Amien Rais vs Luhut, Kisruh Siklus Lima Tahun Jelang Pilpres
Perseteruan antara Ketua Majelis Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais dengan Menteri Koordinator Maritim Luhut Binsar Pandjaitan menyita perhatian publik. Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP Bambang Dwi Hartono menilai merupakan pernak-pernik siklus lima tahunan menjelang Pemilihan Presiden 2019 yang tak perlu disikapi serius.
“Ini tidak terbantahkan merupakan gejolak menjelang Pilpres 2019,” kata Bambang di Hotel Atlet Century, Jakarta, Rabu (21/3).
Dalam menyikapinya, PDIP memilih tidak akan larut dalam perseteruan. “Kami tenang-tenang saja, tak terlalu emosional menjelang siklus lima tahunan seperti itu,” katanya.
(Baca juga: PDIP Anggap Pidato Prabowo Dangkal soal Indonesia Bubar 2030)
Luhut menunjukkan kegeramannya kepada Amien yang menyebut aksi Presiden Joko Widodo membagikan sertifikat tanah sebagai penipuan. Amien juga menyebut 74% lahan dikuasai kelompok tertentu saja.
"Kalau kau merasa paling bersih, kau boleh ngomong. Dosamu banyak juga, kok. Sudahlah, diam sajalah. Jangan main-main, kalau main-main kami bisa cari dosamu, memang kamu siapa?" kata Luhut dalam seminar nasional "Kebijakan dan Koordinasi Bidang Maritim untuk Kesejahteraan Nelayan" di Gedung BPK, Senin (19/3),
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Muhammad Sarmuji menilai agar perseteruan tak perlu dilanjutkan karena berpotensi menjadi komoditas politik.
“Kita harus mengantisipasi dalam meredam efek buruknya. Tidak ada gunanya berantem meski tahun politik,” kata dia.
(Baca juga: Kepala BPN Sebut Masyarakat Senang Program Bagi-Bagi Sertifikat Tanah)
Sementara itu Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Widajaya menyayangkan aksi Luhut yang menanggapi Amien dengan emosional. Yunarto menganggap Luhut memberikan panggung kepada Amien Rais yang popularitasnya mulai meredup.
“Amien Rais dari dulu gaya kritiknya seperti itu, yang saya kaget kenapa harus ditanggapi secara keras?” kata Yunarto.
Dia menyatakan, Amien Rais sebagai kritikus sebaiknya didiamkan saja karena kelamaan akan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. “Publik akan melihat dia sebagai seorang kritikus, bukan negarawan yang memberikan solusi,” kata Yunarto.
Yunarto memuji sikap Jokowi yang mendiamkan kritikan yang disampaikan kepada dirinya. Pihak istana pun menegaskan kritikan Luhut tak mewakili sikap Jokowi.
“Gayanya Pak Luhut seperti itu, tidak mencerminkan sikap presiden atau tidak mencerminkan sikap pemerintah,” kata Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi.
(Baca: Tak Capai Target, Sertifikasi Lahan Hanya 4,2 Juta Hektare di 2017)