Grab dan Gojek Tutup Layanan Kuliner, Startup Baru Ambil Peluang
Startup sektor Software as a Service (SaaS) ESB meluncurkan platform kuliner Ayomakan!, pada saat pemain besar seperti Grab dan Gojek menutup beberapa layanan yang berfokus kepada kuliner.
Grab misalnya, akan menutup layanan dapur sewa alias cloud kitchen yakni GrabKitchen pada Senin (19/12). Akibat penutupan ini, ada pegawai yang terkena dampak alias mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).
Gojek menutup layanan GoLife (GoMassage dan GoClean) dan GoFood Festival atau jaringan pujasera GoFood pada Juni 2020. Ini karena terkena dampak pandemi Covid-19.
Menurut Co-founder & CEO ESB, Gunawan Woen, market food and beverage (F&B) memiliki potensi yang besar.
"Ini adalah satu market yang dulu ga pernah dilirik sama pemain software," kata dia dalam peluncuran Ayomakan! di Senayan Park, Jumat (16/12).
ESB merupakan bisnis B2B sebagai perusahaan teknologi software terintegrasi khusus untuk bisnis F&B. Peluncuran platform Ayomakan!, akan menjadi bisnis B2C perusahaan.
Gunawan tidak melihat bisnisnya sebagai kompetitor dari pemain aplikasi yang sudah ada di Indonesia. "Walau mereka banyak layoff atau tutup layanan," katanya.
Ia pun mengatakan dua jenis aplikasi yang paling banyak dipakai masyarakat adalah sosial media dan aplikasi chat. "Sedangkan di Indonesia banyak sekali pebisnis yang belum memanfaatkan dua media itu secara maksimal," katanya.
Alasan lainnya, ia melihat umumnya masyarakat tidak suka ditawari untuk mengunduh aplikasi baru. Sebab untuk mengunduh aplikasi dibutuhkan waktu lama dan proses panjang.
Di samping itu, untuk membuat aplikasi juga membutuhkan biaya mahal, padahal ada risiko masyarakat belum tentu mau mengunduh. Selain itu, perusahaan harus merogoh sekitar US$ 5 - US$ 10 per instalasi untuk mendorong aplikasi.
"Jadi keyakinan saya untuk orang Indonesia belanja lewat web sangat tinggi," katanya. "Karena buat saya ini bahkan belum 1% dari transaksi yang terjadi lewat web, justru ini jadi opportunity."
Berdasarkan kondisi itu, platform Ayomakan! tidak memiliki aplikasi, dan hanya berbasiskan pada halaman di website.
Gunawan pun menjelaskan, pihaknya juga memiliki tujuan untuk mendorong merchant bisa berjualan di dua platform yang setiap hari pasti dipakai masyarakat, yakni sosial media dan aplikasi chat tadi.
Menurutnya, pembuatan web lebih diminati dibandingkan membuat aplikasi. "Apalagi untuk restoran," katanya.
Ia mencontohkan keberhasilan Shopify, perusahaan asal Amerika Serikat (AS). "Dan kami ingin bawa ini ke Indonesia," ujarnya.
Ia berharap peluncuran Ayomakan! dapat menjadi saluran alternatif dan membantu pebisnis, khususnya UMKM, untuk naik kelas. Saat ini sudah lebih dari 6.000 merchant yang bergabung dengan Ayomakan!.
Ke depannya, Gunawan menargetkan situsnya menjadi one stop solution. "Jadi mesti memastikan pembayarannya sampai dan memastikan makanannya sampai ke customer," ujarnya.