ConocoPhilips Bahas Kelanjutan Blok South Jambi B dengan Mitra
ConocoPhilips belum bisa memutuskan nasib Blok South Jambi B setelah kontrak berakhir di 2020. Perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Amerika ini masih mendiskusikan dengan mitra untuk mengambil keputusan.
Vice President Relations & Security ConocoPhillips Indonesia Joang Laksanto berharap dalam beberapa waktu ke depan sudah ada keputusan mengenai hal tersebut. "Kami masih mengevaluasi dengan mitra PSC South Jambi B dan akan menanggapi pemerintah sesuai dengan itu," kata dia kepada Katadata, Jumat (25/7).
(Baca: Blok South Jambi B Stop Operasi, Pasokan Gas ke Singapura tak Terganggu)
Adapun mitra ConocoPhillips di blok tersebut yakni Petrocina dan usaha PT Pertamina (Persero), Pertamina Hulu Energi (PHE).
Di Blok South Jambi B, ConocoPhillips bertindak sebagai operator dan memegang 45% hak kelola. Sedangkan mitranya yakni Petrochina sebanyak 30% dan PHE sebesar 25%.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, kontrak PSC Blok South Jambi B pertama kali ditandatangani pada 1990. Wilayah kerjanya seluas 594 mil persegi di darat (onshore), Jambi. Produksi gas lapangan pertama dimulai pada 2004. Adapun gas dari blok tersebut untuk memasok kontrak gas dengan supply Pte.Ltd melalui jalur pipa TGI Singapura.
(Baca: Pasokan Gas ConocoPhillips untuk PLN Terkendala Izin PGN)
Menteri ESDM Ignasius Jonan sebenarnya telah membahas nasib Blok South Jambi dengan CEO ConocoPhillips Ryan Lance. Pembahasan ini dilakukan saat lawatannya ke Houston, Amerika Serikat Juli lalu.
Dalam pertemuan itu, Menteri Jonan meminta ConocoPhillips segera mengajukan proposal pengelolaan blok tersebut setelah kontrak berakhir. Opsinya adalah bermitra dengan Pertamina atau perusahaan lainnya.
(Baca: Kunjungi Amerika, Jonan Minta Perusahaan Migas Tingkatkan Investasi)
Jonan ingin mengetahui usulan ConocoPhillips setelah kontrak berakhir. "South Jambi B mau habis. Saya juga minta usulan mereka, kalau habis maunya apa," kata dia dalam temu wartawan di Kementerian ESDM, Selasa (1/8).