10 Contoh Larutan Non Elektrolit Beserta Manfaatnya

Pexels
Ilustrasi, larutan non-elektrolit.
Editor: Agung
19/6/2023, 13.46 WIB

Larutan merupakan salah satu materI pelajaran kimia yang paling sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, saat membuat cairan oralit sederhana dengan mencampurkan air dengan sesendok garam dapur, atau mencampur gula dengan air untuk menyeduh teh, maka terbentuklah larutan.

Dalam ilmu Kimia, larutan adalah cairan homogen yang terdiri dari 2 zat atau lebih. Zat dengan jumlah molekul lebih sedikit akan disebut solut (zat terlarut), sedangkan yang lebih banyak dinamakan solven (pelarut).

Berdasarkan muatan listriknya, larutan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.

Pada artikel ini, akan dibahas lebih mendalam mengenai larutan non elektrolit termasuk contoh dan manfaatnya. Berikut ini ulasan selengkapnya.

Pengertian dan Contoh Larutan Non Elektrolit

Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik. Hal ini dikarena ion-ion di dalam larutan non elektrolit tidak bisa bergerak bebas ketika dicampur zat pelarut, sehingga tidak terjadi proses ionisasi.

Larutan ini terbentuk dari campuran homogen pelarut berupa senyawa kovalen nonpolar yang tidak dapat menjadi penghantar arus listrik. Berikut ini adalah sepuluh contoh larutan non elektrolit, antara lain:

Contoh Larutan Non Elektrolit (Pexels)

1. Gula

Gula adalah suatu sumber energi yang berupa karbohidrat sederhana. Senyawa yang terdapat pada gula adalah senyawa kovalen dan tidak terdapat senyawa ion.

Sebagai contoh, larutan NaCl, di dalam larutannya akan terurai menjadi Na+ dan Cl– . Sedangkan dalam larutan gula seperti glukosa C6H12O6, saat dilarutkan akan tetap dan berupa molekul-molekul serta tidak terurai menjadi ion-ion.

Ooleh karena itu. larutan gula tidak dapat menghantarkan listrik. Beberapa jenis gula yang termasuk larutan non elektrolit adalah glukosa, sukrosa, fruktosa dan maltosa.

2. Glukosa – C6H12O6

Glukosa adalah jenis gula berbentuk sederhana yang dapat disalurkan melalui darah dan disimpan di dalam sel otot dan sel hati. Glukosa tidak dapat membentuk ion-ion dalam pelarutnya dan tidak dapat terionisasi dalam larutan.

3. Sukrosa – C12H22O11

Sukrosa adalah jenis gula yang belum sederhana seperti glukosa dan fruktosa. Sukrosa ini akan dipecah dahulu dengan bantuan enzim yang bernama beta-fruktosidase. Lalu, dipecah menjadi glukosa dan fruktosa yang mana masuk ke dalam jalur metabolisme.

Sukrosa tidak dapat membentuk ion-ion dan molekul-molekulnya tidak terionisasi di dalam larutan, sehingga tidak dapat menghantarkan listrik.

4. Fruktosa – C6H12O6

Fruktosa adalah jenis gula yang paling sederhana dibanding glukosa dan sukrosa. Fruktosa tidak akan dialirkan ke dalam darah sehingga kadar gula darah akan stabil.

Sama seperti glukosa dan sukrosa, fruktosa tidak dapat membentuk ion-ion daalam pelarutnya dan molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam larutan, maka tidak tergolong larutan elektrolit.

5. Urea – CON2H4

Urea merupakan suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur  karbon, oksigen, hydrogen, dan nitrogen dengan kadar yang tinggi. Kandungan nitrogen ini adalah zat hara yang digunakan sebagai pupuk tanaman. Bentuk dari urea ini seperti butiran-butiran kristal berwarna putih.

Senyawa ini adalah senyawa organik sintesis yang dibuat dari senyawa anorganik. Urea tidak dapat terionisasi dan bukan merupakan senyawa ion, maka dari itu urea tidak dapat menhantarkan listrik.

6. Etanol – C2H5OH

Etanol (etil alkohol) atau alkohol murni adalah sebuah cairan yang mudah terbakar, mudah menguap dan tidak berwarna. Etanol termasuk larutan non elektrolit dan tidak dapat menghantarkan listrik karena merupakan senyawa kovalen polar. Larutan ini juga tidak dapat terionisasi di dalam air.

7. Metanol – CH3OH

Metanol (metil alkohol) adalah jenis alkohol yang paling sederhana. Metanol berbentuk cairan yang ringan, mudah terbakar, mudah menguap, dan tidak berwarna hampir sama seperti etanol, namun ia beracun.

Di dalam metanol tidak terdapat ion sehingga larutan  ini tidak termasuk larutan elektrolit, melainkan non elektrolit.

8. Propanol – CH3CH2CH2OH

Propanol adalah senyawa yang digunakan untuk pelarut dalam industri farmasi seperti ester selulosa dan resin. Cairan ini tidak berwarna dan terbentuk dalam jumlah yang kecil. Sifatnya seperti alkohol primer, maka termasuk larutan non elektrolit.

9. Pentanol – C5H11OH

Pentanol (amil alkohol) adalah jenis alkohol organik yang beracun dimana memilki karakterisstik berwarna dan beraroma tidak menyenangkan. Pentanol dapat digunakan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil yaitu bio-pentanol.

Seperti etanol, metanol, dan propanol, senyawa ini tidak dapat membentuk ion-ionnya dan tidak terionisasi.

10. Air Suling

Air suling atau air murni adalah air yang tidak terdapat larutan apapun di dalamnya. sehinga bisa dikatakan sebagai air murni dengan tingkat yang tinggi. Oleh karena itu, air suling tergolong larutan non elektrolit. Air suling juga dapat digunakan untuk larutan elektrolit yaitu dengan diberi campuran senyawa.

Contoh Larutan Non Elektrolit (Pexels)

Manfaat Larutan Non Elektrolit

Larutan non elektrolit memiliki beberapa manfaat untuk kehidupan manusia, antara lain:

1. Sebagai Sumber Energi

Gula merupakans alah satu komponen larutan non elektrolit yang bermanfaat sebagai sumber energi dalam bentuk karbohidrat sederhana. Ketika tubuh manusia kekurangan gula, maka tubuh akan terasa lelah, jantung berdebar, dan sulit berkonsentrasi. Sebaliknya, kelebihan gula dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti obesitas dan diabetes.

2. Sebagai Pupuk Tanaman

Larutan non elektrolit dalam bentuk urea dapat digunakan sebagai pupuk tanaman karena di dalamnya terdapat unsur nitrogen dengan kadar yang tinggi yang mana bagus untuk pertumbuhan tanaman.

3. Memenuhi Kebutuhan Cairan Tubuh

Salah satu cairan yang termasuk dalam larutan non elektrolit adalah air suling  yang merupakan uap dari air mendidih yang kemudian diembunkan sehingga dapat kembali ke wujud cair. Air ini dipercaya sebagai air paling murni yang dapat diminum manusia dan bebas dari garam, mineral, dan bahan organik.

Manfaat utama dari air suling adalah memenuhi kebutuhan cairan tubuh. Selain itu, air suling ini juga sering digunakan untuk membersihkan alat-alat medis, tes laboratorium, dan campuran dalam produk kosmetik.