Pengurangan Jumlah Rig di Amerika Dongkrak Harga Minyak

Miftah Ardhian
4 Juli 2017, 21:10
Rig
Katadata

Setelah cenderung nyaris tak bergerak, harga minyak mentah melompat tinggi sekitar 2,5 persen menjadi US$ 46 per barel pada Jumat (30/6) pekan lalu. Bahkan, dalam 50 hari ke depan, harganya diperkirakan akan terus bergerak naik mencapai US$ 47,54 per barel.

Menurut David Becker, yang merupakan geologist dan Direktur Tanglewood Capital Partners, salah satu penyebab melonjaknya harga minyak dunia adalah berkurangnya jumlah anjungan pengeboran (rig). Mengacu data Baker Hughes, perusahaan jasa penunjang migas terbesar di Amerika Serikat (AS), jumlah rig minyak yang beroperasi saat ini telah berkurang dua.

(Baca: Turun 7%, Harga Minyak Indonesia Juni Capai Level Terendah Tahun Ini)

Berkurangnya jumlah ini juga menyebabkan turunnya produksi serpih di Amerika Serikat. “Pengurangan rig ini merupakan yang pertama kali sejak 24 minggu terakhir,” kata David dalam tulisannya di FX Empire yang dikutip dari Yahoo Finance, 1 Juli lalu.

Penurunan jumlah ini juga bukan tanpa sebab. Hal itu terjadi karena harga minyak sudah berada pada level terburuk sejak 1998. Harga minyak yang berada di level US$ 45 per barel dianggap tidak lagi menguntungkan bagi produsen serpih (shale).  

Berbeda dengan minyak, jumlah rig yang beroperasi untuk gas tetap meningkat satu. Jadi secara total jumlah rig minyak dan gas yang ada di Amerika Serikat berjumlah 940. Adapun tahun lalu hanya mencapai 509.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...