Edukasi Masyarakat, Pertamina Upayakan Cegah Kebakaran Hutan

Miftah Ardhian
18 Oktober 2017, 14:45
Kebakaran Hutan
Ulet Ifansasti / Greenpeace
Asap keluar dari lahan gambut yang terbakar, sementara sebuah alat berat menggali lahan gambut untuk membuat kanal di lahan kelapa sawit milik PT Rokan Adiraya di desa Sontang, Rokan Hulu, Riau.

PT Pertamina (Persero) berupaya untuk melakukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan khususnya di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Pencegahan ini dilakukan dengan cara memberi pelatihan kepada masyarakat serta alat-alat dan akses air untuk memadamkan titik api sebelum membesar.

General Manager (GM) Refinary Unit II Sei Pakning Otto Gerentaka mengatakan setelah kejadian kebakaran hutan di kawasan hutan dan lahan Sei Pakning pada 2012-2014 lalu, Pertamina mencoba mengedukasi dan melibatkan masyarakat agar lebih waspada. Masyarakat diharapkan bisa memiliki perhatian lebih agar bencana tersebut tidak kembali terulang. Apalagi, isu kebakaran hutan di Indonesia khususnya di Riau telah menjadi perhatian dunia.

Advertisement

Pertamina menyadari masyarakat tak akan bisa menanggulangi kebakaran hutan sendiri. Makanya perusahaan migas negara ini berinisiatif menyediakan fasilitas berupa edukasi, alat-alat pemadam, dan akses air untuk meredam kebakaran lahan dan hutan. "Pertamina memberikan zero tolerance pada kebakaran hutan dan lahan," ujar Otto saat acara sarasehan bersama mitra binaan dan stakeholder, di kawasan Kilang Sei Pakning, Bengkalis, Riau, Rabu (18/10).

Beberapa yang telah dilakukan Pertamina adalah dengan memfasilitasi kelompok yang menamakan dirinya Masyarakat Peduli Api (MPA). Pertamina memberikan edukasi, pemberian alat pemadam, selang air, sampai dengan memperbaiki akses sungai agar bisa teraliri air dengan baik guna menjadi sumber utama pemadaman api.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) M. R. Karliansyah mengatakan sempat terjadi kebakaran hebat di Pulau Sumatera pada tahun 2015 dengan potensi kerugian lebih dari Rp 200 triliun, 504 ribu masyarakat di 6 provinsi terjangkit penyakit, khususnya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), dan hak masyarakat mendapatkan udara segar terganggu. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement