Contoh Susunan Acara Pamitan Haji yang Singkat

ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/aww.
Jamaah calon haji mengikuti bimbingan manasik haji di gedung Islamic Center (IC) Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Senin (29/4/2024). Sebanyak 1.170 orang jamaah calon haji kloter 26, 34 dan 53 asal Ciamis mengikuti bimbingan manasik haji yang digelar oleh Kantor Kementerian Agama Ciamis untuk memberikan bekal dan pengetahuan saat melaksanakan ibadah haji di Mekah.
Penulis: Ghina Aulia
Editor: Safrezi
8/5/2024, 08.03 WIB

Haji merupakan ibadah yang termasuk ke dalam rukun Islam. Ada pun hukum pelaksanaannya bersifat sunnah. Namun dianjurkan bagi siapa pun yang mampu.

Ibadah haji dilaksanakan beberapa saat sebelum Idul Adha. Jamaah melaksanakan rukun dan syarat agar haji dianggap sah. Penting untuk mempelajari berbagai anjuran dan amalan sebelum berangkat.

Selain itu, salah satu tradisi di Indonesia seputar haji yaitu pamitan atau walimatussafar. Tujuannya yaitu menyambung tali silaturahmi dan meraih ridho sanak saudara, agar ibadah haji berkah dan lancar.

Maka dari itu, kali ini kami ingin memberikan contoh susunan acara pamitan haji yang singkat. Selengkapnya, simak tulisan berikut ini.

Contoh Susunan Acara Pamitan Haji yang Singkat

1. Pembukaan oleh pembawa acara
2. Pembacaan surat Al-Fatihah
3. Pembacaan ayat suci Al Quran
4. Sambutan calon jamaah haji
5. Membawakan sholawat haji yang berisi doa dan permohonan maaf
6. Tausiyah oleh ulama
7. Doa bersama.

Contoh Tausiyah tentang Haji

الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانَ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلِ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ. أمَّا بعْدُ

Yang terhormat,

Para alim ulama, para guru, para tokoh masyarakat. Dan terkhusus kepada keluarga dan kerabat kita yang diberikan kesempatan oleh Allah untuk melaksanakan ibadah haji pada tahun ini.

Hadirin Jamaah Walimatussafar Haji yang berbahagia dan Khususnya kepada Calon Jamaah Haji.Di antara lima rukun Islam, haji merupakan ibadah yang tergolong “mewah dan berat."

Bukan hanya karena membutuhkan ongkos yang mahal bagi kebanyakan orang, tapi juga pelaksanaannya memakan waktu dan energi yang cukup banyak.

Kesadaran akan keterpanggilan pun sangat menentukan. Betapa banyak orang kaya raya yang tak berangkat haji. Sebaliknya, betapa sering kita mendengar orang dengan ekonomi pas-pasan mampu menunaikan haji.

Karena itu, tak heran bila haji adalah rukun yang paling jarang dipenuhi dibanding empat rukun lainnya, entah karena sengaja atau karena ada uzur syar’i.

Memasuki bulan ke-10 atau ke-11 orang-orang sudah disibukkan dengan tradisi walimatus safar atau syukuran menjelang keberangkatan haji. Media-media pun telah ramai memberitakan berbagai persiapan dan aktivitas di Tanah Suci.

Mari kita doakan kepada saudara-saudara kita yang sedang menempuh perjalanan mulia ini, semoga senantiasa mendapat bimbingan dari Allah dan menghasilkan haji yang mabrur!

Hadirin Jamaah Walimatussafar Haji yang berbahagia dan Khususnya kepada Calon Jamaah Haji,

Di tengah hiruk pikuk orang berangkat haji itulah, orang-orang yang belum mendapat anugerah berangkat haji terpacu lagi gairahnya untuk bisa menunaikan rukun Islam kelima tersebut.

Semangat mereka seolah dipompa kembali, angan-angan agar bisa mengenakan pakaian ihram dan mengitari Ka’bah hidup lagi. Sebuah mimpi dan kehendak yang amat wajar.

