Balikpapan Jadi Salah Satu Kandidat Kuat Ibu Kota Baru
Balikpapan di Provinsi Kalimantan Timur, menjadi salah satu calon kuat lokasi ibukota baru Indonesia. Kota di pesisir timur Kalimantan yang langsung berbatasan dengan Selat Makassar ini mencuat dalam kajian pemerintah mengenai pemindahan ibukota negara dengan didukung berbagai faktor.
“Ada satu daerah yang ideal, daerah yang dekat dengan Teluk Balikpapan," ujar sumber Katadata di pemerintahan, Rabu (9/8). “Arah ke utara dari pusat kota Balikpapan. Lahan di sana milik pemerintah.”
Beberapa poin keunggulan Balikpapan adalah kota ini terletak di tepi pantai (coastal), dibandingkan kandidat lain ibukota yaitu Palangkaraya yang berada di tengah Pulau Kalimantan. Alhasil, ibukota Provinsi Kalimantan Tengah ini tidak memiliki akses langsung ke laut, atau dikenal dengan istilah land-locked.
Wacana pemindahan ibukota dari Jakarta -- yang sudah penuh sesak, ditambah masalah kemacetan yang menyebabkan inefisiensi—sebenarnya sudah mengemuka sejak beberapa tahun lalu.
Pemerintah bisa memilih langkah seperti Malaysia yang memindahkan pusat pemerintahannya ke Putra Jaya dari Kuala Lumpur, atau seperti Amerika Serikat yang menjadikan Washington D. C. sebagai ibukota negara, sementara New York sebagai pusat bisnis dan keuangan.
Imron Bulkin, staf khusus Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), tidak bersedia mengkonfirmasi lokasi yang memiliki peluang besar menjadi ibukota baru negara.
“Yang dipindahkan pusat pemerintahan. Tidak jauh beda dengan di Malaysia (Putra Jaya). Cuma bedanya kalau di Putra Jaya dekat dengan KL. Kalau kita, karena ada tujuan untuk mengurangi kesenjangan, jadi mungkin ada baiknya dibawa ke luar Jawa,” ujarnya.
Mencuatnya Balikpapan bertentangan dengan yang ramai diberitakan banyak media massa bahwa Palangkaraya yang diincar pemerintah, seperti yang pernah diwacanakan Soekarno tahun 1957.
Pemikiran Soekarno saat itu adalah posisi Palangkaraya yang ada di pulau terbesar Indonesia dan letaknya yang di tengah-tengah wilayah NKRI. Selain itu, Soekarno ingin memiliki ibukota yang dibangun berdasarkan konsepnya sendiri, khas Indonesia, mengingat pembangunan di Jakarta dan di Jawa adalah konsep peninggalan Belanda.
Tapi dari sisi perdagangan, suatu kota yang berada di tepi pantai otomatis menikmati keunggulan dari sisi biaya logistik yang lebih efisien karena memiliki akses jalan darat maupun jalur laut langsung.
Negara-negara land-locked di dunia lebih banyak yang menempati posisi negara termiskin, antara lain karena mereka menanggung biaya perdagangan yang lebih tinggi dibandingkan negara-negara maritim.
Selain itu, Palangkaraya berada di provinsi yang memiliki banyak lahan gambut di Kalimantan. “Jadi menambah nilai minus dalam perhitungan pemilihan ibukota baru,” ujar sumber Katadata.
Berdasarkan situs pemerintah setempat, kawasan gambut di Kalimantan Tengah diperkirakan mencakup areal seluas 3,47 juta hektare, atau sekitar 22% dari total luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah.
Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, feasibility study soal pemindahan ibukota masih berlangsung dan ditargetkan selesai pada akhir tahun ini dan akan dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo.
Melalui akun Twitter-nya, Jokowi pada 13 Juli lalu angkat suara. "Wacana pemindahan ibukota masih dalam tahap kajian. Perlu kalkulasi matang agar benar-benar bermanfaat -JKW."