orang yang shaleh. Dia menjadikan Nabi Yaqub AS sebagai pemimpin yang senantiasa menjalankan perintah-Nya. Sebagaimana dalam firman-Nya pada Q.S al-Anbiya ayat 73,

وَجَعَلْنَٰهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا وَأَوْحَيْنَآ إِلَيْهِمْ فِعْلَ ٱلْخَيْرَٰتِ وَإِقَامَ ٱلصَّلَوٰةِ وَإِيتَآءَ ٱلزَّكَوٰةِ ۖ وَكَانُوا۟ لَنَا عَٰبِدِينَ

Artinya: " Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah."

Demikian kisah Nabi Yaqub AS yang tetap menyayangi putra-putranya, walaupun di antara mereka telah berbuat hal tidak baik terhadap saudaranya sendiri.