Sinopsis Film There is Still Tomorrow, Mengangkat Tema KDRT dan Diskriminasi
Sinopsis film There is Still Tomorrow mengangkat tema kekerasan dalam rumah tangga dan diskriminasi di tempat kerja. Film ini, diproduksi di Italia dan dibintangi oleh Cortellesi yang berperan sebagai Delia, seorang ibu rumah tangga dan pekerja yang terjebak dalam kemiskinan di Roma, setelah Perang Dunia II pada tahun 1946.
Film ini, yang disutradarai dan dibintangi oleh Paola Cortellesi, ditayangkan dalam format hitam putih dengan durasi 118 menit. Selain Cortellesi, film ini juga dibintangi oleh Valerio Mastandrea, Romana Maggiora Vergano, Emanuela Fanelli, Giorgio Colangeli, dan Vinicio Marchioni.
Sinopsis Film There is Still Tomorrow
Dalam film tersebut, Delia tinggal bersama suaminya, Ivano, yang diperankan oleh Valerio Mastandrea, serta ketiga anaknya yang kurus dan ayah mertuanya yang sombong. Kehidupan pernikahan Delia tidak sehat, dengan suaminya sering menyakitinya.
Dalam sinopsis film There is Still Tomorrow, diceritakan bahwa putrinya yang remaja berencana menikah dengan seorang lelaki kaya yang angkuh. Suatu hari, Delia menemukan harapan untuk memperbaiki hidupnya melalui sebuah kejadian tak terduga, seperti yang dilaporkan oleh situs web Italian Film Festival.
Delia menerima surat misterius yang datang melalui pos. Namun, saat Delia melihat kesempatan untuk bahagia, Ivano justru menganggapnya sebagai peluang untuk menyakiti. Hal ini memaksa Delia untuk mengambil tindakan jika ia ingin mengubah hidupnya.
Sinopsis film There is Still Tomorrow menyajikan cerita yang sangat emosional dan penuh harapan. Bagaimana kelanjutan ceritanya? Saksikan filmnya pada tanggal 1 November 2024 di KlikFilm.
Fakta Menarik Film There’s Still Tomorrow
Film There’s Still Tomorrow mengusung isu tentang perempuan, seperti KDRT, diskriminasi di tempat kerja, dan hak politik. Beriku fakta menarik film There’s Still Tomorrow:
1. Film Pertama yang Disutradarai oleh Paola Cortellesi
Paola Cortellesi merupakan aktris, komedian, dan penyanyi yang telah berkecimpung di dunia hiburan Italia sejak tahun 1990-an. Dalam film "There’s Still Tomorrow," ia berperan sebagai Delia, tokoh utama.
Cortellesi tidak hanya berakting, tetapi juga ikut menulis naskah dan mengarahkan film ini bersama Furio Andreotti dan Giulia Calenda. Ia terinspirasi oleh kisah nyata nenek dan ibunya, yang mengalami nasib serupa dengan Delia. Selain itu, ia ingin mengangkat isu-isu feminisme dan kekerasan terhadap perempuan, yang masih menjadi masalah di Italia dan di seluruh dunia.
2. Pemenang tiga penghargaan di Festival Film Roma
There’s Still Tomorrow menerima respons luar biasa dari penonton dan kritikus, yang menganggapnya sebagai salah satu film terbaik tahun ini. Film ini, berhasil meraih tiga penghargaan di Festival Film Roma 2023: BNL People’s Choice Award, Alice nella Città Award, dan Sorriso Diverso Roma Award.
Selain itu, film tersebut dinominasikan untuk Golden Marc’Aurelio Award, penghargaan tertinggi di festival tersebut. Film ini dianggap cerdas, lucu, dan menyentuh, dengan arahan, naskah, dan akting yang berkualitas.
3. Film Italia terlaris di tahun 2023
There’s Still Tomorrow tidak hanya berhasil secara kritis, tetapi juga meraih kesuksesan komersial. Film ini menghasilkan pendapatan sebesar 30,7 juta euro (sekitar 33,58 juta dolar AS) hingga pertengahan Desember 2023.
Dengan demikian, film There’s Still Tomorrow menjadi yang terlaris di Italia pada tahun 2023 dan menempati posisi ketiga secara keseluruhan, setelah "Spider-Man: No Way Home" dan "No Time to Die." Film There’s Still Tomorrow juga menembus pasar internasional, didistribusikan oleh Vision Distribution ke beberapa negara, termasuk Prancis, Spanyol, Jerman, dan Inggris.
4. Perpaduan Antara Neorealisme dan Melodrama
There’s Still Tomorrow berlatar belakang Roma pada tahun 1946, saat Italia mengalami perubahan politik dan sosial setelah Perang Dunia II. Film ini menggambarkan kehidupan masyarakat yang menderita akibat kemiskinan, perpecahan, dan penindasan oleh militer sekutu serta patriarki.
Menggunakan gaya neorealisme, aliran film Italia yang terkenal pada masa itu, film There’s Still Tomorrow mencerminkan kehidupan nyata orang-orang biasa secara realistis, dan dokumenter.
Film There’s Still Tomorrow juga menggabungkan elemen melodrama, genre yang menonjolkan emosi dan konflik karakter dengan cara yang dramatis dan menghibur. Dengan demikian, film tersebut menciptakan keseimbangan yang sempurna antara drama dan humor, serta antara kritik dan harapan.
5. Pembangkit Semangat Perjuangan Perempuan
There’s Still Tomorrow" berlatar belakang Roma pada tahun 1946, saat Italia mengalami perubahan politik dan sosial setelah Perang Dunia II. Film There’s Still Tomorrow menggambarkan kehidupan masyarakat yang menderita akibat kemiskinan, perpecahan, dan penindasan oleh militer sekutu serta patriarki.
Menggunakan gaya neorealisme, aliran film Italia yang terkenal pada masa itu, film ini mencerminkan kehidupan nyata orang-orang biasa secara realistis dan dokumenter. Namun, film There’s Still Tomorrow juga menggabungkan elemen melodrama, genre yang menonjolkan emosi dan konflik karakter dengan cara yang dramatis dan menghibur.