Sejarah Kerajaan Singasari, Masa Kejayaan hingga Peninggalannya

Gramedia.com
Candi Singasari
Penulis: Tifani
Editor: Intan
1/3/2023, 14.25 WIB

Kerajaan Singasari atau Kerajaan Tumapel adalah kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang terletak di daerah Singasari, Malang, Jawa Timur. Dalam sejarah Kerajaan Singasari, diceritakan bahwa kerajaan didirikan oleh Ken Arok, yang juga menjabat sebagai raja pertama. Ken Arok bergelar Sri Rajasa Bathara Sang Amurwabhumi.

Sejarah Kerajaan Singasari

Ilustrasi Patung Ken Arok (Wikipedia)

Mengutip buku Kerajaan Hindu-Budha di Jawa (2019) oleh Danik Isnaini, sejarah Kerajaan Singasari memiliki umur yang cukup panjang, yaitu 100 tahun sejak didikan Ken Arok pada 1222 Masehi.

Menurut beberapa sumber mengenai asal-susul Kerajaan Singasari, bisa diketahui mulai dari Kitab Pararaton, Kitab Negarakertagama, hingga prasasti-prasasti peninggalannya. Berikut rangkuman sejarah Kerajaan Singasari dari berbagai peninggalan.

Sejarah Kerajaan Singasari Versi Pararaton

Kitab Pararaton menyebut Tumapel awalnya hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan Panjalu atau Kerajaan Kadiri. Adapun yang menjabat sebagai akuwu (setara camat) Tumapel saat itu adalah Tunggul Ametung.

Tunggul Ametung mati dibunuh dengan cara tipu muslihat oleh pengawalnya sendiri, yaitu Ken Arok. Ken Aron kemudian mengangkat dirinya menjadi raja pertama Tumapel dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi.

Ken Arok lantas menikahi janda Tunggul Ametung yang saat itu sedang mengandung, yaitu Ken Dedes. Anak Ken Dedes dari Tunggul Ametung ini nantinya diberi nama Anusapati.

Selain beristrikan Ken Dedes, Ken Angrok mempunyai satu istri lagi bernama Ken Umang yang kelak melahirkan anak laki-laki bernama Tohjaya. Ketika berkuasa, Ken Arok berniat melepaskan Tumapel dari kekuasaan Kadiri.

Pada 1221, terjadi perseteruan antara Kertajaya, raja Kerajaan Kadiri, dengan kaum brahmana. Para Brahmana lantas menggabungkan diri dengan Ken Arok. Perang melawan Kadiri lantas meletus di Desa Genter pada 1222 yang dimenangkan oleh pihak Tumapel.

Silisilah Raja Kerajaan Singasari Versi Pararaton

Berikut silsilah raja Kerajaan Singasari versi Pararaton:

  1. Sri Ranggah Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi (1222-1247)
  2. Anusapati (1247-1249)
  3. Tohjaya (1249-1250)
  4. Ranggawuni atau Wisnuwardhana (1250-1272)
  5. Kartanegara (1272-1292)

Sejarah Kerjaan Singasari Versi Kakawin Negarakertagama

Kitab Nagarakertagama juga menyebut tahun yang sama untuk pendirian Tumapel. Tetapi, dalam kitab ini tidak menyebutkan adanya nama Tunggul Ametung, Ken Arok, Ken Dedes, Ken Umang hingga Tohjaya dalam rentetan tragedi pembunuhan yang memperebutkan kekuasaan di Tumapel.

Naskah, tersebut hanya berisi pujian untuk Hayam Wuruk yang merupakan raja Majapahit. Peristiwa berdarah leluhur dianggap sebagai aib, hanya Wisnuwardhana dan Kartanegara saja yang muncul dari prasasti.

Disebutkan pendiri Tumapel bernama Sri Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra yang berhasil mengalahkan Kertajaya, raja Kadiri. Pada 1253, Wisnuwardhana kemudian mengangkat putranya yang bernama Kertanagara sebagai yuwaraja (putra mahkota) dan mengganti nama ibu kota kerajaan menjadi Singasari.

