Pengusaha Harap Rupiah Tak Anjlok Melebihi 13.500 per Dolar AS

Miftah Ardhian
3 Oktober 2017, 20:41
Forum Grup Discussion Kadin
Arief Kamaludin|KATADATA
Suasana saat memberikan masukan kepada Forum Grup Discussion Kadin mengenai RUU Migas di Jakarta, Senin, (12/10). Pembahasan yang juga dihadiri oleh akademisi dan perusahaan Migas mengambil tema, soal RUU Migas dan putusan MK no.36/2012.

Pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bisa membuat target bisnis meleset. Pengusaha berharap nilai tukar rupiah tidak melemah lebih dari Rp 13.500 per dolar AS.

Ketua Umum Kadin Rosan P. Roeslani menjelaskan, pada umumnya, pengusaha menginginkan nilai tukar rupiah stabil. Sebab, bila naik turun terlalu drastis bisa merugikan sebagian pengusaha. Bila nilai tukar rupiah melambung tinggi, misalnya, yang diuntungkan adalah pengusaha batu bara karena pendapatannya dalam dolar AS. Namun, perusahaan yang pendapatannya rupiah tetapi utangnya dalam dolar akan mengalami kesulitan.

"Saya bicara dengan teman-teman pengusaha dan asosiasi, kalau Rp 13.500 jangan naik lagi-lah. Walaupun melihat kecenderungannya masih akan melemah," ujar Rosan saat ditemui di Hotel Ritz-Charlton Kuningan, Jakarta, Selasa (3/10). (Baca juga: Rupiah Terus Melemah Dekati Level 13.600 per Dolar AS)

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kadin bidang Hubungan Internasional Shinta Kamdani menjelaskan, pengusaha telah mengantisipasi pelemahan nilai tukar rupiah di level Rp 13.500 per dolar AS. Namun, jika pelemahan ini berlanjut, akan memberikan pengaruh terhadap jalannya bisnis perusahaan. 

"Saat ini Rp 13.500. Jadi, kalau lewat dari itu, kalau Rp 13.700 atau Rp 13.800 itu baru kami akan sangat khawatir," ujar Shinta. Namun, ia yakin pemerintah dan Bank Indonesia (BI) akan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. (Baca juga: Ditekan Sentimen Global, Kurs Rupiah Tak Sekuat Ringgit dan Bath)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...