Bullying adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja secara terus menerus. Dalam bahasa Indonesia, bullying disebut menyakat yang artinya mengusik (supaya menjadi takut, menangis, dan sebagainya), merusak secara verbal.
Bullying dapat berupa kekerasan fisik, verbal, atau emosional. Parahnya kasus bullying juga kerap ditemukan di mana saja, mulai dari sekolah hingga tempat kerja.
Perundungan atau bullying dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan mental. Bahkan, berbagai gangguan mental akan terus berlangsung selama bertahun-tahun, meski kejadian bullying sudah sangat lama berlalu.
Dampak Bullying Terhadap Mental Anak
Korban bullying dapat mengalami gangguan mental seperti stres, depresi, bahkan trauma. Dampak bullying terhadap mental tidak hanya dirasakan oleh korban, namun juga dirasakan oleh pelaku bullying itu sendiri.
Baik korban maupun pelaku, biasanya tindakan perundungan ini masih dapat diingat dan dirasakan. Agar lebih paham, berikut ulasan lengkap dampak bullying terhadap mental anak yang dikutip dari laman halodoc.com.
1. Kurang atau Kehilangan Kepercayaan Diri
Salah satu dampak bullying terhadap mental anak adalah anak kurang atau bahkan tidak percaya diri. Mereka mulai merasa dirinya tidak sebaik orang yang menindas mereka.
Bahkan, merasa tidak pantas untuk mencoba aktivitas tertentu. Hilangnya kepercayaan diri ini dapat mempengaruhi aspek kehidupan lainnya, seperti ragu untuk memulai hal baru atau takut untuk berkenalan dengan teman baru.
2. Masalah Psikologis
Korban bullying seringkali menunjukkan adanya gejala masalah psikologis. Bahkan setelah perundungan berlangsung dan lama berlalu.
Kondisi yang paling sering muncul adalah depresi dan gangguan kecemasan. Selain itu, pengaruh bullying terhadap kesehatan mental remaja dan anak adalah merasa sangat sedih, rendah diri, kesepian, hilang minat pada hal yang biasa mereka sukai, dan perubahan pada pola tidur atau makan.
3. Sulit Percaya Kepada Orang Lain
Dampak bullying terhadap mental anak selanjutnya adalah sulit mempercayai orang-orang disekitarnya atau trust issue. Kondisi ini rentan dialami oleh korban bullying karena mereka khawatir akan mendapatkan perlakuan buruk kembali bila menaruh kepercayaan terhadap orang lain.
Bahkan, bila tidak segera diatasi, korban bullying yang mengalami trust issue cenderung akan menutup dirinya dan enggan bersosialisasi dengan orang lain.
4. Pikiran untuk Mengakhiri Hidup
Dampak negatif bullying yang satu ini tidak hanya bisa menghampiri pikiran orang dewasa. Korban bullying berusia anak-anak dan remaja pun beresiko memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup.
Tidak jarang ada laporan kejadian tentang anak berusia sekolah yang meninggal dunia akibat bunuh diri setelah dirundung oleh teman-teman sepantarannya.
5. Self-criticism yang Tinggi
Self-criticism atau kritik diri merupakan perilaku ketika anak mulai mengkritik atau berpikiran negatif tentang dirinya sendiri. Anak yang mengalami bullying sering kali bersikap keras pada diri mereka.
Mereka mungkin sering mendengar pernyataan negatif dari pelaku bullying, sehingga mereka mulai menganggap bahwa pernyataan itu benar. Mereka mulai merasa buruk tentang sesuatu yang tidak mungkin berubah.
Contohnya, seperti kondisi fisik misalnya warna kulit, tinggi badan, atau berat badan.
6. Kesehatan Mental yang Buruk
Dampak bullying terhadap mental anak selanjutnya adalah menurunnya kesehatan mental. Gangguan mental yang bisa ditimbulkan dari bullying adalah gangguan kecemasan (anxiety), depresi, kesulitan untuk tidur, dan bahkan perilaku menyakiti diri sendiri (self-harm).
Walaupun gangguan ini kemungkinan memudar seiring berjalannya waktu, tapi bukan berarti anak akan melupakan perundungan yang pernah terjadi pada dirinya. Anak-anak yang mengalami bullying berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan mental saat mereka tumbuh dewasa.
7. Kesulitan Dalam Menjalin Hubungan
Pelaku dan korban bullying lebih mungkin mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Hal ini karena mereka telah terbiasa menggunakan kekerasan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Akibatnya, mereka mungkin akan sulit untuk membangun hubungan yang sehat dan langgeng.
8. Kecenderungan untuk Melakukan Kekerasan
Pelaku dan korban bullying lebih mungkin melakukan kekerasan di masa depan. Hal ini karena mereka telah belajar bahwa kekerasan adalah cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Kecenderungan ini dapat berdampak negatif pada kehidupan mereka, baik secara personal maupun profesional.
9. Kurang Memiliki Empati
Dampak Bullying terhadap mental anak yang terakhir adalah menyebabkan anak kurang memiliki empati. Hal ini karena mereka telah terbiasa menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah.
Akibatnya, mereka mungkin tidak dapat memahami perasaan orang lain dan tidak peduli dengan konsekuensi tindakan mereka.
Demikian ulasan dampak bullying terhadap mental anak, baik bagi korban atau pelaku bullying. Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya bullying dan mengambil langkah-langkah untuk mencegahnya.