Sesuai dengan namanya, haji adalah persoalan menata niat, sebelum hal-hal lain menyangkut ongkos, transportasi, dan aktivitas manasik.

Keliru menata niat akan berakibat pada kerugian yang besar, mengingat pengorbanan yang dicurahkan untuk ibadah haji juga besar. Bukankah sia-sia belaka membangun istana megah di atas pondasi yang rusak?

Secara fiqih ibadah haji mungkin sah, tapi secara hakiki bisa jadi keropos baik sejak sebelum berangkat haji, saat berhaji, bahkan setelah berhaji.

Ini adalah tantangan yang amat sulit karena memang berurusan dengan persoalan hati. Apa yang terbesit di benak dan hati seseorang ketika dirinya berkeinginan naik haji? Sudah tuluskah karena ingin menghamba dan mencapai ridha Allah? Atau masih tercampur dengan noda-noda duniawi yang dapat merusak kualitas haji?

Hadirin Jamaah Walimatussafar Haji yang berbahagia dan Khususnya kepada Calon Jamaah Haji,

Di luar keperluan ibadah, haji tak dipungkiri memang mengandung kepentingan-kepentingan lain yang bersifat duniawi.

Pertama, secara sosial, haji bisa membuat seseorang merasa “naik kelas” karena faktor budaya yang berkembang di masyarakat kita. Biaya haji yang tidak sedikit memberi kesan bahwa orang haji adalah orang mampu, mapan, dan kaya.

Gelar “haji” yang diperoleh sepulang nanti juga kian menambah citra kesalehan dan kehormatan diri. Dengan demikian status sosial pun meningkat dari “biasa-biasa” saja menjadi “luar biasa”. Penyakit hati yang mengiringi kondisi ini biasanya adalah sombong, ujub, dan merasa “lebih” daripada orang lain.

Kedua, haji sebagai wahana jalan-jalan dan bersenang-senang. Bagi orang yang belum ke Makkah dan Madinah—apalagi belum pernah ke luar negeri mana pun—haji bisa jadi merupakan kemewahan tersendiri. Gambaran suasana Masjidil Haram, Masjid Nabawi, Ka’bah, padang Arafah, atau bukit-bukit di tanah Arab yang biasanya hanya terpampang dalam foto dan media elektronik, akhirnya dialami secara nyata.

Imam al-Ghazali dalam al-Adab fid Dîn berpesan bahwa saat seseorang sampai di kota Makkah seyogianya menerapkan etika-etika yang patut, semisal memasuki Masjidil Haram dengan penuh rasa takzim, menyaksikan Ka’bah sembari takbir dan tahlil, dan lain sebagainya. Intinya, adab yang penting ditonjolkan adalah sikap rendah hati, sopan, tulus, dan penuh dengan gerak-gerik yang mengagungkan Allah.

Hadirin Jamaah Walimatussafar Haji yang berbahagia dan Khususnya kepada Calon Jamaah Haji,

Bagi yang baru pada level ingin berangkat haji, ikhtiar mesti dimulai dari perjuangan menata niat, sembari mempersiapkan kebutuhan-kebutuhan lain yang senantiasa dilambari dengan doa kepada-Nya.

Semoga kita termasuk orang-orang yang diberi kesempatan berkunjung ke Baitullah dan berziarah ke makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Bagi saudara-saudara kita yang sedang bersiap menunaikan ibadah haji, semoga diberi kelancaran dan menggapai tujuan hakiki haji, yakni ridha Allah subhanahu wata’ala.

Demikianlah teks ceramah walimatussafar haji yang singkat tentang perlunya menata hati dan niat bagi orang yang berangkat haji maupun yang belum memiliki kesempatan tahun ini.

Demikian contoh susunan acara pamitan haji yang singkat beserta contoh teks ceramah walimatussafar haji. Pda intinya, mengadakan acara pamitan untuk mencari maaf dan ridho dari semua orang agar ibadah haji lancar dan penuh berkah.

Sumber contoh tausiyah: Pikiran Rakyat Pemalang.