DPR Nilai Holding Migas Merugikan Masyarakat

Miftah Ardhian
27 November 2017, 19:47
Pipa gas
Arief Kamaludin|KATADATA

Pembentukan perusahaan induk (holding) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor minyak dan gas bumi (migas) masih mendapat tantangan. Realisasi rencana ini justru dinilai dapat mengurangi manfaat yang bisa diterima masyarakat dibanding BUMN migas yang ada melakukan usahanya sendiri-sendiri.

Anggota Komisi VI DPR Bambang Haryo Soekartono mengatakan Kementerian BUMN memang telah mengkomunikasikan holding migas ini kepada anggota dewan. PT Pertamina (Persero) ditunjuk menjadi pimpinan holding ini dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. menjadi anak usahanya.

Advertisement

Meski begitu, dia menilai langkah pembentukan holding migas ini kurang tepat. "(Akan menjadi) masalah jika Pertamina mau digabung sektor migasnya dengan PGN. Manfaat yang diterima publik akan semakin memburuk," ujar Bambang saat acara diskusi dengan media, di Hotel Westin Jakarta, Senin (27/11).

Salah satu pengurangan manfaat yang bisa diterima publik adalah harga biaya transportasi gas yang semakin malah. Saat ini Pertamina menerapkan biaya distribusi gas sebesar US$ 2,5 per juta british thermal unit (mmbtu), sedangkan biaya yang dikenakan PGN untuk melakukan hal yang sama hanya US$ 0,7 per mmbtu.

"Pasti dengan holding akan pakai harga Pertamina. Jadi, naik ke atas. Akhirnya harga jual gas ke masyarakat akan lebih mahal," ujar Bambang. (Baca: Aturan Holding Jadi Sentimen Positif Saham BUMN Tambang)

Menurutnya, sebelum merealisasikan rencana ini, Kementerian BUMN sebaiknya melakukan perbaikan diinternal masing-masing BUMN yang akan dijadikan holding, terutama di sektor migas. Alasannya, sinergi BUMN yang menjadi program pemerintah pun belum berjalan dengan maksimal, bahkan terlihat seperti tergesa-gesa membentuk holding ini.

Apalagi, penunjukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang akan memimpin holding ini tidak dilakukan berdasarkan kapasitas yang sesuai. Dia mencontohkan dalam BUMN perkebunan, tidak ditemukan SDM yang memiliki latar belakang di bidang perkebunan, pertanian, atau perhutanan untuk memimpin. Alhasil, kinerja PTPN menjadi tidak maksimal dan mengalami kerugian.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement