Diminta Jonan, BP Akan Pangkas Biaya Proyek Tangguh
BP tengah mengupayakan adanya efisiensi biaya pada proyek gas alam cair (LNG) Tangguh, di Papua Barat. Ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dengan LNG Japan Corporatiron beberapa pekan lalu.
Head of Country BP Indonesia Dharmawan Samsu menyampaikan keinginan yang sama dengan pemerintah untuk menekan biaya proyek Tangguh. Ini agar biaya pengembalian operasi (cost recovery) yang dibayarkan pemerintah juga bisa lebih efisien.
Namun, sampai saat ini pihaknya belum bisa merinci pos anggaran mana saja yang akan ditekan. “Karena proyek Tangguh itu besar. Namun, pada dasarnya kami mempunyai keinginan yang sama dengan pak Menteri untuk membuat cost recovery efisien,” kata dia kepada Katadata, Senin (30/10).
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher pernah mengatakan pihaknya juga masih mengkaji ulang pos-pos biaya yang masih dapat diefisiensikan pada proyek Tangguh tersebut, khususnya untuk proyek Tangguh train III. “Masih akan dibahas lebih lanjut dengan tim teknis, area mana saja yang masih memiliki potensi," kata dia kepada Katadata beberapa pekan lalu.
Proyek Tangguh saat ini memiliki tiga train. Train I dan II sudah beroperasi. Sedangkan Train III saat ini sedang tahap konstruksi. Adapun, investasi dari Train III berdasarkan keputusan akhir investasi (financial investment decision /FID) mencapai US$ 8 miliar.
Tangguh LNG merupakan suatu pengembangan unitisasi dari enam lapangan gas terunitisasi yang terletak di wilayah Kontrak Kerja Sama (KKS) Wiriagar, Berau dan Muturi di Teluk Bintuni, Papua Barat. Proyek ini dioperatori oleh BP.
(Baca: Jonan Minta Pemangkasan Biaya Proyek Tangguh ke Perusahaan Jepang)
Pada proyek ini BP juga bermitra dengan kontraktor lainnya, seperti LNG Japan Corporation. Pada 1999, perusahaan Jepang ini bergabung pada proyek Tangguh dengan mengakuisisi 5% saham di Blok Muturi dari BG International Ltd dan lainnya. Lalu pada 2004 meningkatkan porsi kepemilikannya menjadi 34,23% di blok Muturi dari akusisi BG International Ltd, sementara di proyek LNG Tangguh, perusahaan ini memiliki hak kelola sebesar 7,35%.
Atas dasar itulah, ketika bertemu manajemen LNG Japan Corporation, Menteri ESDM Ignasius Jonan menyoroti biaya proyek Tangguh. “Menteri ESDM meminta agar dilakukan diskusi lebih detail dengan SKK Migas untuk penurunan cost pada proyek LNG Tangguh,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi dan Kerja Sama Kementerian ESDM Dadan Kusdiana berdasarkan keterangan resminya, Kamis (19/10).