Nama Singhasari yang merupakan nama ibu kota kemudian justru lebih terkenal daripada nama Tumapel. Inilah yang membuat Tumapel juga dikenal dengan nama Kerajaan Singasari.

Meski isi kitab nagarakertagama mengenai sejarah Kerajaan Singasari berbeda, silsilah raja Singasari ini masih sama. Berikut silsilah Raja Kerajaan Singasari:

  1. Sri Ranggah Rajasa Girinathaputra (1222-1227)
  2. Anusapati (1227-1248)
  3. Wisnuwardhana (1248-1254)
  4. Kartanegara (1254-1292)

Sejarah Kerajaan Singasari Versi Prasasti Mula Malurung

Penemuan Prasasti Mula Malurung di sisi lain memberikan pandangan yang berbeda dengan versi Pararaton. Prasasti yang dikeluarkan Kertanagara tahun 1255 atas perintah Wisnuwardhana itu menyebutkan jika Tumapel didirikan oleh Rajasa yang dijuluki “Batara Syiwa”, setelah menaklukkan Kerajaan Kadiri.

Nama ini kemungkinan adalah gelar anumerta dari Ranggah Rajasa, karena dalam Nagarakertagama arwah pendiri Tumapel itu dipuja sebagai Syiwa. Selain itu, Pararaton juga menyebutkan bahwa Ken Arok lebih dulu menggunakan julukan Batara Syiwa sebelum maju dalam perang melawan Kadiri.

Prasasti itu juga menyatakan jika kerajaan kemudian terpecah menjadi dua sepeninggal Ken Angrok, yaitu Tumapel yang dipimpin oleh Anusapati dan Kadiri yang dipimpin oleh Mahesa Wong Ateleng alias Batara Parameswara.

Parameswara digantikan oleh Guningbhaya, kemudian Tohjaya. Sementara itu, Anusapati digantikan oleh Seminingrat yang bergelar Wisnuwardhana.

Prasasti itu juga menyebutkan bahwa Tumapel dan Kadiri dipersatukan kembali oleh Seminingrat. Kadiri kemudian menjadi kerajaan bawahan yang dipimpin oleh putranya, yaitu Kertanagara.

Lebih lanjut, prasasti ini menyatakan Tohjaya sebagai raja Kadiri, bukan raja Tumapel. Hal ini memperkuat kebenaran berita dalam Nagarakretagama yang tidak menyebut Tohjaya sebagai raja di Singhasari.

Selain itu, pemberitaan dalam Nagarakretagama yang menyebut Kertanagara naik takhta tahun 1254 juga dapat diperdebatkan. Kemungkinannya adalah Kertanagara menjadi raja muda di Kadiri terlebih dahulu, kemudian barulah pada 1268 dia bertakhta di Singhasari.

Letak Kerajaan Singasari

Ilustrasi Peta Wilayah Kerajaan Singasari (Wikipedia)

Seperti penjelasan di atas, letak Kerajaan Singasari berada di Jawa Timur. Kerajaan ini berada di Tumapel yang saat ini letaknya diketahui di Kecamatan Singasari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dalam sejarah Kerajaan Singasari dikenal bahwa kerajaan tersebut merupakan pemersatu dari daerah Kediri, dengan Tumapel.

Masa Kejayaan Kerajaan Singasari

Kerajaan Singasari berada pada masa kejayaannya saat di bawah pemerintahan raja terakhirnya yaitu Kertanegara (1272-1292 M). Kejayaan kerajaan ini terlihat melalui pencapaian yang dimiliki oleh Kertanegara.

Kertanegara dikenal sebagai sosok yang sangat cerdas khususnya dalam bidang politik dan keagamaan pada saat memimpin Singasari. Pada masa itu, Kertanegara juga diketahui memiliki pengetahuan yang sempurna dalam ilmu ketatanegaraan, ilmu tentang hakikat, ilmu pengetahuan dan bahasa serta patuh terhadap aturan agama.

