Lebih Untung Dibanding Bitcoin, Uang Digital Ripple Kian Populer
Mata uang digital Ripple (XRP) semakin populer. Kapitalisasi pasar ripple tercatat sebagai yang tertinggi ketiga di bawah bitcoin dan ethereum. Saat berita ini ditulis, lonjakan harga ripple bahkan tercatat sebagai yang tertinggi di antara 24 mata uang digital berkapitalisasi pasar besar atau di atas US$ 1 miliar.
Mengacu pada data coinmarketcap.com, lonjakan harga ripple dalam sepekan terakhir mencapai 211%, melampaui ethereum yang naik 54%, dan bitcoin yang hanya naik 4,19%. CEO Bitcoin Indonesia Oscar Darmawan mengatakan, ethereum dan ripple memang tengah populer saat ini. Bitcoin Indonesia sendiri turut memfasilitasi jual-beli kedua mata uang digital tersebut.
Namun, ia mengakui transaksi jual-beli ripple dan ethereum belum setinggi alias belum selikuid bitcoin. “Tidak selikuid bitcoin tetapi menurut saya cukup baik. Khususnya ripple karena ripple sendiri di-invest oleh Google Ventures,” kata Oscar kepada Katadata, Kamis (14/12). (Baca juga: BI dan OJK Belum Berencana Blokir Bitcoin)
Meski begitu, menurut dia, transaksi jual-beli bisa berlangsung segera bila jumlahnya tak sampai miliaran. Sebab, ada permintaan dan penawaran yang cukup besar. “Tergantung berapa harga mau dijual dan dibelinya. Kalau sesuai harga pasar ya cepat,” ucapnya.
Lima Mata Uang Digital Dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar
Mata Uang Digital | Kapitalisasi Pasar | Harga per satuan | Kenaikan Harga (7 Hari) |
Bitcoin | US$ 291,6 miliar | US$ 17.419,80 | 4,19% |
Ethereum | US$ 64,91 miliar | US$ 673,69 | 54,62% |
Ripple | US$ 29,59 miliar | US$ 0,76 | 211,77% |
Bitcoin Cash | US$ 29,56 miliar | US$ 1.753,42 | 20% |
Litecoin | US$ 14,88 miliar | US$ 273,99 | 180,11% |
Sumber: coinmarketcap.com pkl. 13.37 WIB
Ripple sebetulnya merupakan nama perusahaan perintis (startup) yang menggunakan teknologi blockchain untuk mengembangkan jaringan pembayaran untuk bank, bursa aset digital dan lembaga keuangan lainnya. Adapun mata uang digital ripple (XRP) digunakan pesertanya untuk bertransaksi dalam jaringan tersebut.
Startup Ripple yang didirikan pada 2012 jadi sorotan setelah mendapat pendanaan dari investor besar, di antaranya Google Ventures (GV) yang merupakan perusahaan modal ventura yang bersama dengan Google berada di bawah sayap Aphabet Inc.
Mengacu pada CNBC, bisnis Ripple telah meluas dalam beberapa bulan ini. Pada Oktober lalu, perusahaan tersebut mengumumkan sebanyak 100 institusi finansial menggunakan jaringan blockchain-nya.
Meski mata uang digital semakin populer, namun hingga kini belum ada aturan mengenai investasi terkait di Indonesia. Yang jelas, penggunaan mata uang digital sebagai alat pembayaran dilarang oleh Bank Indonesia (BI). (Baca juga: OJK Sulit Mengatur Investasi Bitcoin karena Tiga Faktor)