DPR Pertanyakan Kebijakan Impor Beras Pemerintah

Michael Reily
18 Januari 2018, 17:12
Pasar Induk Beras Cipinang
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Sejumlah calon pembeli memilih beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta, Senin (7/8).

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mempertanyakan kebijakan impor beras yang dilakukan pemerintah. Polemik penugasan impor beras yang awalnya akan dilakukan PT Perusahaan Perdagangan Internasional (PPI) kemudian menjadi Perum Bulog jadi sorotan parlemen.

Permasalahan mengenai impor beras ditanyakan oleh anggota parlemen saat Rapat Dengar Pendapat di Komisi VI. Rapat dihadiri Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti, dan Direktur Utama PPI Agus Andiyani.

Anggota Komisi VI DPR Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Rieke Diah Pitaloka menyatakan, impor disebabkan tata niaga beras yang perlu dibenahi. “Masa setiap harga naik harus impor, itu terlalu reaksioner,” kata Rieke di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (18/1).

Rieke mengungkapkan daya serap Bulog pada saat panen raya Februari hingga April tahun 2017 sangat minim. Idealnya, penyerapan Bulog harus mencapai 70% untuk memastikan keamanan stok, tapi realisasinya hanya 42%. Perhitungannya berdasarkan target 3,7 juta ton.

(Baca juga: Bulog Siapkan Anggaran Rp 15 Triliun untuk Kelola Beras)

Sehingga, dia meminta penyelidikan stok Bulog untuk mengecek ketersediaan beras di pedagang dan petani. “Persoalannya bukan tidak ada berasnya tapi yang diserap minim,” ujar Rieke.

Rieke pun menekankan fraksi PDIP menolak impor beras. Alasannya, belum ada pernyataan langsung dari Presiden Joko Widodo mengenai kebutuhan impor.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...