Harga Minyak Jadi Salah Satu Tantangan Utama Ekonomi Indonesia 2018

Arnold Sirait
22 Desember 2017, 10:56
minyak
Katadata

Harga minyak dunia akan menjadi salah satu tantangan utama bagi perekonomian Indonesia tahun 2018. Apalagi tren harga emas hitam it uterus meningkat setelah hampir selama dua tahun terakhir mengalami penurunan.

Tim riset DBS memperkirakan tahun depan, harga minyak dunia akan meningkat ke posisi US$ 60-65 per barel. Angka ini masih di atas asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2018 yang dipatok US$ 48 per barel.

Kenaikkan harga minyak ini dipacu kebijakan pemangkasan produksi dan ekspor negara penghasil minyak hingga 1,8 juta barel per hari. Apalagi, pemangkasan itu diperkirakan akan diperpanjang hingga kuartal pertama tahun depan.

Selain pemangkasan, faktor lain yang mendongkrak kenaikan harga adalah tumbuhnya konsumsi minyak Amerika Serikat, Eropa, Tiongkok dan India. “Konsumsi minyak mentah dunia akan tumbuh 1,4-1,5 juta bpd di 2017/18,” ujar tim ekonom DBS Suvro Sarkar, Pei Hwa Ho, Glenn Ng, William Simadiputra dan Janice Chua dalam laporan DBS Group Research Regional Industry Focus yang bertajuk Regional Industry Focus: Oil and Gas dikutip Jumat (22/12).

Kenaikkan harga ini tentu menggembirakan bagi industri migas dan negara produsen minyak, tapi sebaliknya bagi Indonesia, yang dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi negara net importir. Kenaikkan harga minyak dunia akan berdampak langsung terhadap pertumbuhan produk domestik bruto nasional.

Kendati demikian, tim riset DBS menyatakan peningkatan harga minyak mentah akan berdampak positif terhadap anggaran pemerintah Indonesia. Sebab, pendapatan pajak dan nonpajak dari sektor migas yang diperkirakan Rp 113 triliun masih 10 persen lebih tinggi dibanding subsidi energi 2018.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...