Arti Surat At Takatsur dan Keutamaan Membacanya

Unsplash
Ilustrasi, Al Quran.
Penulis: Ghina Aulia
Editor: Intan
13/4/2023, 17.36 WIB

At Takatsur merupakan surat ke 102 di dalam Al Quran yang termuat pada juz 30. At Takatsur memiliki arti “bermegah-megahan.”

Surat ini diturunkan pada Nabi Muhammad SAW saat orang-orang ramai mengumpulkan harga, bermegah-megahan, dan membanggakannya. At Takatsur menunjukkan bahwa apa yang kita miliki di dunia pasti akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.

Terkait dengan itu, kali ini Katadata.co.id akan membahas tentang arti surat At Takatsur beserta tafsir dan keutamaannya. Berikut pembahasannya.

Arti Surat At Takatsur

أَلْهَىٰكُمُ ٱلتَّكَاثُرُ

al-hākumut-takāṡur
1. Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,

حَتَّىٰ زُرْتُمُ ٱلْمَقَابِرَ

ḥattā zurtumul-maqābir
2. sampai kamu masuk ke dalam kubur.

كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ

kallā saufa ta’lamụn
3. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),

ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ

ṡumma kallā saufa ta’lamụn
4. dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.

كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ ٱلْيَقِينِ

kallā lau ta’lamụna ‘ilmal-yaqīn
5. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,

لَتَرَوُنَّ ٱلْجَحِيمَ

latarawunnal-jaḥīm
6. niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim,

ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ ٱلْيَقِينِ

ṡumma latarawunnahā ‘ainal-yaqīn
7. dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqin.

ثُمَّ لَتُسْـَٔلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ ٱلنَّعِيمِ

ṡumma latus`alunna yauma`iżin ‘anin-na’īm
8. kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).

Arti Surat At Takatsur: Tafsir Singkat

At Takatsur membahas tentang kelalaian yang bisa datang akibat kehidupan dunia yang berlebihan. Hal tersebut juga bisa disebabkan oleh kurangnya rasa syukur.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Katsir pada kitab Tafsir Ibnu Katsir mengenai ayat 1 surat At Takatsur, “Kecintaan terhadap dunia, kenikmatannya dan keindahannya, telah melalaikan kamu dari mencari akhirat. Dan itu terus terjadi pada kamu sehingga kematian mendatangimu dan kamu mendatangi kuburan serta menjadi penghuninya.”

Sementara itu, Syaikh Al Utsaimin menyampaikan bahwa surat makna Bermegah-megahan meliputi rasa kebanggaan terhadap harta, jabatan, pengaruh, ilmu, dan hal-hal lain yang membuat pemiliknya merasa besar kepala.

Tak hanya itu, terdapat hadits menyangkut At Takatsur yang diriwayatkan oleh Muslim berikut ini:
عَنْ مُطَرِّفٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَقْرَأُ أَلْهَاكُمْ التَّكَاثُرُ قَالَ يَقُولُ ابْنُ آدَمَ مَالِي مَالِي قَالَ وَهَلْ لَكَ يَا ابْنَ آدَمَ مِنْ مَالِكَ إِلَّا مَا أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ أَوْ لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ

Dari Mutharrif, dari bapaknya, dia berkata, “Aku mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang membaca ayat “Al-hâkumut Takâtsur”, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Anak Adam mengatakan, ‘Hartaku, hartaku!’.

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda lagi, “Bukankah engkau tidak memiliki harta kecuali harta yang telah engkau makan, sehingga engkau habiskan; Atau apa yang telah engkau pakai, sehingga engkau menjadikannya usang; Atau apa yang telah engkau sedekahkan, sehingga engkau meneruskan (yaitu terus memilikinya sampai hari kiamat-pen)”. [HR. Muslim, no. 2958]

وَمَا سِوَى ذَلِكَ فَهُوَ ذَاهِبٌ وَتَارِكُهُ لِلنَّاسِ

"Dan selain itu, maka dia akan mati dan akan meninggalkan hartanya untuk manusia (ahli waris)”. [HR. Muslim, no. 2959, dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu]

Perlu diketahui bahwa harta yang dimiliki semasa hidup baik sedikit maupun banyak. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Mahmud bin Labid.

Sementara itu, diketahui bahwa surat At Takatsur turun, orang-orang menanyakan tentang harta yang akan dipertanyakan di akhirat kelak. Hal tersebut termuat di dalam hadits di bawah ini:

لمَّا نَزَلَتْ أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ فقَرَأَهَا حتَّى بَلَغَ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ ، قالوا : يا رسولَ اللهِ عنْ أيِّ نعيمِ نُسْأَلُ ؟ وَإِنَّمَا هُمَا الأَسْوَدانِ التمرُ والماءُ وسيوفُنَا على رقابِنا والعدوُّ حاضِرٌ فعَنْ أيِّ نعيمٍ نُسْأَلُ ؟ قال : إنَّ ذلِكَ سَيَكُونُ

Artinya: 'Saat turun surah At-Takatsur hingga akhir, orang-orang berkata, "Rasulullah, nikmat apa yang akan ditanyakan kepada kami? Sesungguhnya hanya ada dua barang hitam; air dan kurma, sementara pedang-pedang kami ada di leher-leher kami sementara musuh sudah ada. Lantas, nikmat apa yang akan ditanyakan kepada kami?" Beliau menjawab, "Sesungguhnya hal itu akan ada." (HR Ahmad).

Keutamaan Surat At Takatsur

Terdapat anjuran untuk senantiasa membaca At Takatsur berdasarkan kitab Tafsirul Burhan. Berikut penjelasannya.

Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Barangsiapa yang membaca surat ini (Surat At-Takatsur), maka Allah tidak akan menghisabnya atas nikmat yang diberikan kepadanya selama di dunia. Dan barangsiapa yang membacanya ketika turun hujan, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya.” (Tafsirul Burhan, Juz 8: 372)

Ash-Shiddiq berkata, “Barangsiapa yang membacanya (Surat At-Takatsur) di waktu turun hujan, maka Allah mengampuni (dosa) nya, dan barangsiapa yang membacanya di waktu salat Asar, maka ia berada di dalam perlindungan Allah sampai terbenamnya matahari di hari kedua, dengan izin Allah.” (Tafsirul Burhan, Juz 8: 371)

Selain itu, di dalam kitab Biharul Anwar, At Takatsur juga dianjurkan untuk dibaca karena kedudukannya yang dianggap sejajar dengan membaca seribu ayat. Berikut riwayatnya.

Ibnu Umar berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Tidaklah seseorang mampu membaca seribu ayat setiap hari?” Para sahabat menjawab, “Siapa yang mampu membaca seribu ayat?” Baginda menjawab, “Seseorang yang membaca Surat At-Takatsur.” (Biharul Anwar, Juz 89: 336)