Kista ovarium adalah kondisi medis di mana terbentuknya kista, atau kantong berisi cairan, di dalam ovarium wanita. Kista bisa terjadi pada setiap usia, namun lebih umum dijumpai pada wanita usia reproduksi.
Sebagian besar penyakit tersebut bersifat non-kanker dan tidak menimbulkan gejala yang nyata. Meskipun demikian, beberapa penyakit ini bisa menjadi besar dan menimbulkan gejala, seperti nyeri panggul, perdarahan tidak teratur, atau tekanan pada organ sekitarnya.
Penting memahami jenis dan karakteristik kista untuk menentukan pengelolaan yang tepat, mengingat kemungkinan adanya kista yang bersifat ganas. Ini merupakan salah satu penyakit ginekologi yang cukup umum dijumpai di antara wanita.
Penyebab Kista Ovarium
Kista merupakan suatu struktur berbentuk kantung yang terbentuk dari lapisan membran dan dapat berisi cairan, udara, materi semisolid, atau zat lainnya. Kista dapat muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk di bawah kulit. Berikut penyebab berdasarkan jenisnya mengutip dari Halodoc.com:
1. Kista Fungsional
Kista fungsional adalah jenis kista ovarium yang muncul saat ovarium melepas sel telur untuk ovulasi. Jika sel telur terus tumbuh setiap bulan, itu dapat menghasilkan kista fungsional. Umumnya, kondisi ini sering dialami oleh wanita dan tidak berbahaya, sering kali bisa menghilang dalam rentang waktu 2-3 periode menstruasi. Kista fungsional terdiri dari dua jenis utama:
• Kista Folikel
Pada kondisi normal, sel telur dikelilingi oleh folikel lalu pecah saat ovulasi. Namun, kista folikel terjadi ketika folikel tidak pecah, menyebabkan penumpukan cairan, dan pembengkakan folikel yang berubah menjadi kista.
• Kista Korpus
Setelah folikel pecah dan melepaskan sel telur, korpus luteum akan terbentuk dan mulai memproduksi cairan. Kista korpus luteum muncul ketika lubang pada korpus luteum tersumbat, mengakibatkan penumpukan cairan dan pembentukan kista.
2. Kista Patologis
Kista patologis tidak berkaitan dengan siklus menstruasi dan muncul karena pertumbuhan sel yang abnormal. Meskipun bisa jinak, kista patologis termasuk dalam tumor ovarium yang berpotensi ganas. Beberapa jenis kista patologis meliputi:
• Kista Dermoid
Kista dermoid timbul dari sel-sel embrio yang telah ada sejak kelahiran dan bisa tumbuh selama masa reproduksi wanita. Meskipun umumnya jinak, kista ini dapat menjadi kanker.
• Kista Adenoma
Kista adenoma muncul di permukaan ovarium, dan dapat berisi cairan atau lendir. Pembesaran kista adenoma menyebabkan ovarium terpelintir, mengurangi atau bahkan menghentikan aliran darah ke ovarium.
• Endometrioma
Kista endometrioma terjadi saat sel dari dinding rahim atau endometrium tumbuh di dalam indung telur. Beberapa faktor, seperti penggunaan obat kesuburan, kehamilan, riwayat kista ovarium sebelumnya, serta kondisi medis seperti infeksi panggul yang parah, endometriosis, atau sindrom ovarium polikistik (PCOS) dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kista.
Gejala Kista Ovarium
Ketika kista ovarium masih berukuran kecil, seringkali pengidap tidak akan merasakan adanya gejala yang mencolok. Namun, saat ukuran kista mulai membesar, baru kemudian gejala mulai terasa. Hal ini terjadi karena kista dapat mengganggu pasokan darah yang menuju ke ovarium. Gejala kista yang biasanya muncul, antara lain:
1. Rasa Sakit atau Nyeri
Sering kali terlokalisasi di area bawah perut. Derajat keparahan bisa beragam, mulai dari yang ringan hingga yang sangat parah. Nyeri dapat muncul secara periodik dan bisa terjadi baik di sisi kanan maupun kiri. Nyeri juga bisa dirasakan selama atau setelah melakukan hubungan intim.
2. Perubahan Menstruasi
Pengidap kista mungkin mengalami perdarahan menstruasi yang lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya. Selain itu, siklus menstruasi juga dapat menjadi tidak teratur.
3. Masalah pencernaan
Rasa kenyang berlebihan meskipun baru makan sedikit, perut kembung, kesulitan buang air besar, dan seringnya buang air kecil. Gejala ini bisa terjadi karena kista menekan organ-organ di sekitarnya, termasuk saluran pencernaan dan kandung kemih.
Pengobatan Kista Ovarium
Pengobatan kista ini melibatkan berbagai pendekatan yang disesuaikan dengan jenis kista, ukuran, gejala yang dialami, serta kondisi kesehatan keseluruhan pasien. Berikut beberapa alternatif pengobatan yang bisa dipertimbangkan:
1. Pemantauan Secara Berkala
Dilakukan saat kista masih berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala yang mengganggu. Pengidap akan dipantau dengan melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) beberapa minggu atau bulan setelah diagnosis untuk memantau perkembangan kista. Pada wanita pascamenopause, pemantauan dilakukan lebih intensif karena risiko yang lebih tinggi terhadap kanker ovarium.
2. Mengonsumsi Pil KB
Bisa menjadi pilihan untuk mencegah kista muncul kembali. Namun, pil KB tidak akan mengecilkan ukuran kista yang sudah ada.
3. Prosedur Operasi
Jika kista terus membesar, masih ada lebih dari 3 periode menstruasi, atau menyebabkan rasa nyeri yang signifikan, tindakan pembedahan mungkin diperlukan. Prosedur operasi dilakukan dengan tujuan pengangkatan kista.
Untuk kista kecil, biasanya dilakukan melalui metode laparoskopi dengan sayatan kecil dibantu oleh alat laparoskop. Namun, untuk kista yang lebih besar atau bersifat ganas, prosedur operasi perut terbuka atau laparotomi mungkin diperlukan.
Secara keseluruhan, kista ovarium merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi pada wanita, bisa memiliki berbagai jenis dan sifat. Meskipun sebagian besar kista bersifat non-kanker dan seringkali tidak menimbulkan gejala, penting bagi wanita untuk memahami tanda-tanda dan gejala yang mungkin muncul.