SMRC Prediksi Pemilu 2024 Memiliki Tiga Poros Koalisi

Aryo Widhy Wicaksono
22 April 2022, 13:00
Peserta penyadang disabilitas mengikuti simulasi pemungutan dan penghitungan suara dengan desain surat suara dan formulir yang disederhanakan untuk pemilu tahun 2024 di Halaman Kantor KPU, Jakarta, Selasa (22/3/2022).
ANTARA FOTO/Reno Esnir/foc.
Peserta penyadang disabilitas mengikuti simulasi pemungutan dan penghitungan suara dengan desain surat suara dan formulir yang disederhanakan untuk pemilu tahun 2024 di Halaman Kantor KPU, Jakarta, Selasa (22/3/2022).

Lembaga riset dan konsultan politik Saiful Mujani & Consulting (SMRC) memprediksi akan ada tiga poros koalisi pada Pelaksanaan Pemilu 2024. Mereka terdiri dari poros Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), dan Partai Golkar.

Pendiri SMRC, Saiful Mujani, mengungkap prediksi ini setelah mempelajari hasil survei nasional terbaru mereka pada akhir Maret lalu. Selain itu, melihat adanya kewajiban partai politik untuk memenuhi presidential treshold sebesar 20% kursi di DPR atau 25% suara nasional, sebagai ambang batas mengajukan pasangan calon presiden (Capres).

Saat ini, hanya PDIP yang memenuhi syarat ambang batas tersebut, sementara partai lainnya perlu untuk membuat koalisi.

"Kalau PDIP maju sendiri, peluangnya kecil, karena PDIP kemungkinan merasa tidak strategis kalau maju sendiri," ujar Saiful Mujani, di kanal Youtube SMRC TV, Kamis (21/4).

Menurut Saiful Mujani, meski PDIP dapat memilih partai secara bebas, kemungkinannya mereka akan mendekati partai yang memiliki ideologi dan latar belakang religius.

Jika melihat kepada sejarah dan hubungan komunikasi yang telah terjalin, PDIP berpeluang koalisi dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) atau Partai Amanat Nasional (PAN).

"Supaya suasana Islamnya bisa masuk," ungkapnya.

Opsi lain juga terbuka untuk PDIP, yaitu mendekati ormas Nahdlatul Ulama (NU). Jika melihat beberapa kali penyelenggaraan Pemilu, capres dari PDIP kerap berpasangan dengan tokoh NU. Dimulai pada Pemilu 2004, ketika Megawati Sukarnoputri memilih Hasyim Muzadi sebagai pasangan calon wakil presiden. Kemudian, Jokowi juga berpasangan dengan tokoh NU, yaitu Jusuf Kalla pada 2014, dan Maaruf Amin pada 2019 lalu.

Saiful menilai PDIP berpotensi mengusung Ganjar Pranowo sebagai kandidat capres, jika melihat pada elektabilitasnya. Ganjar akan bersanding dengan tokoh dari NU.

"Pasangannya siapa kemungkinan ngambil dari NU. Ada Khofifah, dia cukup kuat di Jawa Timur, atau Yahya Cholil Staquf," ucapnya.

Nama lain yang mungkin bersanding dengan Ganjar adalah Eric Thohir atau Ridwan Kamil.

Sementara Gerindra kemungkinan akan berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). "Misalnya Prabowo dengan Cak Imin, mungkin saja," jelasnya.

Halaman:
Reporter: Ashri Fadilla
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...