Pertamina Siap Pasok Gas Alam Cair ke Bangladesh
PT Pertamina (Persero) akan memasok gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) ke Bangladesh. Ini sesuai dengan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yang ditandatangani Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dengan Minister of Power, Energy and Mineral Resources Bangladesh Nasrul Hamid MP, Jumat (15/9).
Dengan nota kesepahaman itu , Pertamina akan menjual LNG kepada Petrobangla, yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) energi di Bangladesh. "Ini juga untuk mempererat hubungan yang lebih besar di sektor bisnis," kata Jonan usai penandatanganan MoU di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (15/9).
(Baca: Dilarang Impor Gas, Pertamina Sasar Pasar Asia)
Minister of Power, Energy and Mineral Resources Bangladesh Nasrul Hamid MP mengatakan kerja sama ini untuk mengatasi kekurangan gas di Bangladesh, terutama sektor kelistrikan. Apalagi defisit gas tahun depan diperkirakan sekitar 1 mtpa dan akan meningkat menjadi sekitar 11 mtpa pada 2030.
Adapun konsumsi gas di Bangladesh saat ini totalnya sekitar 700 juta kaki kubik per hari (mmsfd) dan akan terus meningkat setiap tahunnya. Konsumsi gas di Bangladesh, salah satunya adalah pembangkit listrik. Bahkan Bangladesh berencana meningkatkan kapasitas pembangkit menjadi 24.000 megawatt (MW) di 2021 dan akan terus meningkat menjadi 40.000 MW di 2031.
Nasrul berharap, pasokan gas itu bisa dimulai April tahun depan. Alasannya pada 2018 ada dua unit penyimpanan dan regasifikasi terapung (floating storage regasification unit/FSRU) yang sudah mulai beroperasi. Kapasitasnya masing-masing 500 mmscfd.
(Baca: Konsumsi Gas Indonesia Sentuh Level Terendah dalam 9 Tahun)
Chairman Petrobangla Abdul Mansur mengatakan selain menyasar LNG dari Pertamina, perusahaannya juga sudah bekerja sama dengan perusahaan asal Qatar, RasGas Co. "Kami harus mencari energi untuk mendukung pertumbuhan permintaan," kata Abdul.
Selain itu, isi nota kesepahaman itu juga membuka kesempatan Pertamina membangun fasilitas penerimaan LNG. Fasilitas itu terdiri dari FSRU, mooring dan infrastruktur off-loading, sub-sea dan pipa gas darat (onshore) ke pembangkit listrik di Bangladesh.
(Baca: Luhut: Gunakan LNG Sendiri, Tak Ada Kontrak Jual Beli dengan Singapura)
Di tempat yang sama Direktur Gas Pertamina Yenni Andayani mengatakan untuk jumlah LNG yang dipasok, masih dalam pembahasan, termasuk sumber LNG. Yang jelas LNG tersebut milik Pertamina. "Ini baru awal kerjasama, dibuka kesempatan untuk pengembangan bisnis, kita akan bicara lebih lanjut, teknisnya nanti," kata dia.