Laba Bersih PGN Turun ke Titik Terendah 5 Tahun Terakhir
Laba bersih PT Perusahaan Gas Negara/PGN (Persero) Tbk terus menurun dalam lima tahun terakhir. Bahkan laba bersih tahun 2017 sudah berada pada titik terendah sejak tahun 2013.
Berdasarkan laporan keuangannya, PGN mencatatkan laba bersih sebesar US$ 143,15 juta atau setara Rp 1,92 triliun. Angka ini turun sekitar 52% dari capaian tahun sebelumnya.
Jika melihat trennya, laba bersih PGN meningkat terakhir kalinya yakni tahun 2012. Saat ini, laba bersih meningkat menjadi US$ 914,5 juta dari sebelumnya hanya US$ 702,5 juta.
Laba itu kemudian turun di tahun 2013 ke level US$ 845 juta. Penurunan itu berlanjut di tahun berikutnya ke level US$ 711 juta. Tahun 2015 juga tidak bisa mendongkrak dan hanya bisa meraup US$ 401 juta dan di tahun 2016 mencapai US$ 304,3 juta.
Salah satu penyebab laba bersih tahun 2017 turun karena pertumbuhan pendapatan perusahaan tidak bisa menutup kenaikan beban. Beban pokok perusahaan itu melonjak sekitar 6% menjadi US$ 2,17 miliar. Adapun pendapatan netonya hanya tumbuh 1,2% menjadi US$ 2,93 miliar.
Pendapatan emiten berkode PGAS tersebut terutama diperoleh dari hasil Penjualan Gas Sebesar US$ 2.404,6 juta dan Penjualan Minyak dan Gas sebesar US$ 472,8 juta. "Kami melakukan berbagai upaya efisiensi sehingga mampu mencetak laba di tengah kondisi perekonomian saat ini,“ kata Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama, di Jakarta, Jumat (9/03).
Capaian dan Target Perusahaan
Selama periode Januari-Desember 2017, PGN menyalurkan gas bumi sebesar 855,5 BBTUD. Perinciannya dengan rincian, volume gas distribusi sebesar 771,55 BBTUD, dan volume transmisi gas bumi sebesar 83,95 BBTUD.
Pada kuartal IV-2017, infrastruktur pipa gas PGN bertambah sepanjang lebih dari 175 km dan saat ini mencapai lebih dari 7.450 km atau setara dengan 80% pipa gas bumi hilir nasional. "Investasi infrastruktur pipa gas bumi yang dibangun PGN hampir seluruhnya tidak mengandalkan APBN, sehingga tidak membebani negara" ujar Rachmat.
Di periode itu, PGN juga telah menyelesaikan fasilitas penunjang pasokan gas di Pasuruan. Kemudian pengembangan pipa gas bumi di sejumlah kawasan industri wilayah Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara dan Batam serta infrastruktur untuk menunjang kehandalan penyediaan listrik PLN di Tanjung Priok.
Dari infrastruktur tersebut, PGN menyalurkan gas bumi ke 1.739 pelanggan industri manufaktur dan pembangkit listrik, 1.984 pelanggan komersial (hotel, restoran, rumah sakit) dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Ada juga 177.710 pelanggan rumah tangga yang dibangun dengan investasi PGN.
Pelanggan gas bumi PGN tersebar di berbagai wilayah. Di antaranya adalah Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara dan Sorong Papua.
PGN juga mengelola dan menyalurkan gas bumi untuk transportasi ke 10 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan 4 Mobile Refueling Unit (MRU). PGN juga mengoperasikan 2 Floating Storage Regasification Unit (FSRU) yakni di Jawa Barat dan Lampung.
Rachmat mengatakan, sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonomian nasional, PGN optimistis kinerja perusahaan juga akan semakin baik. Tahun ini, PGN akan tetap mengembangkan infrastruktur gas bumi untuk memperluas pemanfaatan gas bumi bagi masyarakat.
Tahun ini, PGN juga banyak melakukan terobosan seperti program 360 degree solution. Dalam program ini, PGN dapat menghadirkan gas bumi dari hulu hingga hilir sesuai kebutuhan masyarakat di berbagai segmen pengguna gas.
PGN memiliki Saka Energy yang menyediakan gas bumi di sektor hulu. Selain itu PGN mengembangkan produk gas bumi yakniLiquefied Natural Gas (LNG) yang dilakukan oleh PT PGN LNG Indonesia, penyaluran CNG melaui anak usaha PT Gagas Energi Indonesia, sampai melalui anak usaha PGN lainnya, PGN dapat menyediakan pasokan gas bumi, listrik, pasokan bahanbakar gas untuk transportasi hingga jasa Engineering, Procurement and Construction (EPC) hingga Informasi Teknologi Komunikasi bagi para pengguna gas atau pelanggan PGN.
Beberapa proyek infrastruktur masih dalam tahap pelaksanaan, mulai dari proyek pipa gas transmisi Duri-Dumai sepanjang 67 kilometer termasuk pipa distribusi gas di Dumai sepanjang 56 km, dan pemasangan pipa distribusi di wilayah Gresik sepanjang 11 km. Selain itu, PGN mengembangkan infrastruktur pipa transmisi gas bumi West Natuna Transmission System (WNTS) ke Pulau Pemping, Provinsi Kepulauan Riau.
(Baca: Saham PGN Naik 7% Sejak Direktorat Gas Pertamina Bubar)
Untuk proyek yang didanai oleh pemerintah melalui penugasan pembangunan jaringan gas bumi untuk pelanggan rumah tangga di Lampung, Musi Banyuasin, Mojokerto, dan Rusun Kemayoran Jakarta, PGN dapat menyelesaikannya dengan tepat waktu. "PGN terus berkomitmen membangun dan memperluas infrastruktur gas nasional, walau di tengah kondisi ekonomi yang belum membaik dan turunnya harga minyak mentah dunia," ujar Rachmat.