Bahas Ekonomi AS - Cina, Joe Biden dan Xi Jinping Akan Bertemu Virtual
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan mengadakan pertemuan virtual dengan pemimpin Cina Xi Jinping pada hari Senin (15/11/2021), Gedung Putih melaporkan. Kedua pemimpin dunia itu akan melakukan pembicaraan yang diharapkan Washington akan menciptakan stabilitas di tengah meningkatnya ketegangan di antara dua negara ekonomi terbesar dunia itu.
Melansir Reuters, pertemuan virtual ini diharapkan menjadi pertemuan paling ekstensif para pemimpin di bawah pemerintahan Biden dan akan menindaklanjuti topik dalam perbincangan telepon antara keduanya pada 9 September 2021.
Washington dan Beijing selama ini berdebat tentang beragam masalah, mulai dari asal mula pandemi Covid-19 hingga perluasan persenjataan nuklir Cina. Para pejabat AS percaya keterlibatan langsung dengan Xi adalah cara terbaik untuk mencegah hubungan yang meningkat ke arah konflik.
"Kedua pemimpin akan membahas cara untuk mengelola kompetisi secara bertanggung jawab serta cara bekerja sama di mana kepentingan kita selaras," kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki dalam sebuah pernyataan. "Presiden Biden akan memperjelas niat dan prioritas AS dan menjadi jelas dan jujur tentang keprihatinan kami."
Beijing juga ingin menghindari konfrontasi karena Xi menghadapi tahun yang penting ke depan dengan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin Cina dan Kongres Partai Komunis utama di mana ia berupaya mengamankan masa jabatan untuk ketiga kalinya—dan sekaligus yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Kementerian luar negeri Cina mengatakan pada hari Sabtu (13/11/2021) kedua pemimpin itu akan bertukar pandangan tentang hubungan bilateral dan isu-isu kepentingan bersama dalam KTT, yang akan berlangsung pada Selasa pagi (16/11/2021) di Asia.
Seorang pejabat senior AS mengatakan Biden akan menjelaskan bahwa dia menyambut persaingan ketat dengan Cina, tetapi tidak menginginkan konflik. Pertemuan itu akan dilakukan setelah Biden menandatangani kesepakatan infrastruktur bipartisan senilai $ 1 triliun dalam upacara besar pada hari Senin untuk merayakan rencana pembaruan domestik yang dia yakini akan memposisikan Amerika Serikat untuk bersaing dengan Cina.
Para pejabat AS telah mengecilkan kemungkinan kemajuan dalam perdagangan, di mana Tiongkok tertinggal dalam komitmen untuk membeli lebih banyak barang dan jasa AS senilai $200 miliar.
Sementara, Cina terus mendorong keringanan dari tarif ratusan miliar dolar yang dikenakan di bawah mantan Presiden Donald Trump, dengan alasan ini dapat membantu kedua belah pihak dengan mengurangi inflasi dan meningkatkan lapangan kerja.