NuEnegy Ajukan Proposal Pengembangan Blok Tanjung Enim Akhir Tahun Ini
Perusahaan energi asal Australia, NuEnergy Gas Limited tengah menyelesaikan proposal pengembangan lapangan (Plan of Development/PoD) di blok nonkonvensional Tanjung Enim di Sumatera Selatan. Jika tidak ada kendala, targetnya PoD tersebut bisa diajukan ke SKK Migas tahun ini.
Chief Operating Officer NuEnergy Unggul Setyatmoko mengatakan dokumen PoD tersebut sedang difinalisasi. "Masih dalam persiapan dengan tim SKK Migas, submit akhir tahun ini," kata dia kepada Katadata, Jumat (17/11).
Setelah dokumen dimasukkan akhir tahun ini, Unggul berharap PoD tersebut dapat disetujui awal 2018. Sehingga proyek tersebut bisa segera berjalan.
Ini merupakan PoD pertama yang diajukan NuEnergy di Blok Tanjung Enim. Rencananya perusahaan akan mengembangkan lapangan di bagian utara dan barat laut Blok Tanjung Enim yang sudah dieksplorasi delapan tahun terakhir.
NuEnergy juga sedang mencari pembeli yang akan menyerap gas dari blok tersebut. Langkah komersialisasi ini merupakan bagian penyusunan PoD.
Deputy Executive Chairman NuEnergy Kee Yong Wah pernah mengatakan jika PoD ini disetujui, akan menjadi sejarah penting bagi perusahaannya. "Kami bekerja untuk mewujudkan pasokan gas nonkonvensional pertama di Indonesia," kata dia dikutip berdasarkan siaran resminya pada Kamis, (3/8).
Di blok tersebut, NuEnergy diwakilkan oleh anak usahanya, yakni Dart Energy (Tanjung Enim) Pte Ltd yang bertindak sebagai operator dengan hak kelola 45%. Sisanya dipegang mitranya yang terdiri dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Metra Enim 27,5%, dan PT Bukit Asam Metana Enim 27,5%.
Berdasarkan situs resminya, Blok Tanjung Enim terletak di Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Kontrak blok ini pertama kali disetujui pada 4 Agustus 2009 lalu dengan masa kontrak 30 tahun. Adapun masa eksplorasi berlangsung selama enam tahun sampai dengan Agustus 2015, lalu mendapatkan perpanjangan empat tahun lagi hingga Agustus 2019.
(Baca: Pelaku Migas Non-Konvensional Keluhkan Aturan Pengadaan Barang dan Jasa)
Wilayah kontrak terdiri dari total 313 kilometer persegi yang mengandung ketebalan batubara rata-rata 213 kaki sampai 230 kaki atau 65-70 meter. Kemudian lapisan batubara peringkat rendah mulai dari 984 kaki atau 300 meter menjadi 2.297 kaki atau sekitar 700 meter, dengan kadar gas yang dilaporkan rata-rata 120 kaki kubik standar per ton (scf).