Hutan terbakar dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Ada yang alami oleh suhu panas atau gesekan bahan bakar, namun juga ada yang disengaja untuk keperluan tertentu terkait pemberdayaan lahan.
Kebakaran hutan masing menjadi ‘PR’ yang ditanggung pemerintah hingga sekarang. Pasalnya, hutan yang terbakar menyebabkan kerusakan lingkungan dan merugikan manusia.
Terkait dengan itu, kali ini Katadata.co.id akan membahas tentang dampak kebakaran hutan bagi manusia. Simak tulisan di bawah ini untuk mengetahui lengkapnya.
Dampak Kebakaran Hutan bagi Manusia
Dampak kebakaran hutan bagi manusia cenderung berkaitan dengan masalah kesehatan. Berikut penjelasannya.
1. Iritasi mata
Dampak kebakaran hutan bagi manusia berupa iritasi mata disebabkan oleh kabut asap. Tak hanya peradangan, asap juga bisa berimbas pada katarak.
Melansir Alodokter, kabut asap mengandung zat iritatif. Untuk mengatasinya, perlu untuk menyiapkan obat tetes agar mata tetap terjaga.
2. Peradangan saluran pernapasan
Dampak kebakaran hutan bagi manusia berikutnya adalah peradangan saluran pernapasan. Efeknya dapat meningkatkan risiko gangguan paru-paru bahkan infeksi pernapasan dan emfisema.
Masih merangkum Alodokter, bahasa kabut asap juga bisa memperburuk kondisi penderita asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Cara mencegahnya adalah dengan menggunakan masker dan mengurangi intensitas bepergian keluar rumah.
3. Berkurangnya oksigen
Berkurangnya volume oksigen merupakan dampak kebakaran hutan bagi manusia. Polusi udara akibat kabut asap banyak mengandung karbondioksida yang kurang baik untuk kesehatan apabila dihirup terus-menerus.
Kurangnya pasokan oksigen pada manusia dapat melambatkan kinerja organ tubuh. Dampaknya adalah sesak napas, batuk, napas cepat, dan mengi.
Penyebab Kebakaran Hutan
1. Faktor Alam
Penyebab kebakaran hutan yang pertama adalah faktor alam. Misalnya musim kemarau yang menimbulkan kondisi lebih panas dari musim yang lain.
Hal ini membuat daun maupun dahan rentan terhadap gesekan. Apabila menimbulkan panas, maka api juga rawan untuk muncul dan akhirnya menjadi kebakaran.
Hatta (2008) menjelaskan bahwa cuaca juga dapat menjadi penyebab karhutla. Termasuk kondisi angin, suhu, curah hujan, keadaan air tanah, dan kelembapan relatif. Termasuk waktu siang yang mempengaruhinya. Disebutkan juga bahwa ada faktor topografi, yaitu kemiringan, arah lereng, dan meda. Ketiga dapat mempengaruhi kemungkinan kebakaran hutan dan lahan.
2. Pembakaran Vegetasi
Pembakaran vegetasi merupakan penyebab kebakaran hutan yang bisa dilakukan secara sengaja. Kebakaran besar bisa terjadi akibat tidak terkendalinya penyebaran api.
Cara ini bisa dilakukan untuk meratakan lahan. Misalnya membuka perkebunan dan penyiapan lahan untuk keperluan tertentu.
3. Pembersihan Lahan
Penyebab kebakaran hutan ini sifatnya disengaja lantaran ini meratakan lahan namun dengan cara dibakar. Tentu tindakan ini adalah ilegal. Dampaknya yaitu merugikan masyarakat yang bermukim di sekitar hutan atau lahan.
Nugroho pada penelitian Minimalisasi Konsentrasi Penyebaran Asap Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan dengan Metode Modifikasi Cuaca (2000) menjelaskan bahwa kebakaran hutan terjadi akibat adalah pembersihan lahan (land clearing) dan konversi hutan menjadi perkebunan. Dilakukan dengan cara membakar serasah, daun dan sisa tumbuhan. Pasalnya, cara ini jauh lebih murah dan efisien dibanding menebang pohon dan tumbuhan satu persatu.
4. Kecemburuan Sosial
Karhutla juga bisa disebabkan oleh kecemburuan sosial. Termasuk ketidakpuasan masyarakat sekitar terhadap pemberdayaan sumber daya hutan mau pun lahan.
Misalnya pengelolaan hutan tidak memberikan manfaat secara ekonomi. Salah satu yang bisa terjadi adalah tindakan anarkis dengan cara membakar hutan.
5. Pembalakan Liar
Pembalakan liar merupakan kegiatan penebangan pohon di hutan secara ilegal. Sayangnya, tindakan ini merugikan lingkungan secara berkelanjutan. Contohnya dengan menimbulkan lahan kritis yang memiliki tingkat rawan kebakaran tinggi.
Ternyata pembalakan liar dapat meninggalkan bahan bakar alami yang dapat menyebabkan kebakaran, seperti daun, cabang, dan ranting. Apabila semakin menumpuk, karhutla rentan terjadi saat kemarau tiba.
Jenis-jenis Kebakaran Hutan
Tipe Kebakaran Hutan
Berikut pembahasan mengenai jenis kebakaran hutan menurut Syaufina pada buku Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia (2008):
1. Kebakaran Bawah (Ground Fire)
Tipe kebakaran hutan ini membahan bahan bakar organik yang tempatnya di bawah serasah. Berbentuk humus dan gambut.
Proses penyebarannya secara perlahan. Api tidak langsung menyala ke atas permukaan, melainkan muncul asap ke seluruh bagian tanah. Patut diketahui bahwa tipe kebakaran ini sulit untuk dideteksi. Maka dari itu, pencegahannya juga tidak mudah untuk diterapkan karena tidak terlihat.
2. Kebakaran Permukaan (Surface Fire)
Kebakaran permukaan terjadi ketika membakar serasah, tumbuhan bawah, limbah pembalakan yang bisa menjadi bahan bakar. Adapun tempatnya ada di lantai hutan.
Tipe kebakaran ini menjadi yang paling sering terjadi. Dimana api akan membakar serasah dan bahan bakar alami, sulutan api akan langsung terlihat di permukaan.
3. Kebakaran Tajuk (Crown Fire)
Kebakaran tajuk terjadi ketika api menjalar dari tajuk pohon ke tajuk pohon lain. Termasuk antar semak-semak atau tumbuhan tinggi lainnya.
Api bisa berasal dari kebakaran permukaan. Sementara keadaan api relatif tinggi dan sulit untuk dipadamkan.
Itulah penjelasan tentang dampak kebakaran hutan bagi manusia yang patut diketahui. Tidak baik untuk kesehatan, Anda bisa mencegahnya dengan menggunakan masker untuk menghindari paparan kabut asap.