Cakrawala Mandala Dwipantara merupakan sebuah wawasan kemaritiman yang digagas oleh Kertanegara. Gagasan ini yang kemudian mempelopori aksi dan kejayaan yang dimiliki Kerajaan Singasari.

Gagasan politik untuk menyatukan pulau-pulau di luar Jawa agar tunduk dalam suatu kepemimpinan, merupakan gagasan yang dimiliki oleh Kertanegara. Puncak kejayaan dari Singasari juga terlihat dari kerjasama yang terjalin.

Hubungan diplomatik yang dimiliki Singasari pada saat itu. Hal itu, terlihat pada saat Kertanegara mengirimkan ekspedisi bahari ke Kerajaan Malayu dan Campa (saat ini Vietnam).

Tujuan hubungan diplomatik ini adalah untuk mencegah serangan Mongol yang saat itu diisukan akan melakukan serangan ke wilayah Asia Tenggara.

Peninggalan Kerajaan Singasari

Candi Singasari (Gramedia.com)

Mengutip buku Mengenal Kerajaan-kerajaan di Nusantara (2019) oleh Sutarto Saputro, Kerajaan Singasari meninggalkan bukti peninggalan sejarah. Peninggalan sejarah Kerajaan Singasari menjadi bukti eksistensi kerajaan ini di masa kejayaannya.

Berikut peninggalan Kerajaan Singasari:

  • Candi Singasari

Candi Singasari ditemukan Nicolaus Engelhard pada 1803 di tengah hutan jati, kini di kota kecamatan Singasari dekat kota Malang. Candi ini juga menyimpang sebagian abu Raja Singasari terakhir, Kertanegara.

Di Candi SIngasari juga ditemukan arca Prajnaparamita yang disebut penduduk setempat sebagai 'patung Ken Dedes'.

  • Candi Jawi

Candi Jawi memiliki nama asli Jajawa dan dibangun sekitar abad ke -13. Candi ini berada di kaki Gunung Welirang, Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen, Pasuruan, Jawa Timur. Candi Jawi juga dikenal sebagai tempat penyimpanan abu raja terakhir Singasari, Kertanegara.

  • Candi Kidal

Candi Kidal ini terletak di lembah Gunung Bromo. Di ruangan candi ini dulu terdapat arca Siwa Mahadewa yang sekarang disimpan di Royal Tropical Institute di Amsterdam.

Arca Siwa Mahadewa ini kemungkinan perwujudan dari Raja Anusapati, raja kedua Kerajaan Singasari, keterangan dari Kitab Negarakertagama.

  • Prasasti Singasari

Prasasti Singasari atau Prasasti Gajah Mada ditemukan di sebelah Utara Candi Singosari, Malang, Jawa Timur pada 1904. Prasasti ini diukir di batu dengan aksara Jawa kuno.

Isi Prasasti Singasari diawali dengan penyebutan tahun 1214 Śaka bulan Jyeṣṭa adalah wafatnya (kamoktan) Raja Kertanagara. Dalam prasasti ini, Kertanegara yang disebut sebagai Paduka Bhaṭāra sang lumah ring Siwa Buddha.

Sedangkan tahun 1214 Saka bertepatan dengan tahun 1292 M, saat raja terakhir Singasari, Kertanegara wafat dalam serangan Jayakatwang.

  • Arca Amoghapasa

Prasasti ini ditulis dengan huruf Jawa Kuna dan bahasa campuran antara Sansekerta dan Melayu Kuno. Isinya menceritakan tentang Arca Amoghapasa yang berasal dari Bhumi Jawa dan ditempatkan di Dharmmasraya.

Arca ini merupakan persembahan dari Kertanegara, Raja Singasari di Jawa kepada Sri Maharaja Srimat Tribhuwanaraja Mauliwarmmadewa yang berkuasa di Kerajaan Dharmmasraya di Melayu. Arca ini kini disimpan di Museum Nasional Jakarta.